Shunta keluar dari sebuah bar, tempatnya dia dan Chihiro berbicara tadi. Sewaktu dia keluar dari bar tersebut, banyak sekali orang-orang yang melihat ke arahnya dengan rasa kagum.
Fans 1 : Hei, lihat, orang itu ganteng banget, mirip dengan Shunta ya! (kagum)
Fans 2 : Mana-mana?
Fans 3 : Eh? Itu Shunta asli, kan?
Fans 1 : Eh? Jadi benaran! Astaga yang asli! (kaget)
Shunta tersenyum ke arah para penggemar.
Fans 1, 2 & 3 : Kyaaaa!! Dia tersenyum! (senang)
Hari ini Shunta tidak mengendarai mobil sedan hitamnya, sekarang dia berjalan menuju stasiun. Selama berjalan menuju stasiun, Shunta terus memikirkan Takeru. Dia sangat merindukan Takeru sekarang. Dia berpikir untuk menemui Takeru.
Shunta : (Apa sebaiknya aku mengunjunginya lalu meminta maaf padanya?)
Tiba-tiba ponsel Shunta bergetar, dia mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Dilihatnya ada sebuah pesan masuk. Dia membuka pesan itu, matanya membelalak dan pupil matanya juga bergetar. Dia tersentak kaget tapi seketika itu juga dia merasa sangat lega dan langsung tersenyum lebar. Dia tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum. Dia juga tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.
"Sekarang aku ada di apartermenmu. Takeru."
Tanpa memperdulikan sekitar atau para penggemar yang tengah sedang memerhatikannya, Shunta langsung berlari menuju stasiun.
************************************
Takeru's POV.
Takeru berdiri cukup lama di depan gedung apartermennya Shunta. Takeru mendongakkan kepalanya melihat ke atas tepatnya ke arah lantai apartermennya Shunta.
Takeru : Kenapa aku datang ke sini?
Takeru merasa ragu dan juga takut, tapi dia memberanikan dirinya untuk masuk ke dalam gedung itu. Sesampainya di depan pintu apartermennya Shunta. Takeru mengeluarkan sebuah kartu hitam pemberian Shunta dari dalam saku jaketnya. Dia melihat kartu kunci yang ada ditangannya itu, lalu tiba-tiba teringat akan perkataan Shunta waktu itu.
"Gunakan kapan saja ya. Aku senang bila kau datang ke kamar ini tanpa harus diundang nanti"
Takeru tersenyum sinis. Lalu membuka pintu dan masuk ke dalam tanpa membuka lampu. Takeru melihat tidak ada seorang pun di dalamnya, sepertinya Shunta belum kembali ke apartermennya, dan apartermennya cukup dingin karena diluar sedang musim dingin.
Takeru : Aku datang, bodoh...
Takeru tidak menghidupkan penghangatnya dan terus berjalan masuk ke dalam kamar Shunta dan menghentikan langkah kakinya tepat di depan jendela kaca besar di samping kasur. Cukup lama Takeru berdiri memandang ke luar lewat jendela besar dari dalam apartermennya Shunta. Tatapan mata Takeru terlihat kosong ke arah jendela kamar Shunta.
Takeru : Aku merindukanmu Chunta, tapi mungkin kau tidak...?
Takeru merasa sedih dan pikirannya sangat kacau, seharian ini dia terus berpikir dengan keras, meskipun dia sangat takut dengan kemarahan Shunta, tapi dia lebih takut lagi kehilangan apalagi sampai putus dengan Shunta.
Takeru : Apa sebaiknya kita sampai di sini saja? Sesungguhnya aku tidak ingin putus tapi kau sudah tidak mempercayaiku bahkan mencintaiku lagi...
Takeru mengeluarkan HPnya lalu mengirimkan short message ke Shunta. Dia terus berpikir apa yang harus dia lakukan dan katakan jika Shunta datang nanti? Apa hubungan mereka bisa bertahan atau akan berakhir begitu saja? Dan bagaimana kalau Shunta tidak mau menemuinya? Apa dia harus merelakan Shunta? Takeru harus membuat keputusan yang tepat meskipun itu berat baginya.
Takeru menghela nafas panjang.
Takeru : Aku sungguh bodoh...
Tidak lama kemudian, tiba-tiba pintu apartermennya Shunta terbuka.
*************************************
Sesampainya di apartermennya. Shunta langsung membuka pintu apartermennya dengan cepat. Shunta langsung berlari mencari Takeru. Dilihatnya pintu kamarnya terbuka, dia langsung masuk ke dalam.
Shunta : Takeru-san! (terengah-engah)
Takeru merasa lega, karena Shunta mau datang menemuinya. Dia belum menoleh ke belakang untuk melihat ke arah Shunta, karena dia bisa melihat pantulan bayangan Shunta dari jendela kaca besar yang ada di depannya. Dilihatnya Shunta terengah-engah kelelahan sepertinya dia sampai berlari untuk menemuinya. Takeru tersenyum senang. Sebelum menoleh, Takeru mengatur mimik wajahnya supaya tidak terlihat sedang tersenyum. Dengan perlahan-lahan Takeru menoleh sedikit ke belakang.
Takeru : Oh? Selamat datang.
Shunta masih terengah-engah. Takeru mengeluarkan kartu kuncinya Shunta. Lalu berkata dengan sangat tenang.
Takeru : Aku menggunakan ini...
Shunta menatap kartu kunci itu.
Takeru : Rasanya aneh menggunakan ini untuk masuk ke dalam sini, karena kau selalu membawaku ke sini...
Takeru menggoyangkan kartu kunci yang ada ditangannya dengan perlahan-lahan.
Takeru : Saat aku membuka pintunya sendiri. Aku jadi bingung.
Shunta : Takeru-san, kenapa kau datang ke sini?
Takeru : Tidak kenapa.
Shunta sedikit tersentak mendengar jawaban Takeru.
Takeru : Aku hanya ingin menggunakannya sekali dan mengembalikannya (menyodorkan kartu kunci ke hadapan Shunta)
Shunta : Itu saja?
Takeru : Apa maksudmu dengan "itu saja" ? Apa aku harus bilang "aku kangen" atau "aku ingin melakukan sex untuk terakhir kali" dan mendekapmu, kah? Meskipun itu tidak mungkin karena aku tahu hubungan kita sudah selesai sejak kau pergi meninggalkanku begitu saja...
Shunta tidak merasa yakin dengan jawaban Takeru dan sekali lagi bertanya untuk memastikannya.
Shunta : Aku hanya tanya. Apa benar kau datang ke sini hanya untuk mengembalikan kartu kunci itu? Apa kau yang berada di sini hanya untuk itu, Takeru-san?
Shunta memegang kartu kuncinya yang disodorkan Takeru kepadanya. Takeru tersentak dan tanpa dia sadari tangannya bergetar sedikit. Dia tahu saat Shunta mengambil kartu kunci tersebut, hubungan mereka benar-benar sudah berakhir. Takeru menunduk sedikit untuk menutupi raut wajah sedihnya lalu menegakkan kembali kepalanya dan memaksakan diri untuk tersenyum.
Takeru : . . . . Baiklah, karena kau sudah menerima kartu kuncinya dengan baik, aku akan pulang sekarang. Terima kasih untuk selama ini (menunduk sedikit memberi hormat sebagai tanda terima kasih)
Setelah itu, Takeru langsung pergi.
-Bersambung-