"Su Xiqin, Mo Jintian tidak mau masuk kamar jika tidak ada kamu. Sepertinya besok aku akan bekerja dengan mata panda," kata Tang Xixi.
Su Xiqin mengerutkan keningnya dan berkata, "Berikan teleponnya pada Jintian."
"Jintian, Susu ingin melaporkan keberadaannya kepadamu," kata Tang Xixi dari ujung sana dan terdengar di telinga Su Xiqin.
Setelah hening beberapa saat, terdengarlah suara Mo Jintian dari ujung telepon, "Susu..."
"Iya, Mama sedang dalam perjalanan pulang dan akan segera sampai. Kamu cepat tidur. Besok kamu harus pergi ke sekolah," kata Su Xiqin dengan begitu lembut.
"Kalau begitu, cepat kembali. Sekarang, aku mau pergi tidur dulu."
"Ini sudah perjalanan pulang. Cepat tidur."
Setelah mengatakan itu, Su Xiqin menyunggingkan senyum di bibirnya. Lampu jalanan yang terlihat redup menyinari wajahnya yang tersenyum. Senyuman di bibirnya bagaikan bunga musim semi di bulan maret. Bai Yanshen yang ada di sampingnya terus menatapnya. Namun, Su Xiqin mengakhiri senyumannya. Su Xiqin terbatuk-batuk karena ada bau tembakau kuat di dalam mobil dan merasa kesulitan bernapas untuk beberapa saat.
Ketika Su Xiqin melihat ke arah Bai Yanshen, ternyata pria itu sedang memegang puntung rokok. Sebelum Su Xiqin berbicara, Bai Yanshen sudah menurunkan kaca mobil dan udara panas dari luar segera masuk ke dalam mobil. Bai Yanshen membuang puntung rokoknya ke jalanan beraspal, lalu keduanya hanya sama-sama saling diam dan tidak mengatakan apapun. Setelah udara yang ada di mobil berganti dengan udara bersih, Su Xiqin bertanya, "Bisakah kita jalan sekarang?"
Bai Yanshen menatap Su Xiqin dengan tatapan yang dalam, namun ada emosi yang jauh terpendam di balik tatapan itu. Su Xiqin tidak bisa merasakan sentimen semacam ini, namun tampak seperti ada kilat dan gemuruh guntur sekaligus kelembutan di antara musim semi dan musim gugur. Su Xiqin juga tidak merasakan perubahan yang terjadi pada Bai Yanshen. Ia hanya berpikir, Sebenarnya kemunculan Bai Yanshen di sini karena kebetulan atau tidak? Tapi, Bai Yanshen bilang bahwa dia hanya kebetulan berada di sini.
Berbagai pertanyaan muncul di benak Su Xiqin. Setelah Bai Yanshen terakhir kali meninggalkan apartemennya, pria itu tidak pernah muncul lagi. Namun, meskipun Su Xiqin tidak bisa memahami ekspresi Bai Yanshen, tampaknya Bai Yanshen tidak keberatan dengan apa yang Su Xiqin katakan malam itu. Tatapan Bai Yanshen malam ini adalah tatapan yang istimewa, tapi keistimewaan itu justru membuat Su Xiqin tidak nyaman.
Tiba-tiba, Bai Yanshen bertanya pada Su Xiqin dengan pelan, "Kamu sering meninggalkan anakmu sendirian?"
"Saya rasa saya tidak perlu menjawab pertanyaan ini."
Tiba-tiba wajah Bai Yanshen menjadi suram, "Beginikah caramu memperlakukan orang yang berbuat baik padamu?"
Sebenarnya Su Xiqin tidak mau memiliki hubungan yang tidak jelas dengan Bai Yanshen. Beberapa saat kemudian, Su Xiqin menjelaskan pada Bai Yanshen, "Orang-orang kaya seperti Anda mungkin tidak mengalami kesulitan untuk mencari uang. Selain itu, saya meminta tolong teman saya untuk menjaganya. Bagaimana bisa dia sendirian? Maaf jika saya merepotkan Anda untuk mengantar saya pulang karena di sini sepertinya tidak ada taksi." Su Xiqin berbicara dengan begitu sopan. Namun, ia tidak ingin berlama-lama dengan Bai Yanshen.
Bai Yanshen mulai mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang sangat lambat, dan mobil pun begitu hening. Kemudian, Bai Yanshen tiba-tiba bertanya, "Karena hari ini aku telah membantumu, bukankah kamu seharusnya memberiku imbalan?"
"Imbalan seperti apa yang Anda inginkan?" tanya Su Xiqin. Penting untuk mengetahui cara melemparkan masalah ke pihak lain agar kita tidak terpukul secara pasif oleh pihak tersebut. Selama beberapa tahun memiliki pengalaman kerja, inilah yang Su Xiqin pelajari.
Bai Yanshen menatap Su Xiqin sambil mengerutkan alis. Saat Su Xiqin melihat pria itu menatapnya, ia segera menutup matanya dan tidak bisa mengatakan apa-apa.
"Kenapa kamu tidak bersuara?" tanya Bai Yanshen dengan sedikit tersenyum. Namun, Su Xiqin tidak tahu senyuman itu.
Su Xiqin memandang ke arah luar mobil dan merasakan jantungnya yang berdebar. Menghadapi tekanan seperti ini membuat Su Xiqin sedikit kewalahan. Meskipun ia sekarang adalah orang yang berstatus cerai, tetap saja itu hanyalah surat perjanjian. Tetapi, ia tahu bahwa Bai Yanshen adalah pria yang tidak akan menyentuhnya. Su Xiqin pun menoleh dengan wajah cantiknya dan balik bertanya, "Anda ingin saya berkata apa?"
Bai Yanshen memandang wajah cantik Su Xiqin yang merah seperti buah persik yang siap dipetik. Ketika Su Xiqin melihat Bai Yanshen, ia merasa sepertinya Bai Yanshen juga kehilangan kemampuan bahasanya. Tatapannya terlihat sedikit bingung. Setelah saling memandang dalam waktu yang lama, Su Xiqin memalingkan wajahnya karena malu. Lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau, namun Bentley yang sedang berhenti di dekat zebra cross tidak menunjukkan tanda-tanda akan berjalan.
"Lampu hijau," kata Su Xiqin mengingatkan. Tapi, Bai Yanshen belum juga bergerak dan hanya terus menatapnya.
Bai Yanshen terus menatapnya hingga membuat jantung Su Xiqin semakin berdetak kencang. Ia semakin gugup, lalu menyampirkan rambutnya ke belakang telinganya. Sementara itu, mobil-mobil di belakang terus menekan klakson.
"Mobil di belakang menunggu dengan cemas."
"Kamu belum menjawab pertanyaanku."
Su Xiqin menundukkan kepalanya karena tidak tahan melihat cahaya di mata Bai Yanshen. "Apa yang Anda inginkan?" tanyanya.
"Apa kamu tidak tahu apa yang aku inginkan?"
Kalimat ini membuat jantung Su Xiqin semakin berdetak kencang dan membuatnya berpikir, Jika aku tahu, tidak mungkin juga aku mengatakannya. Jika aku harus menolak dengan keluar dari pintu, sepertinya juga tidak akan bagus. Akhirnya, Su Xiqin mengangkat kepalanya, lalu bertindak konyol dan tersenyum cerah, "Saya tahu bahwa perusahaan Anda membutuhkan desain yang indah baru-baru ini. Saya bisa merancang sebuah desain yang indah untuk Anda secara gratis."
Jawaban Su Xiqin yang menyangkutkan hal ini pada urusan resmi membuat wajah Bai Yanshen semakin muram. Sementara itu, mobil yang menunggu di belakang semakin banyak dan suara klakson yang saling bersahutan terdenga semakin keras. Su Xiqin tidak berdiam diri lagi. Ia pun menarik lengan baju Bai Yanshen dan menegur, "Cepat setir mobilnya!"
Tatapan Bai Yanshen berhenti selama beberapa detik saat melihat tangan Su Xiqin yang menyentuhnya.