Su Wan bersandar pada pelukan Jiang Xuecheng, ia merasakan degup jantung yang kuat dari dada pria itu. Melihat wajah suaminya yang terukir begitu tampan, terlintas perasaan bahagia tak terkatakan di matanya yang sedikit merah.
Saat itu, Su Wan pun merasa bahwa Tuhan masih peduli padanya. Jika benar-benar terjadi sesuatu pada Jiang Xuecheng, ia tidak tahu harus bagaimana.
'Aku benar-benar bersyukur tidak terjadi sesuatu yang buruk kepadanya…'
Air mata Su Wan jatuh di punggung tangan Jiang Xuecheng. Air mata yang bersinar itu terasa hangat di kulit dan menyebar ke hatinya. Itu adalah sebuah perasaan kuat yang jarang sekali muncul.
"Baiklah, jangan menangis... Matamu akan berubah menjadi bengkak nanti..."
Jiang Xuecheng mencubit wajah Su Wan, perlahan menarik bibirnya ke atas dan menampilkan senyuman manis. Ia tidak dapat menyembunyikan belas kasihan di sorot matanya.
Su Wan menjawab pelan, terlintas rasa senang di hatinya.