*** *** *** *** ***
(PERINGATAN!!! Bab ini mengandung adegan dewasa. Pembaca diharapkan bijak. Silahkan lewati bab ini jika merasa tak nyaman. Terima kasih).
*** *** *** *** ***
"Tu-tuan…" Dengan sekuat tenaga, Chika berusaha keras untuk mendorong bahu lebar Marino, menjauhkan tubuh lelaki besar itu dari atas tubuhnya.
Meskipun ia tahu, tubuhnya yang lemah dengan tenaganya yang kecil bila dibandingkan dengan tenaga banteng Marino, bukanlah apa-apa.
Namun, Marino sama sekali tak menghiraukan Chika yang berusaha untuk mendorong tubuhnya.
Ia justru semakin erat memeluk tubuh gadis itu, dan mendekatkan bibirnya pada telinga Chika.
"Sshhh… aku tidak akan menyakitimu," Ucap Marino dengan suara seraknya.
Bibirnya yang tebal mulai menciumi telinga Chika.
Aroma alkohol masih terasa pada nafasnya yang mulai berat.
Sementara Chika, antara merasa takut dan geli akibat getaran suara Marino yang berbisik di telinganya.
Astaga...
Laptop ampe ngepul panas...
Hahaha...