Bo Jingchuan menggerakkan alisnya, memperhatikan Ji Fengmian dengan ringan. Ia berkata, "Bayi-bayi di perut Fanxing masih sangat membutuhkan kasih sayang seorang ayah."
"..." Ji Fengmian tercengang. Dasar pria licik tidak tahu malu! Bisa-bisanya dia menggunakan anak mereka untuk membungkam mulutku! Batinnya.
"Baguslah kalau kamu tahu. Aku berpikir seorang pria tidak bisa diandalkan. Apalah istri dan anak, yang terpenting adalah karier dan ambisi," ujar Ji Fengmian.
Bo Jingchuan menarik sudut bibirnya dan membalas, "Ambisiku sekarang tidak banyak, tentu saja Fanxing adalah yang paling penting."
"Jangan berpura-pura di depanku." Ji Fengmian mengerutkan bibirnya.
"Tidak berpura-pura pun, Fanxing tetap milikku," balas Bo Jingchuan. Ji Fengmian hanya mengulum bibirnya rapat.
"Anak-anak itu juga milikku," kata Bo Jingchuan lagi.
Ji Fengmian mengepalkan tangannya rapat dan membalas, "Aku dan anak-anak adalah milik Fanxing."