Mata Mo Yesi setengah menyipit dan aura berbahaya yang terpancar dari seluruh sosoknya sangat menakutkan. Ia hanya mengucapkan dua kata dengan dingin, "Sangat bagus."
Sebaliknya, dua kata ini langsung membuat ekspresi wajah tiga orang di seberangnya berubah. Qiao Anxin buru-buru menjelaskan dengan gelisah, "Tuan, ayahku tidak menampar Kakak tanpa alasan. Kakak yang meminta seseorang untuk main tangan dengan Ibu. Ayah barusan menamparnya karena marah. Tadi Kakak sangat keterlaluan, jadi sudah seharusnya Ayah memberi pelajaran pada Kakak."