melihat tingkah laku sudah muak ditambah lagi mendengar ucapan-ucapannya yang sedikit pedas dan menyakitkan hati, membuat sang Presdir lama-lama menjadi geram. "Hei, nona Jiang. Dengarkan aku! Aku suka wanita atau tidak, itu urusanku. Jikapun di dunia ini hanya ada satu wanita dan itu adalah kau. Aku akan memilih untuk sendiri." Jawab sang Presdir.
Mendengar perkataan Yohan tara cuma tertawa kecil, dan kembali mendekati sang Presdir. Ia masih belum menyerah dan berusaha merayunya kembali, menjulurkan tangannya untuk kesekian kali meraih wajah tampan dan dingin itu. Tetapi lagi-lagi ia di acuhkan begitu saja.
Drettt...drett...
tiba-tiba handphone Yohan berbunyi. Ia segera mengangkatnya dengan cepat karena itu telepon dari Villa pribadinya. Jelas yang menghubungi adalah bibi Alaen.
Sang presdir terlihat sedikit panik. Kenapa tiba-tiba pelayanannya itu meneleponnya, apa mungkin terjadi sesuatu lagi dengan istrinya? pikirannya.
Semangat!