下載應用程式
50% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 30: Perayaan Ulang Tahun

章節 30: Perayaan Ulang Tahun

編輯: Wave Literature

"Hei, ada apa sebenarnya denganmu? Bukannya kamu sudah menerimanya? Kenapa sekarang hanya merayakan ulang tahun bersama saja kamu tidak mau?" ucap Ji Chen dengan kesal. 

Dasar orang yang satu ini! Bukankah pagi tadi dia masih baik-baik saja? Mengapa hanya dalam 1 jam saja dia berubah menjadi seperti ini? Batin Ji Chen.

Sebenarnya Ji Chen tidak peduli jika suasana hati temannya itu tiba-tiba berubah seperti ini. Hanya saja, yang membuatnya tidak terima adalah Bai Yan melampiaskan kekesalannya itu pada Ji Xiaonian, adiknya. Adik satu-satunya yang sangat disayanginya itu jelas-jelas telah begitu menderita karena teman baiknya, seolah segala sesuatu hanya bergantung pada perkataan Bai Yan saja. Apabila pria itu terus-terusan menyakiti hati adiknya, dia pasti tidak akan tinggal diam.

"Apa yang kamu maksud dengan aku sudah menerimanya? Ji Chen, kalau kamu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, jangan berdiri di hadapanku dan sembarangan bicara! Kalau tidak ada urusan lagi, kamu sebaiknya keluar saja!" Kali ini nada bicara Bai Yan terdengar kesal dan marah. Otot wajahnya terlihat mengera, sementara matanya menatap Ji Chen dengan begitu dingin.

Kali ini, Ji Chen benar-benar merasa tersinggung karenanya. Dia duduk di kursi lalu dengan tajam menatap balik ke mata Bai Yan. "Jadi maksudmu kamu tidak pernah mengatakan hal itu? Masalah menunggu dua tahun setelah tugas mengajarmu selesai, lalu kamu akan berpacaran dengannya itu?" 

Mata Ji Chen berkobar-kobar menatap pria yang ada di hadapannya, dia tidak percaya bahwa kali ini Bai Yan masih akan tetap mengelak. Walaupun dia tidak pernah mendengar pernyataan itu keluar dari mulut sahabatnya sendiri, namun dia yakin bahwa Ji Xiaonian tidak mungkin berbohong padanya.

Bai Yan terdiam sesaat, kemudian pria itu mengangkat kepalanya dan kembali mengadu matanya dengan mata Ji Chen. Tiba-tiba bayangan Ji Xiaonian yang sedang dicium oleh seorang pria yang tidak dikenalnya itu berkelebat di ingatannya. Seketika itu juga emosinya kembali tidak karuan. Bibirnya menyunggingkan senyuman dingin.

"Memangnya kapan aku pernah mengatakan hal itu? Saat ini di hatiku sama sekali tidak ada dirinya. Dua tahun lagi sekalipun tidak mungkin akan ada dirinya. Mana mungkin aku menyuruhnya menantiku selama dua tahun? Ji Chen, kalau kamu tidak tahu jelas apa duduk perkaranya, jangan lagi datang mencariku dengan wajah seperti itu."

Kali ini Bai Yan bangkit dari tempat duduknya, mengitari meja kerjanya dan berjalan mendekat ke arah Ji Chen, lalu berkata, "Mengenai proyek DNP, dalam waktu tiga hari ini, aku mau menerima rincian perencanaannya. Kalau tidak, aku akan membatalkan pembiayaan untuk proyek itu." Dia lalu pergi meninggalkannya termenung seorang diri.

Ji Chen tidak lagi berani untuk membalas perkataan Bai Yan. Lagi pula, temannya telah berkata seperti itu, jadi tidak ada lagi yang dapat dia katakan untuk membalasnya. Ditambah lagi, kalau dia tetap meneruskannya, bisa-bisa Bai Yan merasa bahwa Ji Xiaonian benar-benar sudah cinta mati dan tidak dapat melepaskannya.

Baiklah kalau begitu. Awas saja kalau suatu hari nanti kamu memohon-mohon cinta Xiaonian! gumam Ji Chen kesal. Dia bangkit dari kursinya dengan perasaan marah, lalu segera berjalan meninggalkan ruangan itu untuk kembali ke ruangannya sendiri. Tangannya terlihat sibuk merogoh saku jasnya untuk mengambil ponselnya dan membuat satu panggilan keluar.

***

Keesokan harinya...

Ji Xiaonian benar-benar lupa akan hari yang penting ini, yakni hari ulang tahunnya. Lagi pula di tahun-tahun sebelumnya, dia memang tidak pernah mengingat hari ulang tahunnya sendiri, melainkan Ji Chen dan Bai Yan yang merayakan untuknya. Dengan kata lain, kalau tidak ada yang mengingatkannya, dia tidak pernah ingat kapan hari ulang tahunnya. Terlebih tidak pernah terpikir untuk mengharapkan akan menerima hadiah atau yang lainnya.

Begitu selesai kelas, Ji Xiaonian langsung kembali ke kamar asrama dan menghabiskan waktu hingga malam tanpa keluar dari kamarnya. Pukul 8 malam, ketika dia sedang sibuk mengulang beberapa pelajaran hari ini, ponselnya tiba-tiba berdering dan membuyarkan konsentrasinya. Dia pun dengan segera meraih ponselnya dan pergi keluar kamar, lalu menerima panggilan telepon tersebut.

"Halo, Kak. Ada apa?" ucap Ji Xiaonian. 

Mendengar suara adiknya itu, Ji Chen yakin betul bahwa J Xiaonian tidak ingat bahwa tanggal 20 Mei hari ini adalah hari ulang tahunnya. Dia juga sengaja tidak mengingatkannya akan hari penting ini.

Dengan suara yang dibuat-buat, Ji Chen berkata, "Xiaonian, aku rasanya sedang tidak enak badan. Kali ini rasanya cukup parah, pembantu di rumah juga sedang pulang kampung. Malam ini kamu pulang ke rumah, ya? Bantu aku ambilkan minum untukku. Aku merasa sangat haus sekali."

Mendengar suara Ji Chen yang terdengar begitu lemas itu, Ji Xiaonian merasa cemas. "Kakak sudah ke dokter belum? Dokter bilang apa?"

"Sudah, tadi sore aku sudah ke dokter. Dokter bilang aku harus beristirahat total dan tidak boleh banyak bergerak selama beberapa hari. Kamu cepat pulang ke rumah, aku merasa sangat lemas saat ini," tutur Ji Chen sambil berpura-pura batuk.

"Baiklah, baiklah. Aku akan segera pulang ke rumah. Kamu berbaring saja di ranjang dan jangan banyak bergerak. Oke?" sahut Ji Xiaonian cepat.

"Oke. Kamu minta Yifei saja untuk mengantarmu pulang. Dengan begitu kamu dapat lebih cepat tiba di rumah. Uhuk! Uhuk!" kata Ji Chen sambil terbatuk-batuk.

Setelah sambungan telepon terputus, Ji Xiaonian segera kembali ke kamarnya dan merapikan buku-buku pelajarannya. Sementara Han Le yang berada di sebelahnya kebingungan melihat temannya yang terburu-buru mengemasi beberapa barangnya. 

"Ada apa, Xiaonian?" tanya Han Le khawatir.

"Kakakku sakit. Aku harus pulang ke rumah untuk merawatnya. Han Le, bisakah kamu membantuku untuk mengembalikan buku yang kupinjam ini ke perpustakaan?" tanya Ji Xiaonian memelas. 

Melihat wajah Ji Xiaonian yang terlihat pucat dan cemas itu membuat Han Le merasa tidak tega. "Sudah kamu cepat pulang saja ke rumah. Jangan khawatir, aku akan membantumu mengembalikan buku ini ke perpustakaan."

Ji Xiaonian segera bergegas meninggalkan asrama menuju ke gerbang sekolah sambil menelpon Lu Yifei. Tidak sampai 2 menit, pria itu sudah datang bersama mobilnya. 

Melihat wajah Ji Xiaonian yang terlihat cemas, Lu Yifei sambil menyetir bertanya, "Ada apa? Ada masalah apa?"

"Kakakku sakit, sepertinya cukup parah. Sekarang dia hanya dapat terbaring di ranjang dan bahkan tidak kuat untuk bangun," ucap Ji Xiaonian dengan cemas. Dia berpikir, bahkan untuk mengambil air untuk dirinya sendiri saja Ji Chen tidak kuat. Sebenarnya seberapa parah penyakit kakaknya itu.

"Apa?! Memangnya bagaimana bisa dia tiba-tiba jatuh sakit?" tanya Lu Yifei kali ini dengan nada bicara yang sangat teramat cemas.

"Aku juga tidak tahu. Kakak hanya menyuruhku untuk segera pulang," ujar Ji Xiaonian pada Lu Yifei.

Ji Xiaonian hampir menangis saking cemasnya. Dia memandang Lu Yifei yang sedang berkonsentrasi mengemudi di sebelahnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan terlihat memerah. "Yifei, apa mungkin kakak mengidap kanker? Bagaimana mungkin orang yang kemarin sehat-sehat saja bisa tiba-tiba drop seperti ini?" katanya dengan sesenggukkan.

"Tidak mungkin," kata Lu Yifei datar. Dia terlihat jauh lebih cemas dibandingkan Ji Xiaonian yang ada di sebelahnya. Dia pun menginjak pedal gas dalam-dalam dan mempercepat laju kendaraannya.

***

Sesampainya di pintu gerbang, Lu Yifei menghentikan mobilnya. Dia segera turun dan berlari menuju pintu depan, merogoh saku celananya dan mengambil kunci. 

Ji Xiaonian yang melihat hal itu dan merasa curiga. Bagaimana mungkin pengawal dapat memiliki kunci rumahku? Masa iya kakak menyewa seorang pengawal dan memberinya kunci cadangan rumah kami? Batinnya menyelidiki.

Tidak lama kemudian, Lu Yifei berhasil membuka pintu rumahnya dan bergegas masuk. Suasana di dalam rumah itu begitu gelap dan sepi. Namun, dia sama sekali tidak berusaha untuk menyalakan lampu, dan malah berlari memasuki rumah tersebut.

Ji Xiaonian tidak mau berpikir terlalu banyak, dia pun ikut berlari masuk ke dalam rumah dan berusaha untuk menyalakan lampu. Namun, meski telah beberapa kali menekan tombol saklar, lampu tidak juga menyala. Akhirnya, dia mengeluarkan ponselnya dan menyalakan flash pada ponsel untuk menerangi langkahnya. Dengan bantuan cahaya dari ponselnya, dia melihat ada balon berada tidak jauh dari posisinya berdiri.

Balon? Di rumah ini kan tidak ada anak kecil. Bagaimana bisa ada balon di sini? Batin Ji Xiaonian keheranan. 

Ji Xiaonian berjalan masuk ke arah ruang tamunya, lalu melihat seluruh ruangan tamu telah dihias dengan begitu indahnya. Terlihat balon dan pita menghiasi ruang tamu dengan suasana bak di negeri dongeng. Dia menatap ke dinding ruang tamu dan melihat ada tulisan 'Selamat Ulang Tahun' yang dibentuk dari balon huruf, melengkung indah di dinding tersebut.

Eh? Ulang Tahun? Ya ampun! Hari ini kan tanggal 20 Mei! Hari ulang tahunku! Jadi kakak tidak benar-benar sakit melainkan hanya berpura-pura agar aku pulang ke rumah? Wajah cemas Ji Xiaonian kini berubah menjadi wajah gembira.

Baru saja menyadari akan dirinya yang dikerjai oleh kakaknya, tiba-tiba terlihat sebuah cahaya kecil dari dalam dapur. Bayangan seorang pria muncul dari dalam kegelapan dengan memegang sebuah kue tart besar enam lapis dengan 19 buah lilin yang menyala dan terdengar suara lagu selamat ulang tahun disenandungkan oleh orang itu. Sekarang, dia akhirnya benar-benar yakin bahwa kakaknya itu hanya berpura-pura sakit untuk memberinya kejutan ulang tahun.

Namun, ternyata Lu Yifei tidak berpikir demikian. Melihat Ji Chen berdiri di hadapannya, dia segera berlari mendekatinya. 

"Kamu tidak apa-apa? Apa yang sakit?" tanya Lu Yifei dengan cemas.


Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C30
    無法發佈。請再試一次
    • 翻譯品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄