"Yang barusan tidak terhitung. Lagi!" seru Bo Jingchuan.
Mata Bo Jingchuan yang dalam memandang Shen Fanxing yang tengah mabuk dan mengantuk. Suara rendah pria itu menggoda seperti anggur. Ia pun secara tidak sadar ingin menarik dagunya kembali, tapi ternyata tertahan dan tidak dilepaskan oleh pria itu.
"Yang barusan tidak termasuk. Cium sekali lagi," kata Bo Jingchuan sekali lagi.
Shen Fanxing sedikit mengernyit, ia merasa kesal. Harusnya sangat marah. Sejak dirinya yang merasa kesal, tiba-tiba saja ia langsung mencium bibir Bo Jingchuan dengan kesal. Ada sedikit rasa kesemutan di bibirnya karena gertakkan giginya di bibir pria itu. Setelah itu, ia kembali membenamkan kepalanya di pelukannya, mencari posisi ternyaman dan kembali tertidur.