Pagi hari Arvita sudah pulang tanpa ada Armand yang berada disampingnya, memang sengaja... karena Arvita tidak mau jika Armand akan ditegur oleh ayahnya.
Ketika Rojali dan Rohimah melihat putrinya baru saja tiba di pintu masuk, pandangan mereka menatap heran. Tapi untuk Rojali, pria itu memberikan tatapan yang sinis pada putrinya.
"Masih ingat pulang lu Pikir!" Ucap Rojali dengan sinis, sedangkan Rohimah langsung menyikut lengan suaminya.
"Abang! Kan semalam Armand udah bilang kalau Pita nginep dulu di tempat dia, soalnya semalam ada keributan. Tuh... anak Abang ngajar muka orang sampai bengep! Abang lihatkan fotonya yang dikirimin sama si Arman?!" Suara Rohimah justru lebih lantang ketimbang suara Rojali.
"Udah deh... jangan marah-marah! Vita ini bentar lagi mau nikah, jadi jangan bikin dia stress. Untung-untung dia gak ditahan, coba kalau Armand gak bantuin." Rohimah sedikit ketus karena membela putrinya yang sebenarnya tidak bersalah - menurutnya.
Terimakasih untuk yg sdh menyempatkan bc novel ini. Maafkan ya jika ada kekurangan dalam penulisan, apalagi kalau ada typo. ;)
Dukung Auhtor ya, mudah kok
1. Berikan Power Stone
2. Berikan Review setiap kali selesai baca, jadi Auhtor tahu kira2 reader suka gak dengan jalan ceritanya
3. Rate bab yang sudah dibc, yang gambar bintang itu :)
4. Gift, Kalau Reader's ada lebih koin banyak, bagi2 tips ya ke auhtor. Hehehe..
Happy Reading.
Terimakasih untuk semua saran dan kritikan yang membangun.