Di sepanjang jalan kembali menuju kafe Mademoiselle, baik Nadine maupun Afriza tak banyak bicara. Nadine lebih sering berjalan dengan menundukkan kepalanya sementara Afriza menggerak-gerakkan kedua bola matanya ke kiri dan ke kanan, berusaha untuk mencari bahan obrolan untuk memecahkan suasana yang terasa sangat canggung ini.
"Nadine"
"Afriza…"
Mereka berdua bertatapan, suasana kembali menjadi canggung.
Yang terdengar hanyalah suara langkah kaki mereka berdua.
"Kamu duluan" Kata Afriza sambil mempersilakan Nadine bicara dengan menggerakkan tangan kanannya.
"Uh, kamu duluan aja, enggak apa-apa kok!" Ucap Nadine dengan canggung. Sesungguhnya ia masih merasa jika pertemuannya dengan Afriza malam ini seperti mimpi.
"Ladies first!" Kata Afriza sambil tersenyum.
Wanita terlebih dahulu.
Nadine tersenyum mendengarnya. Sebenarnya, dulu ketika ia masih kuliah, inilah salah satu alasannya menyukai Afriza.
Question of the day:
Apakah ada diantara para pembaca yang bersedia balikan sama mantan kalau ada kesempatan?
╮(╯▽╰)╭