Catatan penulis:
Duh, saya nggak tahu kenapa bab ini bisa nongol di sini. Mohon jangan dibuka ya.
.
.
.
"Aku.. akan membahagiakanmu," bisiknya setelah ia melepaskan bibirnya dari bibir gadis itu. Sepasang mata topaznya menatap lekat-lekat ke mata indah Emma. "Seluruh hidupku.. hanya untuk membahagiakanmu dan anak-anak kita."
Emma tersentak mendengar kata-kata Therius. Pemuda itu tampak sangat serius dengan ucapannya. Sebenarnya Emma senang mendengar kata-kata Therius yang ingin membahagiakan Emma, tetapi ia agak kaget mendengar Therius menyebut-nyebut tentang anak.
Bagaimanapun Emma masih sangat muda dan ia belum memikirkan untuk melahirkan anak-anak dalam pernikahannya.
Seketika gadis itu terdiam. Therius segera menyadari perubahan ekspresi Emma dan dengan cepat mengoreksi kata-katanya.