Huft! Qu Tan'er terus menghela napas karena tidak puas dengan jawaban Jingxin. Maksudnya, Xiao Li mungkin tertarik dengan Jingxin, namun pelayan yang terlalu polos itu tidak mengerti maksud nonanya. Ya sudahlah, aku tidak mau memperpanjang masalah ini, batinnya.
"Apa kakak bisa memanah?"
"Tidak bisa," jawab Qu Tan'er langsung. Saat itu, dia baru menyadari bahwa dirinya telah tiba di lapangan panahan. Sementara Yun Youlian yang bertanya tadi sudah mengambil busur dan panah.
"Apa kakak percaya dengan teknik memanah ku?" tanya Yun Youlian sembari tersenyum dengan penuh arti. Qu Tan'er pun hanya membalasnya dengan senyum dan tidak menjawab.
"Saya ingin sekali menjadikan orang sebagai sasaran untuk menguji kemampuan memanah ku. Apa kakak berani mencobanya?" tanya Yun Youlian.