"Dika, ada yang ingin mama bicarakan denganmu." Kata wanita berjas putih yang aku lihat mengintip kamar Nadia sekitar 15 menit yang lalu.
Baru saja Dika duduk di atas sofa di samping tantenya, mamanya sudah menodongnya dengan tatapan tajamnya.
"Oke. Dimana?" Tanya Dika sambil berdiri.
"Di sini saja. Biar tantemu mendengar."
Dika menatap tantenya yang juga menatapnya lalu dia beralih pada mamanya. Dika mendesah sambil duduk.
"Mama tidak pernah ikut campur dengan urusan percintaanmu. Kamu mau berpacaran dengan siapapun, mama tidak peduli. Kamu mau tidur dengan gadis yang berbeda tiap malam juga mama tidak peduli. Mama tahu kelakuanmu di luar, tapi selalu mama biarkan. Tapi sekarang mama benar-benar kecewa dan mama tidak bisa menahan kemarahan mama lagi."
Dika menahan napasnya.
Aku berubah pikiran saking senangnya. Jadi, aku tambah satu bab lagi jajaaa
Mau aku kasih tahu? tapi jangan bilang-bilang ya! Aku sudah nulis sampai bab 44.
Jadi, setiap hari jam 11.00 malam sudah bisa dibaca. Mungkin baru dapat notif tiga puluh menit kemudian. Aku sangat berharap bisa dapat batu kuasa yang banyak. Tidak perlu dibungkus kado, batu kuasanya dilempar ke wajahku tak masalah. Aku akan menerimanya dengan senyuman jejejee
Ini salah satu bab yang bikin aku ngakak. Aku suka sama cerita toilet Spanyol itu. Semoga kamu yang baca cerita ini gak mengalami kesialan seperti Zizi kalau berlibur ke Spanyol nanti. Aku doakan semoga kamu bisa berlibur ke Spanyol. Jangan lupa pergi ke Sevilla atau kota-kota lain di Andalusia. Aku berani bertaruh kamu akan jatuh hati sejak pertama kali kakimu menginjak tanah Andalusia.
Terima kasih untuk semua dukunganmu!
Aku sangat menyayangimu!