Para gadis di ujung ruang pesta ini masih tampak asyik membahas gosip mengenai Gu Yu. Mereka bahkan dengan berani membicarakan itu dengan suara keras, seakan tidak menyadari Xu Weilai ada di sana. Kejadian ini sudah berlalu cukup lama, namun gadis ini tetap menjadi objek pembicaraan.
Setidaknya obrolan tersebut sudah tidak terlalu diambil hati olehnya. Hanya saja, jika tahun ini Xu Weilai bilang tidak penasaran dengan alasan Gu Yu membatalkan pertunangan padahal mereka sudah tidur bersama, ia pasti berbohong mengenai hal itu.
Dalam tiga tahun ini, Xu Weilai ketika sebelum tidur kadang merasa gelisa lantaran memikirkan alasan dibatalkannya pertunangan tersebut. Gu Yu dan dirinya pernah menghabiskan malam yang indah bersama, tapi setelah kejadian itu Gu Yu justru seolah tidak memiliki perasaan apa-apa dengannya.
Pada saat Gu Yu terluka akibat kecelakaan mobil, saat itu jelas-jelas ia bersikap sangat lembut terhadap Xu Weilai. Terkadang, kasih sayangnya terlihat di mata Xu Weilai. Bahkan, ia pernah mengakui Xu Weilai sebagai tunangannya dan mengajaknya ke pesta untuk dikenalkan pada teman-temannya.
Mengenai hal itu, apakah perkataan segerombolan gadis tadi adalah jawabannya?
Apakah benar, pertunangan ini batal karena Su Ziqian?
Sembari merenung, mata dingin Xu Weilai menyorot ke seluruh ruangan mencari keberadaan ayahnya. Segelas champange dalam genggaman diteguknya sampai habis. Setelah sedikit mendongakkan kepalanya, ia berjalan menuju toilet yang ada di dekat balkon untuk menghindari bertemu dengan ayahnya.
Xu Weilai membuka kran air untuk mencuci tangan. Tiba-tiba pintu toilet terbuka, dan seorang gadis cantik masuk ke dalam toilet. Gadis itu mengusap matanya sembari memperlihatkan pandangannya yang dingin.
Ternyata gadis itu adalah Su Ziqian, ia tidak sengaja melihat ke arah Xu Weilai. Ia tercengang sejenak, kemudian bertindak seperti tidak pernah terjadi masalah apapun.
Su Ziqian berjalan menuju samping Xu Weilai. Kemudian ia mengambil lipstik dari dalam tas kecilnya, lalu mengoles lipstik itu di bibir sambil bercermin.
Xu Weilai mengangkat wajahnya untuk memperhatikan wajah Su Ziqian dari cermin. Su Ziqian ternyata lebih cantik dari fotonya di iklan. Mata besarnya sejernih percikan air di musim gugur. Bibirnya yang merah lembut membuat orang lain ingin menggigitnya.
Lembut, cantik, dan mempesona, tiga kata yang mampu menggambarkan gadis itu. Apakah kriteria gadis idaman Gu Yu seperti ini?
Tidak hanya Xu Weilai yang melihat Su Ziqian, Su Ziqian pun juga melakukan hal yang sama pada gadis ini. Setelah membetulkan olesan lipstik, ia mengambil bedak untuk membetulkan dandanannya. Terakhir, ia menggambar eyeliner di kelopak mata, kemudian melangkah pergi.
Namun sesampainya di depan pintu, ia menoleh sejenak. Matanya menatap Xu Weilai, tapi sepertinya gadis itu tidak memiliki maksud apapun. Kemudian ia pun melanjutkan langkahnya untuk keluar.
Sepuluh menit sudah Xu Weilai berada di dalam toilet. Tiba-tiba ponselnya berdering. Panggilan itu tidak lain adalah panggilan dari ayahnya. Ia tahu, jika dirinya tidak segera datang menemui ayahnya, ayahnya akan merasa kecewa.
Segeralah Xu Weilai mengoleskan lipstik di bibir bawah, kemudian pergi.
Karena tahu bahwa Tuan Zhang ada urusan sehingga ia harus pergi, Xu Weilai merasa sedikit lega. Tapi Xu Weilai malah dimarahi ayahnya. Namun Xu Weilai adalah gadis yang pintar, ayahnya pun tidak bisa berkata-kata lagi.
Semenjak Tuan Zhang sudah meninggalkan tempat itu, Xu Weilai dan ayahnya tidak perlu berada di pesta ini terlalu lama. Apalagi keluarga mereka sudah tidak sejaya dulu. Orang-orang yang datang di pesta ini, sejatinya hanya akan merangkul para petinggi dan menindas orang-orang rendah. Lagi pula, keberadaan Xu Weilai dan ayahnya di pesta ini juga tidak dianggap penting. Mereka pun juga tidak bisa ikut mengobrol dengan yang lain, jadi akan lebih baik untuk pulang saja.
Mereka berdua pun berjalan menuju pintu keluar. Tidak disangka, mereka bertemu Gu Yu yang duduk sendirian di sofa untuk beristirahat sejenak. Kelihatannya ia lelah setelah berinteraksi dengan orang-orang yang datang di pesta ini. Asisten Gu Yu yang saat itu ada di sebelahnya juga sibuk menolak beberapa orang yang ingin berbicara dengan Gu Yu.
Gu Yu duduk begitu saja di sofa itu. Penampilannya tampak berantakan, termasuk dasinya yang longgar. Walau begitu, tidak ada yang salah pada semua penampilan Gu Yu. Semua itu terjadi begitu saja. Dari Tiga tahun berlalu, lelaki itu sudah semakin dewasa dan tampan.
Ayah Xu Weilai menghentikan langkahnya. Setelah sekilas melihat Gu Yu, pandanganya kembali menatap putrinya, "Weilai, kebetulan sekali kau bertemu Gu Yu di sini. Kau tidak menyapanya?"
Meski mereka berdua gagal menikah dan gagal menjadi pasangan suami istri, tapi jika mereka akhirnya menjadi teman, hal itu tidak akan merugikan keluarga Xu.