~Happy Reading~
"Kamu bisa mempelajari ini." Xiuhuan menyerahkan sebuah gulungan pada Gia.
Gia menerimanya dan membuka gulungan tersebut. "Ini dasar elemen." Gulungan di tangannya ternyata berisi manual latihan untuk melatih elemen lain mulai dari dasar.
Xiuhuan mengangguk. "Kamu berkata hanya bisa mengendalikan unsur yang terkandung dalam elemen lain, jadi kamu harus mempelajari dasar ini," rekomendasinya.
Gia mengangguk mengerti dan melihat gulungannya dengan teliti untuk memperlajarinya.
"Oh ya bisakah aku meminta bantuan?" Gia mengangkat kepalanya dan menatap Xiuhuan.
"Tentu saja." Dengan senang hati Xiuhuan akan membantunya.
Gia mengeluarkan sebuah kertas dari cincin ruang dan menyerahkan pada Xiuhuan. "Tolong minta anak buahmu untuk menemukan pengerajin kayu atau pembuat alat musik untuk membuat ini."
Xiuhuan menatap desain benda yang tidak pernah ia lihat. "Apa ini?"
"Ini adalah alat musik, aku memiliki sebuah ide untuk memanfaatkan benda ini." Gia tidak ingin menjelaskan lebih lanjut.
"Baiklah aku akan meminta Guangli menemukannya." Ia menyimpan kertas tersebut.
"Apakah ada lagi?"
Gia mengangguk dan menunjuk api Wujin. "Aku ingin menggunakan api itu untuk melebur besi Daolu."
Xiuhuan tersenyum menyeringai dan mengizinkannya. "Gunakan sesukamu."
Gia berjalan mendekati api tersebut dan mengeluarkan biji besi Daolu dari dalam cincin ruangnya, ia meletakannya di bawah sambil mempersiapkan bahan dan beralatan untuk mengubahkanya menjadi sebuah pedang.
Xiuhuan meraih kertas desainnya dan melihat gambar pedang yang dia inginkan. "Pedang yang bagus," pujinya.
Gia mengabaikannya dan terus mempersiapkan barang-barangnya.
"Kau tidak mengusirku, untuk mencegah melihat teknikmu?" Xiuhuan menaikan sebelah alisnya karena Gia tidak mengusirnya.
"Bahkan jika aku mengusirmu kau akan tetap tahu." Gia hanya meliriknya dan mendengus karena kelakukan Xiuhuan yang suka mengutit dirinya.
Xiuhuan hanya terkekeh mendengar ucapannya yang benar, tentu saja ia akan mengetahui semua kegiatan Gia selama di istana ini sebab istananya sudah dilingkupi dengan kekuatannya sehingga kegiatan apapun tidak akan lepas dari matanya.
"Aku harap kau bisa diam selama aku membuat pedang."
"Siap istriku."
Gia memutar matanya jengkel mendengar ucapannya.
oOo
Selama kurang lebih 2 bulan, Gia telah tinggal di istana kegelapan untuk belajar kultivasi di bawah bimbingan Xiuhuan, walaupun sifatnya yang suka menggoda dan gila dia selalu membimbingnya dengan baik hingga membuatnya beradaptasi dengan kekuatan barunya.
Selain berlatih kultivasi, Gia juga memperlajari ulang konsep kimia karena itu adalah elemennya. Ia harus mengingat kembali akan unsur kimia beserta reaksinya karena akan menjadi kekuatan utamanya. Sebenarnya elemennya sangat hebat jika diiringi dengan pengetahuan yang memadai, seandainya jika dia bukan dari dunia modern maka sampai seeumur hidupnya akan menganggap elemennya tidak berguna.
Mengenai pedangnya dia telah berhasil membuatnya dengan mengubah besi Daolu biasa menjadi baja sehingga menambah daya tajam dan kekuatan pedangnya. Proses membuatnya sedikit berbeda dengan teknik baja yang ia berikan pada Tn. Lin karena besi Daolu memiliki struktur yang berbeda dan harus di lebur dengan cara khusus sehingga menghasilkan baja yang baik.
Ia telah membandingkan pedangnya dengan tombak Xiuhuan yang juga berasal dari material besi terbaik namun bukan dari dunia ini dan hasilnya kekuatan pedangnya hampir melampuinya.
Xiuhuan sangat terkejut ketika mereka saling menguji senjata dan pedang Gia berhasil meninggalkan goresan pada tombaknya. Tombaknya bukanlah senjata sembarangan dan terbuat dari besi yang berasal dari dunia atas dan telah menjadi senjata secara temurun dari terdahulunya. Tombaknya di dapatkan oleh pewaris pertama batunya sebelum ia diturunkan di dunia ini dan di segel ke dalam hutan terlarang seumur hidup.
Karena hal itulah dia sangat terkejut melihat goresan hasil pedang Gia.
Selain mengajarinya kultivasi, Xiuhuan juga melatihnya menggunakan pedang, walaupun senjata utamanya adalah tombak tetapi ia juga bisa menggunakan pedang dan memiliki manual teknik yang bisa membantu Gia. Sebenarnya ia tahu Gia juga tidak berfokus bertarung menggunakan pedang tetapi ia tetap memilih melatihnya agar pedang yang ia ciptakan tidak sia-sia.
Terkadang Xiao Bai juga datang menghampiri mereka dan menemani Gia berlatih, berlatih dengan seekor naga adalah pengalaman baru bagi Gia karena naga memiliki teknik bertarung yang sangat berbeda dengan manusia dan membuatnya belajar untuk memahami segala lawan yang akan ia hadapi. Tentu saja sebagai imbalan Xiao Bai meminta energi Gia untuk memakannya setelah ia berlatih kultivasi, menurut Xiao Bai energinya semakin enak.
Yah walaupun terkadang Xiuhuan harus bertarung dengannya untuk merebut perhatian istrinya.
"Master, ini pesanan anda." Guangli datang menghampiri Xiuhuan dan menyerahkan sebuah kotak panjang.
Xiuhuan menerimanya dan membuka kotak tersebut yang ternyata pesanan Gia. "Istri barang pesananmu sudah sampai." Ia berjalan mendekati Gia dan mengabaikan Guangli.
Guangli yang sadar diri langsung meninggalkan tempat tersebut.
Gia menghentikan latihannya bersama Xiao Bai dan melihat Xiuhuan berlari kearahnya, sejujurnya ia geli melihatnya.
"Ada apa?"
Xiuhuan menyerahkan kotak ditangannya. "Ini pesananmu sudah jadi."
Gia menerimanya dan membuka kotaknya. "Sangat bagus dan hasilnya sangat halus," ujarnya sambil mengelus permukaan tubuh biola. "Apa ini dari kayu Fumin?"
Kayu Fumin adalah kayu terbaik yang biasanya digunakan untuk perabotan dan harganya sangat mahal sebab kayu ini hanya bisa digunakan ketika usiannya 100 tahun lebih karena jika menggunakan kayu Fumin yang berusia kurang dari 100 tahun maka kayu ini akan mudah lapuk dan sering dimakan rayap. Kayu ini jarang ada yang membudidayakannya dan lebih banyak ditemukan di alam liar karena hal inilah yang menyebabkan kayu Fumin menjadi mahal.
Xiuhuan mengangguk dan tersenyum. "Aku memerintahkan Guangli untuk mengambil kayu Fumin di hutan ini untuk membuatkannya."
Hutan Terlarang masih terjaga alami karena hampir tidak ada manusia yang datang di hutan ini selain pengikut Raja Hantu. Dan kayu Fumin tumbuh dengan baik di tempat ini hingga hampir menjadi komoditas utama hutan ini.
Gia melemparkan senyum padanya. "Terima kasih."
"Sama-sama." Rasanya Xiuhuan ingin membungkus senyum itu dan ingin menikmatinya sendiri.
Xiao Bai meraung rendah dan mencoba menarik perhatian Gia karena mengabaikannya.
Gia yang merasakan sentuhan dilengannya menolehkan kepala dan melihat Xiao Bai yang menatapnya cemberut. "Maaf aku mengabaikanmu." Gia terkekeh dengan perilakunya yang mirip masternya.
Xiao Bai meraung sekali lagi sambil menggerakan ekornya ke perutnya.
Gia terkekeh melihatnya sangat lapar padahal beberapa jam yang lalu ia telah memberikan energinya untuk Xiao Bai. Dia rasa Xiao Bai sudah lama tidak memakan energi enak atau malah Xiuhuan yang lupa memberinya makan.
"Apa?" Xiuhuan merasakan tatapannya dan mendengus ke arah Xiao Bai. "Dia tidak ingin memakan energiku setelah kau datang."
Gia hanya menggelengkan kepalanya dan membuka telapak tangannya kemudian munculah pusaran angin kecil yang langsung di lahap Xiao Bai dengan semangat.
"Jika aku jadi Xiao Bai pasti aku menyesal memiliki master sepertimu." Ia tidak tahu bagaimana Xiao Bai dapat tumbuh dibawah asuhan orang seperti Xiuhuan.
"Menyesal? Tapi istri kamu mengambil inisiatif dulu," ujarnya sambil memberinya kedipan mata.
"Diam!" Wajah Gia memanas saat Xiuhuan mengingatkannya dengan perbuatannya saat itu, belakangan ini ia selalu menggodanya dan membuat Gia salah tingkah.
"Xiao Bai kemarilah!" Gia memilih mengabaikan Xiuhuan dan mengelus moncong Xiao Bai sambil membiarkannya memakan energinya, tangannya semakin mendekati kumis Xiao Bai dan terus mengelus daerah itu.
Xiuhuan menaikan sebelah alisnya melihat perilaku Gia yang aneh seolah tengah menunggu untuk mendapatkan tangkapan besar.
RAWWWWWWWW
Xiao Bai meraung keras hingga menggetarkan istana ketika merasakan rasa sakit karena kumisnya dicabut secara paksa oleh Gia.
"Aku minta maaf." Gia tidak menyangka Xiao Bai akan merasakan rasa sakit yang besar ketika ia mengambil kumisnya. "Ini makanlah energiku sebagai kompensasi." Ia terus mengeluarkan energinya dan mengelus moncong Xiao Bai.
Xiao Bai terbang ke arah Xiuhuan dan bersembunyi dibelakangannya dengan tubuh gemetar.
"Kau mencabut kumisnya seperti mengambil jari manusia, Xiao Bai masih kecil dan dia belum bisa menetralkan rasa sakit." Xiuhuan menepuk dahinya dan mengingat bahwa Xiao Bai masih kecil dan belum bisa meregenerasi tubuhnya tanpa bantuannya.
Gia sangat menyesal setelah mendengarnya. "Aku minta maaf, aku hanya ingin menggunakan kumisnya sebagai senar biolaku."
Melihat rasa bersalahnya Xiuhuan ingin memanfaatkannya. "Tubuh naga adalah harta yang berharga dan tidak bisa digunakan secara sembarangan, jika seandainya kamu memberitahuku agar menemukan sesuatu untuk senarmu maka aku akan membantumu mendapatkannya."
"Apa yang akan kau lakukan?"
"Tentu saja aku sendiri yang akan mencabut kumis Xiao Bai sebanyak apapun yang kamu inginkan."
Gia "..."
Xiao Bai meraung keras setelah mendengar ucapan tak berpihak masternya, ia segera terbang meninggalkannya sebelum dia mencabuti semua kumis yang ia miliki.
Xiuhuan. "Apa aku mengatakan hal yang salah?"
oOo
Xiuhuan mengelus kepalanya yang diipukul oleh Gia, apakah ia mengatkan hal yang salah?
"Sebenarnya alat musik apa itu sampai kamu menggunakan kumis Xiao Bai sebagai senar." Lebih baik ia mengalihkan pembicaraan dari pada mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Gia sangat puas setelah memukulnya dan menjelaskan biolanya. "Alat musik ini bernama Biola, cara kerjanya dengan menggesek senarnya menggunakan ini." Ia mengacungkan alat penggesek biola.
"Kenapa kau membuatnya?" Xiuhuan tahu Gia tidak akan membuat benda aneh tanpa alasan.
"Setelah tahu elemenku, aku berfikir dengan keras untuk mempermudahkuanku mengendalikan unsur kimia. Aku tidak bisa menunggu lawanku mengeluarkan energinya untuk menyerangnya dan dengan bantuan biola ini aku dapat menggerakan unsur kimia di udara dengan mudah." Walaupun ia bisa mengendalikannya dengan tangan Gia merasa ruang lingkupnya terlalu sempit dan dia membutuhkan suatu media untuk memperluas jangkauannya.
"Dengan memberikan kekuatanku pada biola dan mengedarkannya melalui gelombang suara maka aku bisa memperluas jangkauan serangan tanpa harus menunggu mereka mengeluarkan serangan."
Xiuhuan mengangguk bangga mendengar teorinya, istrinya sangat pintar dan dia semakin menyukainya. "Coba mainkan untukku." Ia ingin menjadi pendengar pertamanya.
"Sebentar." Gia memasang kumis Xiao Bai pada biola dan sisanya untuk penggeseknya.
"Dengarkan baik-baik." Gia meletakan biola di antara bahu dan lehernya.
"Baik." Xiuhuan tersenyum lebar tidak sabar mendengarnya.
Ngikkkkk Nggggiiiikkk Ngiiikkkkkk
Xiuhuan menutup telingannya ketika mendengar suara yang dihasilkan Gia sangat mengerikan seperti ratapan hantu.
"Berhenti!"
Gia meringis dan menurunkan biolanya. "Ini hanya percobaan pertama, masih butuh penyesuaian."
Sekarang Xiuhuan tahu kenapa Gia membuat alat musik ini, jika ia menggunakannya di pertarungan nyata pasti lawannya akan berdarah hingga tujuh lubang!
"Aku akan memainkannya sekali lagi."
"Tidak!" Walaupun ia menyukai Gia tetapi dia tidak bisa mentoleransi alat musik iblisnya.
"Aku janji akan lebih baik."
Xiuhuan menutup telingannya rapat karena Gia bersikeras memainkan alat musiknya sekali lagi.
Gia menarik nafasnya dan mencoba mengingat lagu yang sering ia mainkan dengan biola, kali ini ia harus menampilkannya dengan sempurna!
Alunan nada yang lembut memenuhi udara dan membuat kobaran api ditempat tersebut menjadi tenang, Xiuhuan menatap sekitarnya karena merasakan perubahan energi yang disebabkan oleh alat musik Gia. Perlahan ia menurunkan tangannya dan dapat mendengar suara merdu yang menenangkan jiwa.
Suaranya sangat jernih dan alunan melodi yang dikeluarkannya sangat indah bahkan hampir menyamai suara favoritnya Gia. Ia memejamkan matanya dan menikmati alunan lagu yang dimainkannya hingga tidak sadar sudut matanya mengeluarkan air mata karena mengingat niangnya juga sangat suka memainkan musik saat ia masih kecil.
oOo
Sedangkan di sisi lain malah terjadi kekacauan karena Xiao Bai keluar dari tempat latihan Raja Hantu sambil meraung marah dan menakuti semua orang di istana. Mereka berlari menyelamatkan diri karena Xiao Bai tengah menggila dan hampir menggigit mereka hidup-hidup!
-TBC-