"...."
Tidak bisa berkata-kata, baik Saint dan juga Atira langsung terdiam tak berkutik saat mendengar apa yang dikatakan Lucy.
Kenapa kau membandingkan manusia dengan ayam !!!
Meskipun keduanya tahu bahwa Lucy agak...bodoh dan bebal, tapi keduanya masih tidak menyangka bahwa kebodohannya terlalu berlebihan!
"Itu, Lucy. Manusia adalah mamalia, dan kehamilan akan ada selalu di dalam." kata Saint sambil mengelus perutnya dengan lembut.
Disaat yang sama, dia mengangkat tangan Aura ke atas dan kepalanya bersandar ke sisi kepala kecil Aura saat dia berkata: "Itu juga berlaku untuk Aura, karena itu, pertanyaanmu itu salah~"
"Ehhh...Tidak, kupikir kalian salah paham!" Lucy menghentakkan kakinya marah dan berkata dengan serius: "Maksudku, jika itu tidak mungkin untuk hamil di dalam, bagaimana jika kelahiran Aura ini dikarenakan faktor eksternal?"
"Maksudmu....Kelahiran Aura ini seperti Elf dalam dongeng yang lahir karena alam, tapi Aura ini lahir dengan terkait langsung pada Saint?"
Tatapan Atira langsung menunjukkan tatapan pengertian, lalu dia menatap Lucy seolah dia melihat hewan langka disana.
Ternyata orang ini masih bisa menggunakan otaknya?
"...." Lucy tersinggung, tapi dia mendengus dari hidungnya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Tapi pada saat ini, Saint menoleh ke arah Aura dan Aura sendiri bertanya: "Aura putri Mama, kan?"
"Mmm...."
Saint tiba-tiba mengerang dan bertanya, "Itu, Aura. Kalau tidak salah, Aura tadi mengatakan bahwa Aura memiliki kakak perempuan? Siapa namanya, dan dimana dia sekarang?"
"Kakak Perempuan Aura, dia Lily. Lily Brandish Conna, dan Lily sekarang bersama dengan Papa!"
Mata Saint berbinar dan dia langsung bertanya dengan cepat, "Lalu siapa Papa ini?"
"Aree~ Papa adalah Papa !!!"
"Tidak tidak tidak tidak, yang...Un, yang Mama maksud, siapa nama....Papa...???" senyuman Saint benar-benar kaku dan dipaksakan.
Bahkan saat dia menggunakan kata ganti Mama pada dirinya sendiri, itu benar-benar canggung!
Tapi demi kebenaran, harus ada pengorbanan !!!
"Nama Papa?" Aura memiringkan kepalanya dan bingung, "Mama dan Papa sangat dekat, kenapa Mama lupa nama Papa Samael?"
"Sa-Sa-Samael !!!!!" x2
Saint dan Atira terkejut bukan main, karena nama itu benar-benar terlalu mengejutkan bagi mereka. Dan jelas satu-satunya Samael yang bisa pikirkan adalah Samael yang itu!
Wajah Saint memerah, tapi diam-diam dia berbisik: "Begitulah, begitulah adanya..."
"Apakah kemampuan Anda berfungsi lagi, Saint?"
"Tidak, apapun yang berhubungan dengan Aura masih tersegel." Saint menggelengkan kepalanya dan dengan senyuman lembut dia berkata: "Tapi aku rasa....aku tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya."
"Ini ada kaitannya dengan sosok yang mengerikan. Karena selain...."
Saint berhenti, tapi wajahnya terus menjaga wajah yang serius dan bermartabat.
Dia menoleh keluar jendela dan berbisik: "Kurasa permainan ini akan dimulai cepat atau lambat. Tapi tidak kusangka akan menjadi seperti ini....Tuhan benar-benar menakutkan~"
–––––––––––––––
Waktu berlalu dengan cepat. Dua hari kemudian, saat Samael bangun, apa yang dia lihat adalah sepasang mata indah berwarna ungu.
Merasakan berat di perutnya, Samael hanya bisa berkata: "Pagi Lily, masih awal?"
"Um, pagi Papa. Freya awalnya datang dulu, tapi dia langsung pergi setelah melihat Lily datang."
"Ohhhhh...."
Stet ..Sret...
Gesekan ini membuat Samael menoleh, dimana disana terlihat sosok Mary yang mengantuk membuka matanya.
Tubuh telanjangnya terbuka saat ini, dan setelah agak kabur menatap Samael dan Lily, dia berbisik: "Pagi Lily, pagi sa....."
"Sayang?"
Mary terlihat kebingungan sedikit lalu dia langsung duduk dan akhirnya keluar dari kasur untuk mencari pakaian yang terlempar karena kegilaan kemarin malam.
Setelah memasang semua pakaian di tubuhnya di bawah tatapan ayah dan anak disana, Mary akhirnya mengelus rambutnya dan berkata: "Ada urusan hari ini yang sangat penting, aku pergi dulu."
Bang!
Pintu tertutup dengan keras, dan akhirnya mata biru dan ungu itu saling tatap. Samael mengedipkan matanya, dan Lily bertanya: "Mary, bertingkah aneh."
"Panggil Mama, Lily?"
"Lily tahu Papa, itu Bibi Mary."
"....Baiklah, sesukamu. Tapi...Upppp, ayo, pergi mandi?"
Samael mengangkat Lily saat dia pergi dari kasur, lalu setelah dia berdiri sambil mengangkat Lily di kedua ketiaknya, Samael berjalan menuju kamar mandi.
Lily dengan polos menoleh dan bertanya, "Papa, Bibi Finri tidak ikut mandi juga?"
"Hmmm, ayo mandi berdua saja. Gadis itu pasti sedang bermain entah dimana dengan Daisy dan Iris." kata Samael seolah dia tahu dengan pasti.
.....
Setelah ayah dan anak ini selesai mandi dan berganti pakaian, keduanya berjalan sambil bepegangan tangan menuju restoran.
Membuka kamar pribadi restoran disana, Samael disambut oleh beberapa pelayan disana dan Samael hanya mengangguk.
"Pagi semuanya, apa yang ingin kalian lakukan hari ini?"
"....Ah, Samael." Tivania pertama kali menyapa Samael dengan senyuman seperti biasanya.
Riana juga berdiri dan menarik Lily ke pelukannya, "Pagi, Lily. Apakah hari ini Lily mau pergi dengan Mama ke taman bermain?"
"Mama Lily bukan Bibi Riana!"
"Gadis kecil yang pintar. Tapi Bibi Riana adalah istri Papamu, jadi secara langsung, aku juga Mamamu~"
Bibir Lily mengerucut tidak senang, "Tidak mau! Mama adalah Mama, Lily tidak mau itu !!!!"
"Ehhh~ Benarkah~~"
Mengabaikan keduanya, Samael duduk di kursi dengan meja melingkar disana. Duduk di meja itu hanya ada Tivania, Helina dan Gabriel.
Yang lain ada di meja yang lain, dan Samael hanya tersenyum: "Riana benar-benar sangat menyukai anak-anak. Lihat saja wajahnya..."
"Mmm~ Riana sudah sewajarnya seperti itu. Insting keibuannya pasti tersulut Samael." Helina menggenggam tangan Samael dan berkata, "Jadi, kapan kau akan memberinya seorang anak?"
"Anak, kah...." Samael mengangkat alisnya dan berkata, "Bukankah Lily dan May sudah cukup?"
Tivania tidak puas dan dia langsung mencubit pinggang Samael: "Samael, kami juga ingin bayi. Kami ingin perut kami membuncit dan merasakan rasanya hamil! Sudah dua tahun lohh...."
Samael yang sudah memesan makan pagi kepada pelayan disana langsung mengangguk: "Ya, aku tidak masalah jika kalian memaksa. Dan aku sudah berada di puncaknya, jadi ayo coba....Apakah kalian bisa hamil atau tidak."
"Hehehe! Kalian semua sudah mendengarnya bukan?" Tivania langsung berdiri dan melihat para wanita Samael disekitar: "Waktunya sudah tiba !!!"
"Yaaaaaaaa !!!!" xN
Samael agak tak berdaya melihat reaksi ini, tapi pada saat ini, May yang muncul di telapak tangan Samael berkata: "Kakak, ada kenalan yang menarik datang kesini."
"Kenalan?"
May menjentikkan jarinya, dan layar biru virtual muncul untuk menampilkan potret empat orang dengan tiga wanita dewasa dan satu gadis kecil.
Lily yang muncul di dekat Samael setelah melarikan diri dari Riana tiba-tiba menunjuk gadis kecil disana.
"Itu Adik Lily! Aura !!!!"