章節 44: Ch. 44
Mata Suzy membelakan kaget. Manusia berwajah malaikat tapi aslinya iblis dari segala iblis ini kenapa bisa ada di rumahnya. Tersenyum manis dengan buket bunga di tangannya.
Menjijikan.
"Tak mempersilahkanku masuk?" Tanya L, berpura-pura sedih dengan wajah yang ia tekuk.
"Pintu rumahku tertutup untukmu." Dengus Suzy, mundur selangkah dan hendak membanting pintu tepat di depan muka L L Myungsoo entah apalah namanya itu.
"Siapa Suzy?" Tanya Kris yang sudah berdiri di belakangnya.
"Buk-"
"Oh hai kakak dari saingan." Sapa L ramah, menyingkarkan Suzy lalu berlalu masuk tanpa sopan santun.
"Hei! Apa orang kaya sepertimu otaknya di bokong?!" Teriak Suzy histeris. Membanting pintu sekuat-kuatnya hingga membuat Kris yang berdiri di belakangnya terlonjak kaget.
"Kau, berisik!" Sinis Kris, menarik rambut belakang Suzy hingga gadis itu meringis memegangi kepalanya dan ikut berjalan mundur.
"Sakiit!" Teriak Suzy heboh. Memukul-mukul tangan Kris lalu hendak menggigitnya.
"Aku ingin mengunjungi istriku." Ujar L seraya duduk di sofa tepat berhadapan dengan Siwon. Sama-sama melempar tatapan sinis lalu mendengus tak suka.
"Masuk ke kamarmu Oh Suzy." Perintah Siwon. Terlihat sekali bahwa ia sedang tidak ingin di bantah.
Mengangguk setuju, Suzy mulai beranjak dan berjalan menuju tangga. Masuk ke kamarnya lalu menutup pintu.
Sedet-
Pintu kembali terbuka, melongokan kepalanya ke luar untuk menguping pembicaraan yang mereka bilang, sebagai pembicaraan orang dewasa. Memang dia masih bocah?!
"Apa yang mereka bicarakan?" Gumam Suzy heran. Melangkah kecil-kecil hingga ia tiba di penghujung tangga.
"Apa lagi maumu?!" Dengus Siwon. Suzy yakin itu suara Siwon, karna apa? Terdengar jelas bagaimana wibawa seorang Oh Siwon. Manusia tampan plus kaya se-antero Korea.
"Mengunjungi istriku." Itu suara L. Si Myung-myung tidak jelas apa jenis kelamin dan jenis apanya.
"Istri-istri bokong sintalmu!" Dengus Suzy. Membenturkan kepalanya ke tembok lalu menghembuskan nafasnya lelah.
"Istri apa dan siapa yang kau maksud wahai demon?" Kris. Mulut setajam dan seruncing mata pedang itu mulai angkat bicara.
"Kim Suzy."
Mata Suzy membelalak kaget. "Kim Suzy katanya?" Ulangnya lagi. Menghentakan kakinya kesal lalu menendang dinding di sampingnya.
"Kau kenapa ke sini lagi L?" Itu ayahnya Suzy. Sepertinya baru datang dari dapur, menempelkan telinganya ke dinding lalu mengerut heran saat L, si makhluk abstrak. Hanya diam.
"Apa aku salah jika aku hanya ingin mengunjungi tunanganku, yang sebentar lagi akan jadi istriku?" Tanya L.
"Dasar gila!" Maki Suzy.
"Ralat! Mantan tunangan." Ujar Kris.
Suzy mengerutkan dahinya, mengepalkan tangannya lalu menundukan kepalanya. Air matanya menggenang.
**
Suzy terdiam di tempatnya, ucapan L benar. Pria tak tau diri itu adalah tunangannya. Atau lebih tepatnya, mantan tunangannya.
"Tunangannya? Dia mencampakanku begitu saja dengan pergi ke Jepang. Tak memberi kabar selama 4 tahun. Dan sekarang? Seenaknya saja berkata bahwa aku masih tunagannya. Calon istrinya?" Ujar Suzy. Lelehan air mata itu turun lagi. Dadanya sesak, masalah Sehun bahkan belum selesai dan sekarang? Datang lagi manusia tak tau diri itu.
"Aku belum memutuskan Suzy, dan ingat! Dia masih kekasihku." L kembari berkoar.
Suzy sudah tak betah. Berjalan lunglai ke bawah lalu berhenti di ujung tangga.
"Aku hanya ingin mengambil milikku lagi! Apa ak-"
"Siapa yang kau maksud dengan milikku?" Lirih Suzy. Menunduk dengan tangan terkepal erat lalu berjalan mendekat.
"Suzy?" Ujar Kris tak percaya. Gadis itu menguping sedari tadi, dan kenapa ia tak sadar?
"Siapa yang kau maksud dengan milikmu?" Tanya Suzy lagi.
L tersenyum. Memberikan bunganya pada Suzy, dan hendak mengusak pucuk kepala Suzy. "Tentu kau sayang." Ujar L.
"Aku?" Ulang Suzy.
"Ia." Jawab L. Tersenyum manis dengan wajah malaikat.
Plak.
"Persetan dengan sayangmu keparat! Kau pergi bertahun-tahun lalu datang seenak hatimu. Makin mengacaukan hidupku dan apa kau tak ingat? Kau bahkan sudah mencium gadis cantik disana." Ujar Suzy membabi buta. Menarik kerah kemeja L lalu mengguncang-guncangnya. Tentunya setelah tamparan dahsyat tadi.
"Aku bisa jelaskan, honey." Ujar L. Mencoba meraih tangan Suzy namun di tepis kasar oleh orangnya.
"Persetan! Aku sudah menikah dan jangan ganggu hidupku lagi." Desis Suzy.
Melangkah mundur lalu memicingkan matanya. "Kau keparat!" Maki Suzy.
"Bisa kau angkat kaki Kim Myungsoo?" Tanya Nyonya Bae. Ibunda tercinta Bae Suzy.
"Tidak akan!" Ujar L keras kepala. Tetap duduk di sofa lalu menaikan kakinya.
Brak!
Kris menggebrak meja. Menarik kaki L hingga pemuda itu terjatuh ke lantai. Lalu menarik hingga menuju pintu utama. Melemparnya keluar lalu membanting pintu.
"Cih. Brengsek!" Maki Kris. Merapikan kemejanya lalu tertawa kecil. "Biar aku yang bicara dengan gadis itu." Ujar Kris.
**
Suzy diam di kamarnya. Bergelung nyaman dengan selimut hangatnya. Mengabaikan suara langkah kaki yang mendekat dan juga suara pintu yang terbuka.
Tak berminat sedikitpun untuk menyembulkan kepalanya dari selimut, malah gadis itu makin mengeratkan pelukan pada guling.
"Bisa buka selimut itu bocah?" Tanya Kris. Berdiri santai di samping Suzy lalu melipat kedua tangannya di depan dada.
"Pergi." Usir Suzy.
"Tidak sopan sekali kau bocah." Dengus Kris. Menarik paksa selimut Suzy, dan menampakan bocah yang sedang dalam keadaan kacau itu.
"Aku hanya tidak ingin membahas itu sekarang." Gumam Suzy.
"Kau harus mendengarkanku!" Ujar Kris. Tanpa bantahan dan tanpa penolakan. Jelas sekali dari nada bicaranya.
"Aku tid-"
"Tidak ada bantahan. Dengar dan pahami. Aku tidak bisa bicara panjang lebar. Intinya, kau masih mencintai Sehun atau sudah menyerah?" Tanya Kris.
Hening.
Suzy diam. Ia tidak tau harus jawab apa. Suzy masih mencintai Sehun dalam hati kecil, tapi. Juga ada rasa lelah menunggu Sehun mengingatnya.
"Aku..." jeda.
"Aku..."
TBC
SEE U NEXT CHAP
HAVE A NICE DAY
THANK U
DNDYP
每周推薦票狀態
-- 推薦票
榜單 
-- 推薦票