Shen Fanxing melompat keluar dari bathtub, lalu mengulurkan tangannya untuk membasuh wajahnya dengan air. Ia kembali mengangkat kepalanya dan justru melihat separuh tubuh Bo Jingchuan yang juga basah. Kemeja putihnya samar-samar mencetak kulit coklat pria itu. Rambut hitam legam yang berantakan karena cipratan air jatuh ke depan dahinya.
Namun, penampilan berantakannya tetap tidak membuat Bo Jingchuan merasa malu. Ia saat ini menunduk dan menatap Shen Fanxing dengan sepasang mata hitam pekat yang dinodai oleh bara api. Wajah Shen Fanxing seketika memerah sampai-sampai menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapannya. Bukan karena hal lain, sederhananya hanya karena ia merasa malu dan canggung.
Bo Jingchuan menunduk menatap rendah Shen Fanxing. Namun, kedua tangannya tidak melepaskan Shen Fanxing seperti yang diharapkan wanita itu. Shen Fanxing mengatupkan bibirnya, ia mengembuskan napas kencang dari hidungnya yang buntu serta hatinya yang berdegup tidak karuan.