Briena keluar dari dalam mobil sedan warna hitam. Tak selang berapa lama Vian ikut turun dari mobil. Sudah banyak mobil-mobil yang terparkir di halaman depan rumah orangtua Briena. Hari ini weekend sehingga banyak keluarga yang bisa meluangkan waktu mereka untuk datang.
"Eh, Briena! Vian!" seru Dahlia, sepupu jauh Briena dari pihak Ayah.
"Hai, Lia. Sudah lama datangnya?" sapa balik Briena.
"Tidak juga," sahut Dahlia. "Hai, Vi!" sapanya kemudian pada Vian.
"Hai." Vian balas tersenyum.
"Hai, Raka," sapa Briena menyentuh pipi gembul anak kecil yang berada di gendongan Dahlia.
"Alo, Tante Briena." Dahlia menirukan suara layaknya anak kecil.
"Umur berapa? Tanya Vian menyentuh lengan Raka.
"Baru mau satu tahun," jawab Dahlia.
"Oh." Vian mengangguk.
"Jadi kapan kalian menyusulku dan Mas Dimas? Kapan kasih aku keponakan?" tanya Dahlia tersenyum menggoda.
"Aku masih belum memikirkannya," sahut Briena.
Note :
Spoiler bab 87 : si kembar