下載應用程式
90.27% My Teacher My Husband / Chapter 167: Ch. 167

章節 167: Ch. 167

Terencana ya?

Sehun mengetuk-ngetuk dagu dengan telunjuk rampingnya. Tersangka pertama di otak Sehun tentu saja si tua bangka buruk rupa Tuan Choi.

"Kenapa rasanya ini rumit sekali ya?" Gumam Sehun. Memijat pelan pelipisnya lalu menghela nafas lelah. Para tamunya sudah pulang. Dan ini saatnya untuk Sehun melihat keadaan dua putranya yang lain.

Tok...

Tok...

Tok...

Dahi Sehun berkerut saat ia mendengar suara ketukan pintu yang terdengar teratur. Itu manusia atau makhluk tak kasat mata?

Tap...

Tap...

Tap...

Ceklek.

"Yoojung?" Ujar Sehun. Ini sudah pukul sepuluh malam dan gadis itu masih berkeliaran di luar rumah?

"Selamat malam." Yoojung membungkuk sopan, tersenyum ramah dan menghembuskan nafasnya sedikit. "Aku... aku, maaf mengganggu Tuan Oh malam-malam, hanya saja... aku ingin tau bagaimana keadaan Jasper." Cicit Yoojung di akhir kalimatnya. Sebenarnya dia merasa tidak enak harus datang di jam istirahatnya Sehun seperti ini. Tapi bagaimana lagi? Yoojung terlanjur penasaran.

"Masuklah lebih dulu, di luar dingin." Ajak Sehun, membuka lebar pintu rumahnya agar Yoojung bisa masuk kedalam sana.

"Ah, tidak perlu. Terima kasih. Aku hanya ingin memastikan keadaan Jasper saja." Ujar Yoojung menggeleng canggung. Rasanya tidak sopan jika ia masuk kedalam istana milik Sehun di depannya ini.

"Dia... akan baik-baik saja." Sehun terdengar sedikit ragu. Bagaimana bisa ia memastikan jika ia sendiri juga tak yakin dengan pemikirannya?

Yoojung rasanya ingin percaya, tapi entahlah. Sebagian kecil di sudut hatinya masih penasaran dengan keadaan Jasper. Atau mungkin nanti Yoojung langsung saja ke Kantor Polisi ya?

"Yoojung?"

Gadis yang statusnya masih abu-abu bersama Jasper itu terlonjak kaget saat Sehun menepuk pundaknya. Acara melamunnya langsung buyar begitu saja. "Ya?"

"Kau tak ingin masuk? Cuaca sangat dingin malam ini." Ujar Sehun memastikan. Mantel gadis pujaan anak sulungnya ini bahkan sangat tipis. Tiupan napas Sehun saja bahkan masih lolos melewati mantel Yoojung.

"Ah, tidak. Terima kasih. Aku langsung pamit pulang saja." Tolak Yoojung halus. Membungkuk sopan lalu berbalik untuk meninggalkan rumah Sehun.

"Yoojung, tunggu." Panggil Sehun.

Yoojung berhenti dan kembali berbalik menghadap Sehun yang bahkan sudah menghilang di balik pintu rumahnya. "Ada apa?" Gumam Yoojung bermonolog dengan dirinya sendiri.

Sret.

"Pakai saja. Mantelmu sangat tipis. Dan ini," meraih tangan Yoojung dan memberikan segelas coklat panas yang memang dia buat beberapa waktu yang lalu. "Kau bisa mati kedinginan jika berkeliaran di luar seperti itu."

Yoojung tertegun. Saat Sehun melampirkan jaket buku tebal ke tubuhnya, Yoojung hanya bisa termagu tanpa kata.

"Kau akan merasa lebih hangat setelah ini." Ujar Sehun dengan senyum tipisnya. Ia tau jika Yoojung masih berusaha mencerna maksud dari kelakuannya barusan.

Satu...

Dua...

Tiga...

"Eh? Terima kasih Tuan." Yoojung buru-buru membungkuk masih dengan segelas coklat panas di genggamannya.

"Tuan siapa yang kau maksud? Tidak ada Tuan di sini." Ujar Sehun menatap sekitarnya.

Dahi Yoojung berkerut. "Anda bukannya Tuan Oh Sehun?" Menatap Sehun dengan mata bulatnya yang berbinar cantik. Bagi Sehun tentu saja lebih cantik binar mata istrinya, Suzy.

Sehun terkekeh kecil, "pantas saja Jasper menyukaimu." Lirih Sehun. "Hanya panggil aku Daddy, atau jika kau merasa risih. Panggil Ayah juga tak apa." Sehun menambahkan.

Yoojung kembali mematung, Sehun memang pernah menyuruhnya seperti itu. Hanya saja Yoojung masih belum berani untuk mempraktekannya secara langsung pada Sehun. Ia masih belum bisa.

"B... baiklah, A... ayah?" Yoojung terbata sendiri entah karena apa. Ayah, ya?

"Apa kau mulai berubah pikiran dan akan menginap di sini?" Tanya Sehun dengan senyuman tipisnya.

"Eh? Ah, tidak terima kasih. Aku pamit. Permisi." Setelah membungkukan badan, Yoojung langsung saja berlari meninggalkan Sehun yang hanya terkekeh pelan melihat tingkahnya.

Polos.

**

Dan ya, di sini Jasper saat ini. Duduk diam dengan wajah datarnya yang bahkan tak berubah dari saat pertama ia menginjakan kaki di sini.

"Kalian ingin bermain? Tak masalah. Tunggu hidangan dariku." Desis Jasper.

Rasanya ini terlalu mudah dan ya, Jasper tak akan ambil pusing dengan tubuhnya yang terperangkap di balik tirai besi ini.

Jasper masih bisa berkeliaran di luar sana, tenang saja.

"Berani menyentuh daerah milikku. Lihat apa yang bisa aku lakukan pada manusia-manusia busuk macam kalian."

**

"LUCAAAAAAAS!!" Xukun berteriak heboh. Menggedor-gedor pintu apartement Lucas yang masih tertutup rapat. Memang selalu rapat sebenarnya.

Brak.

Brak.

Brak.

"WOOOII! KINGKONG WAKANDAAAA!" Teriak Xukun lagi. Itu si biawak hutan kenapa telinganya tuli begitu ya?

Menarik nafas pelan, Xukun memejamkan matanya. Mengepalkan tangannya kuat lalu menghela nafas pelan.

Satu...

Dua...

Tiga...

"LUCAAAAS! BABI! BANGUN KAU KINGKOOONG! APA YANG KAU LAKUKAN HAH?! LUCAAAAAS!"

Brak.

Brak.

Brak.

Sret.

Ceklek.

"Ap-?"

Plak.

"Kemana saja kau? Aku berteriak sudah dari tadi!" Amuk Xukun. Tenggorokannya sudah kering kawan-kawan. Xukun benar-benar kesal, sungguh.

"Santai, kepalaku berdenyut." Lirih Lucas.

Sakit?

Dahi Xukun berkerut heran, Lucas? Sakit? Mempan? Biasanya semua penyakit langsung terpental karena badan Lucas yang luar biasa besar.

"Padahal aku ingin mengajakmu ketempat Paman Chanyeol dan Paman Baekhyun." Lirih Xukun dengan tangan yang menggaruk belakang kepalanya. Jika seperti ini ya terpaksa Xukun pergi sendiri.

Ya sudah kalau begitu. Xukun sudah terbiasa sendiri teman-teman. Xukun butuh seseorang untuk menemani.

#XukunYangSudahLelahSendiri.

#Minat?DM.

Clek.

Blam.

"Ayo pergi!" Membanting pintunya, Lucas sudah siap dengan pakaian tidur dan jaket tebalnya. Tak lupa dengan syal dan juga topi rajut yang membungkus nyaman kepala Kingkong besarnya.

"Bukannya kau sakit?" Tanya Xukun memastikan. Xukun jelas melihat itu hidung Lucas yang memerah karena tersumbat cairan lendir berwarna hijau yang bernama ingus.

"Kita pergi untuk Jasper bukan?" Lucas tipe-tipe manusia setia ternyata. Biar badai, hujan, banjir, dan ingus menghalangi, Lucas siap untuk teman seperjuangannya.

"Ya."

"Kepalaku masih bisa di tahan."

Mata Xukun sudah berbinar bahagia hendak menerjang Lucas dengan pelukan Koalanya. Itu sebelum si pemilik tubuh melompat mundur ala Naruto dari hadapannya.

"Jangan mendekat, kau ingin tertular?" Dengus Lucas tetap pada jarak amannya. Akan susah jika harus mengurus bayi Monyet macam Xukun ini jika terkena penyakit.

Kadang, Lucas yang seperti ini membuat urat baper di seluruh sisi perawan jiwa Xukun bergejolak minta dilamar.

"Baiklah kalau begitu! Biar Kunkun saja yang menyetir!" Seru Xukun semangat. Hh... kurang Jasper saja.

"Ya tentu saja kau, memang siapa lagi?" Memutar bola matanya kesal, Lucas mendecak seraya menarik bagian belakang kerah kemeja yang Xukun gunakan.

"Aku akan membawa Jasper pulang! Kita pasti bisa!"

"Ya, ya, terserah kau saja."

**

"Jasper, apa yang terjadi padamu, Sayang?"

TBC

SEE U NEXT CHAP.

THANK U.

DNDYP.


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C167
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄