下載應用程式
29.72% Marriage in lost Memories / Chapter 22: Dua Puluh Dua

章節 22: Dua Puluh Dua

Wajah Arogan Devan bertengger di sana.

" Jalang sekali sikap kamu ya! Sama pria siapa lagi? Ga cukup sama mantan mu, sodara ku dan ini.."

Bahkan suara nya membuat orang di sana berdalih pada kami.

Devan benar benar tidak mengenali Rudy. Asisten nya sendiri.

" Aku bilang pergi sama Rudy kan! Bukan nya kamu tadi yang bilang akan bersikap baik. "

Ia terus mengomeli ku disana.

Dan Rudy tampak kesusahan memotong omongan boss nya sendiri. Ia mencoba menunjuk wajah nya sendiri dengan kata patah patah.

Aku kembali duduk dengan malas.

" Apaan nih ribut ribut" Dave nongol dengan wajah bingung.

" Tu tuan.. Ini saya... Saya Rudy.." Cicit Rudy membuat Devan melotot gede dan ga percaya. Seketika wajah nya berubah merah. Merah sekali  jelas sekali ia malu disana. Rasakan itu!!

" Bro jangan keseringan marah marah! Ini gue sama Alena yang ngebenah Rudy! Jadi kali loe pikir Alena jalan sama cowok ya. Ck! Ayolah.. Loe aja disana bawa cewek! " Kata Dave sukses membuat Devan tidak bisa membantah.

Kulihat Jessy disana enggan melihat kearah kami.

Jelas sekali Devan kesal digurui Dave. Tapi tetap aja dia kalah banyak.

" Aku sama Jessy hanya makan biasa! Ada kerjaan!! Jangan melihat ku aku yang salah disini" Katanya tetap ga mau di lihat salah.

" Sama kami juga. Bagaimana kalau gabung aja" Ajak Dave dengan nada menantang Devan.

" Dave jangan lah. Ganggu orang aja. Kita pindah aja yuk! " Kata ku menghindari serangan Dave yang tentu mau bentrok dengan Devan lagi.

Aku bangkit duluan.

" Benar juga sih.. Ayo Rudy."

Dave memerintah Rudy juga bangkit dari sana.

Rudy langsung bingung dilihat nya boss nya dan Dave berulang kali.

" Loe mau jadi obat nyamuk dia  Rud? Bisa bisa jomblo loe tambah akut" Kata Dave menakut nakuti.

Rudy melihat lagi kearah tuan nya yang tak bereaksi. Hingga akhirnya ia mengikuti kami dengan wajah sangat tegang.

Dada nya sampai di elus berulang kali setelah agak jauhan dari Resto itu.

Dan Dave diam aja wajah nya seperti memikirkan banyak sesuatu.

" Bagaimana habis ini kita nonton yuk Dave..

Ajak ku sedikit banyak membuat suasana agak cair.

Jam 12 lewat kami baru bisa kembali setelah nonton bioskop dulu bertiga.

" Alena.." Dave manahan ku sebelum aku meletakkan sandal yang aku pakai

" Ada apa?

Dave celingaukan ke seisi apartemen itu, siapa yang ia cari?

" Besok gue sama Mami balik! Apa loe baik baik aja sama Devan? tanya nya tampak serius.

Aku tertawa mendengar nya.

" Tentu lah. Apa yang di cemaskan Dave! Tenang saja aku sama Devan sudah sepakat tentang satu hal. Jadi ga usah cemas"

Alis Dave berkerut" Benarkah. Sepakat apa?"

" Aku janji akan bersikap baik dengan nya! Dan  itu sudah aku lakukan kok! Jangan terlalu khawatir.. Dave. Dia sudah banyak berkorban juga. Aku saja yang tidak tau terimakasih." Kata ku menenangkan Dave. Aku tau Dave cemas dengan ku tulus.

Dave membuang nafas panjang. " Baiklah..hubungi gue kalau perlu Bantuan gue  ada kapan pun Alena.."

Aku menepuk dada Dave dengan sayang. Kalau saja Dave ini kakak ku pasti sudah aku peluk peluk.

Lalu kami masuk ke kamar masing masing.

Di kamar itu aku tak menemukan Devan. Mungkin dia belum pulang! Tapi tadi ku lihat sepatu nya ada. Mungkin juga dia pakai sepatu yang lain.

Aku segera membersihkan diri dan mengganti pakaian tidur. Baby doll dengan gambar Mickey Mouse. Saat keluar dari kamar mandi kulihat pria itu duduk di atas bangku minibar disana. Dan ada sebotol anggur di sisi meja.

" Terimakasih ponsel nya" Kata ku sungguh sungguh. " Ini beneran unlimited, aku bakalan bingung menjelaskan pada Nita! Apa aku bilang yang memberikan backingan ku. Dia pasti sangat kepo siapa backingan ku.." Aku tertawa hambar karena lawan ku seperti nya tidak mengubris ajakan obrolan ku. Tuh kan! Aku kepedean tingkat Dewa. Macam Devan ga bakalan mau berteman dengan ku. Kecewa juga ada. Aku lebih baik tidur saja.

" Minumlah dengan ku" Suara nya menghentikan ku.

Ku berputar lagi, dan dengan ragu naik ke sebelah bangku di sana.

Devan menuangkan anggur merah ke gelas kosong. Untuk ku!

" Dulu kamu datang ke cafe itu mengaku sebagai Devi! Kamu manis sekali dengan gaun pendek dan pipi yang merah, kamu sangat cantik waktu itu" Ucap nya lalu mendetingman gelas nya ke gelas ku dan meminum anggur nya.

Aku ingat bagian awal itu. Aku datang kesana karena diminta oleh Devi. Devi sangat tidak mau di jodohkan dengan pria tak di kenal nya, ia memohon padaku untuk mengganti dia datang ke janjian itu.

" Kamu duduk di seberang ku dengan senyum lebar. Lucu sekali. Bahkan kamu terlihat gugup melihat ku! Pipi mu terus merona! Dan kata kata mu cukup kacau! Aku yakin kamu sangat gugup saat itu!"

" Ya.. Aku sangat gugup waktu itu"

Aku ingat aku masuk ke cafe dengan pakaian feminim! Bukan gaya ku sekali! Tapi karena Devi adalah versi Barbie! Aku menyesuaikan nya.

Waktu itu Mata ku mengedar melihat kesekeliling Cafe sore itu. Aku sudah melihat foto nya jadi cukup mudah menemukan pria calon perjodohan Devi. Hanya saja langkah ku terhenti melihat sinar matahari sore seolah latar yang cantik buat pria itu kala itu. Wajah nya bersinar seperti seorang dewa yunani. Mata nya tajam dan sangat indah. Senyum nya terbuka saat aku mendekat menanyakan namanya dengan perasaan grogi menyelimuti.  Saat itu aku jatuh cinta dengan Devan.

" Ya.. Aku ingat! Aku jatuh cinta padamu waktu itu" Kata ku ringan. Bahkan menertawakan aku yang pernah jadi bucin alias budak cinta!!!

" Aku bahkan salah tingkah saat itu. Bicara apa saja dan aah kamu benar aku memang lucu sekali ya waktu itu. Konyol sekali kalau aku ingat!"

Ada jeda disana. Ku dengar ia kembali mengisi gelas nya.

Dan aku ingat bagaimana setelah pertemuan itu. Aku langsung falling in love dengan Devan yang masih mahasiswa kala itu. Aku mengatakan nya pada Devi! Devi terlihat senang saja. Bahkan setelah itu ia membantu ku mengganti kebiasaan buruk ku menjadi lebih cewek. Bahkan di pertemuan selanjutnya aku merasa kalau aku dan Devan benar benar pasangan serasi. Aku kabut akan pesona Devan. Dia bagiku segala gala nya saat itu.

Sampai akhir nya ia mengetahui aku bukan Devi yang asli! dan menilik ke belakang ia menemui ku di Cafe saat itu aku dengan J baru pulang sekolah dan mampir sambil membahas pelajaran.

Devan datang dengan marah memaki ku juga mengatai aku macam macam, dia bilang aku menipu nya dan aku wanita tidak baik. hubungan kami berakhir disana. Bukan! Bahkan tak ada awal hubungan sama sekali. Hanya aku saja yang menyukai nya! Sampai aku tahu dari mana ia tahu semua itu. Aku menyalahkan Dave dan membenci sahabat kecil ku itu.

Aku kehilangan Devan dan tak lama kemudian aku dengar dia malah bertunangan dengan Devi!

Hubungan ku dengan Devi saat itu renggang karena Devi selalu di tolak J. Dan ia menyalahkan ku juga!

Hanya itu yang bisa aku ingat. Perasaan saat itu hilang disana.

" Ada yang tidak kamu ketahui...

Hmm..

" Devi yang mengatur semua nya!!"

Aku menoleh pada Devan. Dengan bingung, tapi sarat matanya mengatakan kebenaran yang ia ungkap, senyum ku memudar.

" Dia memang ingin mengalihkan kamu pada ku! Karena dia sangat menyukai Jordan! Dan sebenar nya aku dengan Devi sudah ketemuan sebelum kamu datang mengaku Devi" tutur ny dengan ritme cepat seolah ia juga sulit menyampaikan nya.

Deg...

Anggur ini mendadak pahit di lidah ku. Aku melupakan nya apa aku baru tahu sekarang? Gelas itu ku pegang erat kenapa dada ku jadi sakit lagi.

Devan kembali menarik nafasnya,berusaha mengatur situasi.

" Dia memohon padaku untuk membantu nya!! Bahkan aku sudah menyukai nya saat ketemu pertama kali" Devan tersenyum tipis. Jari nya menekuri ujung gelas. Bisa kulihat ia mencintai Devi sebelum aku jatuh cinta padanya. Hati ku kenapa terasa sakit!!

" Aku menyetujui nya. Dan bersandiwara mengikuti kemauan Devi! Dia bilang dia tetap akan menikah dengan ku jadi dia mau bersama orang yang ia sukai dulu! Dan aku percaya saja! Aku buta akan Devi!"

Jeda lama, kata kata Devan seperti mantra pembuat sakit hati akut, dan itu berhasil. Devi melakukan nya! bahkan aku menganggapnya adalah Sahabt terbaik ku! ternyata..

" Hahhaa begitu! Devi!! dia Sartika Devi itu??

Air mata ku menitik. Kenapa dia bisa sejahat itu padaku.

Sekilas bayangan aku kembali waktu itu di masa lalu teringat. Apakah yang aku lihat waktu itu adalah Devan? Devan yang menjemput Devi? Ya plat nya 174N. Ah bodoh sekali aku. Plat itu saja nama nya Devan cman angka depan nya ga terlihat.

" Jadi setelah Devi tidak berhasil memiliki Jordan dia membalas ku dengan pertunangan kalian???"

Sungguh aku ingin tertawa sekarang. Jantung ini rasanya mau aku keluarkan dari tubuh ku.

Devan tidak menjawab.

Dan kuteguk anggur ini kasar. Hingga aku merasa tubuh ku kembali tersedot ke kenangan lagi ke kamar itu. Dimana ada tirai menari nari diterpa angin. Ada siluet pria dan wanita bercumbu disana.

Seperti kelanjutan aku yang disana. Aku menyibak tirai dengan hati hati.

Mata ku berair melihat dua tubuh disana saling bercumbu.  Pria disana adalah Devan dan wanita itu adalah Devi.

Sontak aku menyatu dengan aku kala itu.

Itu aku yang menemukan mereka langsung di kamar hotel itu.

Dan waktu kembali membawa ku disaat sekarang!

Air mata ku turun satu persatu.

Kenapa...

" Aku ingat aku melihat mu dengan Devi di hotel itu..

Kata ku menutup mulut ku yang ingin meneriaki nya. Pantas saja aku mehapus pria ini dan Devi ternyata mereka jahat dan mempermainkan ku!!!

" Ada lagi yang kamu lupakan!!

Ia malah mengatakan hal lain.

" Devi menyuruh ku sesuatu padamu.. Ini kesalahan terbesar ku"

Deg..

Dada ku  kembali menyempit. Apalagi yang mau Devan katakan. Kenangan tadi saja sangat buruk bagi ku, ku siapkan kuping dengan perasaan juga campur aduk.

Devan mengeratkan bibir nya, dadanya tampak menaik dan iris mata nya terlihat berkabut.

" Aku yang memperkosa mu waktu itu!"

Praaang....

Gelas itu tak sengaja tergeser dan pecah ke bawah

Tubuh ku gemetaran hebat dan kaki ku rasanya tidak bisa dipijak.

Aku turun perlahan tapi tetap saja aku jatuh dengan jiwa serasa mati. mendadak semua yang di kepala lenyap begitu saja.

Aku ingat..

Aku menendang bajingan itu tapi kaki ku kembali di tangkap. Dan kemudian. Pemberontakan ku saat itu sia sia. Hingga aku ingat bagaimana kesucian ku di renggut.

Aku bisa melihat dengan jelas senyum pelaku yang memperkosa ku waktu itu. Di balik penutup wajah.

" Alena.."

Devan membantu berdiri. Aku langsung menepis dan menampar nya sangat keras bukan hanya sekali tapi 3 kali berturut turut, ia hanya diam dengan wajah merah bekas tamparan ku. tapi itu tak sebanding dengam rasa hancur aku saat itu yanh terasa seperti sekarang, serasa masih baru.

" Kenapa kamu melakukan nya.. ?" Tanya ku benar benar hilang pijakan saat ini.

" Apa juga di perintah Devi??" Tanya ku lagi kali ini aku meneriaki nya.

Devan tidak bisa menjawab. Bibir nya saja yang bergetar disana.

Aku melorot lagi. Rasanya kaki benar benar tak bisa tahan berdiri. Aku tak sanggup!

Hingga aku kembali di tarik ke suatu kenangan. Dimana gadis cantik yang mengaku sahabat ku itu menampar ku 2 kali. Matanya merah dan berair.

" Kamu mengkhianati ku Alena! Kamu menikung ku! Kamu merebut Jordan dari ku! Bahkan aku sudah memberikan Devan kenapa Jordan juga!!

Aku kala itu bingung gadis primadona sekolah itu tiba-tiba muncul di kelas ku dan menampar ku keras sekali. Bahkan semua teman di kelas ku langsung menonton kami.

Aku yang masa sekarang hanya berdiri menyaksikan drama gadis ular itu. aku sudah terluka melihat kenangan disana .

Aku tidak pernah merebut Jordan! Bahkan ia meneriaki di kelas yang ramai. Kulihat teman teman ku kala itu langsung berbisik bisik.

" Maksud mu apa sih Dev! Siapa yang rebut Jordan?" Tanya ku kala itu sungguh polos.

Devi menyebik. " Ga usah pura pura Alena! Sifat mu buruk sekali! Aku bakal membalas semua nya.. Ingat itu!!" Lalu gadis cantik itu pergi dari sana.

Lalu aku melompat ke kenangan lainnya.

Aku berada di gang sempit dengan jalan kaki. Kulihat di sekeliling tampak sepi dan seram. Ada aku masa itu sedang berjalan pelan sekali rambut yang panjang. Ini masa yang cukup lama dari masa sekolah ku, seperti nya ini masa aku kuliah.

Dengan mengeratkan jaket yang aku pakai aku menepis dingin nya malam itu. Dan aku terisak.

Apa aku menangis, seperti nya iya , hidung ku sampai merah.

Hingga di belakang kulihat ada beberapa pria ikut berjalan. Aku begitu bodoh sampai tak menyadari keberadaan pria asing di belakang yang lebih mirip para preman.

" Jord... Kenapa" Tangis ku disana.

" Jordan? Kenapa dengan Jordan? Kamu menangis karena Jordan? Apa yang dilakukan Jordan?" Tanya ku saat ini yang lagi lagi hanya bayangan tembus pandang.

Aku di masa itu berhenti. Tali sepatu kets ku lepas. Aku membungkuk.

Kulihat pria pria di belakang seperti mencurigakan.

" Alena.. Buruan....buruan" Jerit ku lagi lagi hanya cuapan angin. Ingin sekali ku angkat tubuh ku yang malah merenung di sana dan menangis sesegukan. Sementara di belakang sana mereka semakin dekat dan salah satu nya tiba tiba saja menarik tangan ku. Aku otomatis berdiri tapi sebuah sapu tangan menyekap pernapasan ku. Dalam hitungan detik aku sudah terbius.

Nafas ku tertahan gila melihat aku disana di culik.

Ke 3 pria ini lalu membawa tubuh ku ke dalam mobil. Aku berhasil masuk ke dalam mobil itu.

Kulihat mereka berseru senang, dan salah satunya menghubungi seseorang.

" Boss dia sudah selesai kami bawa" Kata pria dengan kumis tipis ini. Melaporkan apa yang ia lakukan dengan anak buah nya.

" Siapa.. Siapa itu. Siapa boss kalian? Tanya ku geram mencoba mengambil ponsel itu. Tapi percuma sosok ku disini hanya lah sebuah kenangan.

Tak lama kemudian mobil sampai di sebuah gudang tua. Aku di gotong ke dalam sana. Dan saat aku turun dari mobil itu.

Aku segera masuk kedalam gudang itu juga. Dan melihat mereka meletakkan ku di bawah dan beberapa lainnya mengikat tangan, mata dan mulut ku.

" Cantik sekali ya.. Ted.. Lihat kulit nya halus sekali" Salah satu penculik ini mengelus pipi ku.

" Huss jangan sentuh sentuh! Jangan buat uang kita berkurang.. " Pria lainnya yang lebih gemuk memukul pria itu di kepala.

" Dikit doang Ted.. Sayang ga di nikmatin tau" Ujar pria itu lagi sambil terus melihat aku yang masih tidak sadarkan diri disana.

" Jangan sentuh sentuh Bon.. Awas lu! Ga dapet jatah" Ancam si pria kumis tipis yang seperti nya ketua dari mereka.

" Iya boss maap maap! Terus kita ngapa in nih??"

" Siapakan kamera nya!!" Perintah pria kumis tipis ini. Sembari melepas jaket nya.

2 pria tadi kemudian mengambil beberapa peralatan. Ada kamera kecil. Penyangga kamera. Disana ada 3 kamera di letakkan di beberapa titik.

Aku yang sekarang panas dingin melihat kenangan ini. Apalagi si pria kumis tipis ini memakai penutup kepala. Ia melepas satu persatu celana dan baju nya.

" Sudah siap nih Boss.." Kata kedua teman nya disana.

" Okey! Kalian harus rekam baik baik ya. Jangan sampai Boss kita ga puas hasil nya!!

" Kata pria berkumis tipis ini memperingati.

" Beress..jawab mereka.

Aku semakin ketakutan melihat pria bertopeng ini mendekati ku. Dan tertawa puas disana.

Pipi ku di sentuh dengan liar nya oleh jari itu. Ia mau mencium ku.

Aku yang sekarang menjengkit tidak terima. Aku tidak mau melihat kenangan ini.. Ga mau..

Tapi suara pukulan terdengar di sana.

Kubuka mata. Di depan sana ada Devan dengan beberapa orang nya.

" Selesaikan mereka" Kata Devan disana dengan rahang mengeras.

Aku berlari kearah Devan masa itu.

" Dev.. Kamu datang? Kamu menyelamatkan ku.." Tangis ku haru. Ingin sekali memeluk pria masa itu. Tapi tetap saja aku berupa hantu kasat mata.

Ketiga pria tadi berhasil diselesaikan orang orang Devan. Aku merasa sangat bahagia sekarang. Tapi sebentar. Kenapa Devan mengambil penutup kepala lainnya yang serupa seperti yang di pakai pria tadi. Ia lalu memakai nya.


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C22
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄