"aku harap wanita itu baik-baik saja,"gumamnya yang merasa sangat cemas.
Ia segera bergegas sebelum terlambat. karena ia tahu bagaimana sifat Razhel.
Di kamar Razhel. Ia masih terus mencoba untuk melecehkan Ayunda dengan menggunting pakaian dalam Ayunda.
"Aku mohon lepaskan aku," pintah Ayunda dengan linangan air mata tanpa henti.
"Hahahaha...,mana mungkin aku melepaskan mu!" ujar Razhel sambil tertawa terbahak-bahak.
Razhel kembali mengulurkan tangannya untuk menyentuh Ayunda, namun lagi-lagi ia terhenti karena suara ketukan pintu.
"Sial!Menggangu saja," umpatnya kesal. ia tidak menghiraukan ketukan pintu yang semakin keras itu dan ingin melanjutkan aksinya.
Tuan El yang berdiri terus mengetuk pintu namun tidak di buka, semakin merasa cemas. Ia pun meminta para pengawalnya untuk mendobrak pintu kamar Razhel.
Razhel sangat terkejut ketika pintu kamarnya berhasil di dobrak. Tuan El sendiri tercengang ketika masuk dan melihat kondisi Ayunda yang sedang duduk di bangku sambil di ikat seperti hewan oleh Razhel, yang lebih menyakitikan dan membuat tuan El murka pada Razhel, saat melihat pakaian Ayunda yang berantakan.
"Dasar manusia bejat!" teriak Tuan El, kemudian melayangkan tendangan kearah Razhel, hingga membuat Razhel terpental kelantai.
Tuan El pun dengan cepat menutupi tubuh Ayunda dengan selimut, lalu membuka ikatan Ayunda.
"Maafkan aku karena terlambat menolong mu," ucap Tuan El dengan penuh rasa bersalah saat melihat keadaan Ayunda.
"Te-terima..,terima kasih Tuan."ucap Ayunda dengan suara parau dan terbata-bata disertai dengan tangisan.
"Tunggulah disini, aku tidak akan lama." pintah Tuan El sambil membelai rambut Ayunda.
Ayunda dengan cepat menggapai tangan Tuan El. "Ja-jangan, jangan tinggalkan aku. aku mohon,hiks hiks..,"
Tuan El bertambah marah pada Razhel saat melihat Ayunda yang begitu ketakutan.
"Aku tidak akan kemana-mana, aku hanya akan menghabiskan bajingan itu saja untukmu." ucapan lembut itu keluar dari mulut Tuan El. hal itu membuat Ayunda sedikit tenang, namun ia masih saja takut.
"To-tolong, tolong bawah aku pergi dari sini tuan, aku mohon."
Tuan El menghela nafasnya panjang lalu menggendong Ayunda ke pelukannya.
"Urusan kita belum selesai! aku pastikan kau akan mendapatkan lebih dari apa yang telah kau perbuat!" ucap geram Tuan El sambil menatap tajam kearah Razhel yang masih berada di lantai.
Tuan El pun keluar dari kamar itu dengan menggendong Ayunda. Ia dapat merasakan seberapa takut gadis itu saat ini. tubuhnya gemetar, mata yang lebam karena mengeluarkan air mata terus menerus serta wajah yang pucat Pasih.
"Maafkan aku,"ucap tuan El dengan penuh rasa bersalah. entah mengapa ia terus mengkhawatirkan Ayunda, padahal mereka baru saja bertemu. Ia pun bukanlah orang yang bisa cepat akrab dengan seseorang,terlebih lagi itu seorang wanita.
Tuan El meminta seorang pengawal untuk memanggil dokter Nikel ke ruangannya.
"Baik, tuan." jawab seorang pengawal lalu pergi mencari dokter Nikel.
Ia pun membaringkan Ayunda ke tempat tidur dan meminta pelayan untuk mengganti pakaian Ayunda.
"Tolong gantikan pakaiannya,lalu siapkan susu hangat untuknya." pintah Tuan El pada seorang pelayan wanita.
"Baik tuan," jawab pelayan itu.
tuan El pun ingin beranjak pergi,namun tangannya di raih oleh Ayunda.
"Tuan ingin kemana? tolong jangan tinggalkan aku."pintah Ayunda. trauma di ingatannya masih sangat membekas dan mungkin akan sulit untuk hilang.
"Kau akan segera mengganti pakaian mu, aku harus keluar sebentar dan kembali lagi. kau tidak perlu khawatir, disini kau aman dan tidak akan ada yang berani menyakitimu." ucapnya menenangkan Ayunda. Ayunda pun melepaskan tangan Tuan El.
tuan El segera keluar dari kamar itu, lalu pergi mencari Razhel.
ia sangat ingin memberikan pelajaran pada pria itu.
Tuan El pergi ke ruangan Razhel namun ia tidak menemukan Razhel saat itu.
"pergi ke mana pria brengsek itu!" gumamnya kesal.
tuan El telah meminta para pengawalnya untuk mencari Razhel dan memberitahukan di mana dia berada jika berhasil menemukannya.
sementara itu,tuan El kembali ke kamar Ayunda untuk menemuinya.
di sana Ayunda telah tertidur lelap berkat obat penenang yang di berikan oleh dokter Nikel.
"bagimana keadaannya?" tanya tuan El yang khawatir.
"untuk saat ini, dia baik-baik saja. tapi, dengan kejadian yang menimpanya saat ini. membuat gadis ini mengalami trauma yang cukup besar, dia bahkan takut saat aku mendekatinya."ujar dokter Nikel.
"Aku bisa melihat hal itu," ucap tuan El.
setelah berbincang dengan dokter Nikel, tuan El pun mengantar dokter Nikel hingga ke pintu keluar setelah selesai berbincang.
sebuah telpon masuk dari ponselnya. ia melihat sekertaris Li yang menelponnya.
"ada apa?" tanya tuan El ketika mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Maaf mengganggu tuan,tapi ada berita penting dari rumah." jawab sekertaris Li.
"cepat katakan,"
"Kakek, saat ini sedang di rawat di rumah sakit karena serangan jantung." ucap sekertaris Li.
tuan El sangat terkejut mendengar berita itu.
"baiklah, siapkan mobil untuk menjemput dua jam lagi." ucap tuan El memberikan perintah.
kemudian, dia meminta para pengawal untuk mempersiapkan kapal untuk mereka.
setelah semua siapa, tuan El membawah Ayunda pergi bersama dengan mereka.
Seperti yang di perkirakan oleh tuan El, mereka sampai di pelabuhan dua jam kemudian. Ia pun menggendong Ayunda masuk kedalam mobil dan kembali ke rumah.
dalam perjalanan ia terus mengamati wajah Ayunda.
"wajah yang paling indah dapat kita lihat saat seseorang tertidur lelap seperti ini. namun,tidak ada yang akan tahu tengang hati esok...,". gumamnya.
sekertaris Li yang melihat hal itu penasaran dengan sosok gadis yang ada di samping bosnya itu.
"siapa gadis ini tuan?" tanya sekertaris Li.
"entahlah, aku pun tidak mengenalnya." jawab tuan El sambil memandangi Ayunda.
sekertaris Li tidak bertanya lagi dan hanya mengamati sikap tuan El yang begitu perhatian pada gadis yang dia sendiri tidak mengenalnya.
Sekertaris Li pun tidak memperdulikan lagi, karena selama ini ia mengenal sosok tuan El yang cukup ramah dengan para gadis. walaupun ia tidak terlalu suka bersentuhan secara fisik,tapi itu membuktikan bahwa tuan El tidak membenci wanita.
meskipun selama ini, dia sendiri tidak pernah melihat ataupun tahu bahwa tuannya itu memiliki kekasih. bahkan ada rumor yang beredar bahwa tuan El menyukai sesama jenis.
sekertaris Li mengehela nafas panjangnya memikirkan semua itu.
"apalagi yang kepalamu pikirkan itu?!"tanya tuan El dengan tatapan tajam. tuan El sangat paham dengan sekertaris nya itu. jika sekertaris Li menghela nafas seperti itu, pasti dia memikirkan hal aneh lagi.
"saya tidak berpikir sesuatu yang buruk tentang tuan..," jawab sekertaris Li sambil tersenyum.
"kau selalu saja sama dan tidak pernah berubah. tidak bisa berbohong dan selalu berkata jujur." ucap tuan El lalu memalingkan wajahnya kearah jendela mobil.
sementara sekertaris Li terdiam merasa bersalah saat itu.
*Hai pembaca semuanya..,
Tinggalkan jejak cantik kalian di setiap bab ya..
makasih..