Setelah makan siang bersama Fanny dan membawa gaunnya, Velina tak langsung pulang ke rumah. Namun, dia mampir sebentar ke Auto24, sebuah showroom mobil mewah paling terkenal di kota Jet.
Melangkah keluar dari mobilnya, dia segera menuju ke bagian belakang showroom yang berisi berbagai jenis mobil mewah yang di modifikasi. Pandangannya tertuju pada seorang pemuda yang asik duduk di dalam salah satu mobil sambil memainkan jari-jemarinya dengan lincah diatas laptop.
"Hey Mickey!" sapa Velina. Namun pemuda itu tidak menjawabnya. Dia berdecak. Tangan kirinya menarik earphone yang sedang digunakan oleh Mickey. Pemuda itu merenggut kesal dan terkejut ketika sepasang earphone yang dipakainya tiba-tiba dicabut. Tak seorangpun staff disana yang berani mengganggunya ketika ia sedang asik-asiknya mengutak-atik mobil. Jadi, ia sangat penasaran dengan identitas orang yang berani mencabut earphone yang sedang ia gunakan.
Matanya terbelalak ketika ia melihat Velina, seakan-akan ia baru saja melihat hantu. "Oh Shit!" gumamnya. Sialan! ini benar Velina?
Mickey adalah salah satu sahabat Marino, keluarganya memiliki usaha di bidang otomotif. Di showroom Auto24 ini, Mickey menghabiskan sebagian besar waktunya memodifikasi mobil-mobil mewah untuk dijual kembali.
"Hi beautiful" Sapanya dengan terkejut. "Kamu sedang liburan? tanyanya dengan seulas senyum.
Velina memutar kedua bola matanya. "Nope. rencananya kali ini aku mau tinggal disini. belum tahu untuk berapa lama" jawabnya sambil berjalan memutar, membuka pintu mobil di sebelah Mickey yang sedang duduk di kursi pengemudi.
"Mobil ini bagus" komentarnya sambil memandang ke sekeliling. Ada sebuah layar yang cukup lebar di bagian tengah dashboard, menampilkan berbagai jenis informasi.
Itu adalah sebuah mobil Lamborgini Huracán berwarna hitam. Mobil itu baru saja selesai dimodifikasi oleh Mickey, bayi kesayangan barunya.
"Aku mau yang ini!" jawab Velina tanpa menoleh ke arah Mickey yang hatinya sedang berdarah-darah, bersiap mengucapkan selamat tinggal pada bayi barunya.
"Mobil ini baru datang seminggu yang lalu! kamu tahu tidak aku sudah menunggu mobil ini selama setahun lebih!" jawab Mickey kesal.
Velina memandanginya dengan tatapan tak percaya. "Aku sudah bisa ambil kuncinya atau bagaimana?" Tanyanya, tak mempedulikan tatapan sedih Mickey.
"Kau tega sekali padaku..." Wajah Mickey berekspresi sedih.
"Aku baru saja meluncurkan rudal mini yang cocok untuk di pasang di mobil seperti in..."
"Deal!" Belum sempat Velina menyelesaikan kata-katanya, Mickey sudah memotongnya terlebih dahulu. Tentu saja gadis itu terperangah oleh sikap Mickey yang tidak konsisten.
"Tapi kau janji akan memprioritaskan penjualannya padaku dulu, bukan orang lain!" Serunya, sambil menunjuk wajah Velina dengan serius menggunakan jari telunjuknya.
Velina hanya bisa tersenyum melihat keunikan sahabat kakaknya ini.
*****
"Triiiiiing... triiiiing" Sebuah dering telepon mengganggu Marino yang tengah rapat bersama dengan dewan direksinya. Marino adalah presiden direktur Val Entertainment, yang menaungi talent agency dan juga rumah produksi paling bergengsi di Vanesia.
"hallo" ucapnya dingin.
"Aku baru saja bertemu Velina. Dia menculik bayiku. Apa menurutmu aku harus bilang sama Daniel kalau dia sudah pulang?"
"kau bilang sekarang atau beberapa jam lagi juga tidak akan ada bedanya. aku sedang rapat. kau ngobrol saja dengan mobil-mobilmu" Marino lalu mematikan telepon dan melanjutkan rapat seperti tidak terjadi apa-apa.
Dengan ragu, akhirnya Mickey memutuskan untuk menelepon Daniel. Pria yang diteleponnya juga segera mengangkat telepon darinya pada dering pertama.
"Tebak barusan aku ketemu siapa?"
"Aku tutup sekarang kalau tidak pent..." jawab pria itu dengan Dingin.
"Velina!" potongnya cepat. Ia tahu hanya dengan menyebutkan satu nama itu, Daniel akan memberikan seluruh perhatiannya padanya.
"Teruskan" ucapnya.
"Dia baru saja mampir ke garasiku dan membeli mobil. kau tahu apa artinya?" Tanyanya dengan penuh semangat, berusaha memancing minat Daniel.
"Dia punya mobil baru" jawabnya cuek.
"..." Mickey merutuk Daniel dalam hati, mungkin inilah sebabnya hingga detik ini sahabatnya itu tetap saja menjomblo. Mana ada wanita yang mau bersama dengan seseorang yang sekaku kanebo kering begini? Tapi, Daniel Garibaldi memang cukup kaya raya untuk menarik perhatian wanita manapun meskipun dia seperti kanebo kering.
"Daniel Garibaldi... aku pastikan kau akan menyesal jika kau tak mengirimiku cek kosong hari ini juga! hmmph!" Mickey segera menutup telepon saking kesalnya berbicara dengan si manusia kanebo.
Di ujung telepon, di sebuah kantor yang berada di sebuah gedung pencakar langit di lantai 100, seorang pria menatap keluar jendela, memandangi kota Jet yang sibuk di bawahnya.
"Nana..." gumamnya pelan, sambil mengeluarkan dompetnya dan memandangi sebuah foto tua yang bergambar dua orang anak kecil yang duduk bersebelahan. Seorang gadis cantik berkepang dua yang tengah tersenyum geli menatapnya yang mengenakan topi baseball di kepalanya.
Waaaah akhirnya beberapa tokoh baru muncul! Apakah ada yang bisa menebak siapakah pemeran pria utamanya? hehehe.
Terima kasih sudah membaca 'Topeng Ratu Kegelapan' jangan lupa beri rating jika teman-teman menyukai cerita ini ya!
ヾ(@^▽^@)ノ