Diambang kesadaranku, aku masih bisa mendengar teriakan raja kelabang yang merobek hati. Kedengarannya ia seperti sedang dianiaya dan suaranya mampu membuat tubuhku menggigil.
Fang Xiaolei hanya bisa menghirup udara dalam-dalam. Ia seperti t melihat gambar yang sangat menakutkan, tetapi saking mengerikannya ia lupa untuk berteriak. Ia hanya bisa terpana.
Tiba-tiba, bau amis dan asin tercium olehku dan memenuhi seluruh hidung. Aku bisa merasakan bahwa itu adalah rasa darah, darah segar.
Apakah Bei Mingyan membunuh raja kelabang? Tapi aku tidak bisa membuka mata untuk melihat apa yang terjadi.
Entah berapa lama kemudian, teriakan raja kelabang akhirnya berhenti.
Tetapi saat itu, aku merasa tubuhku dipegang oleh tangan dingin yang besar, lalu aku diangkat dari tanah. Segera setelahnya, wajahku ditempelkan pada dada yang dingin.
Apakah Bei Mingyan yang memelukku? Kemana ia akan membawaku?