Viona yang diberondong pertanyaan tak masuk akal merasa marah , ia tak menyangka adik-adiknya menuduhnya memakan uang panti asuhan .
" kita bisa paham kalau dulu ibu pilih kasih pada kakak tapi kalau sampai akhir kakak juga yang menikmati semua uang panti kami rasa semua tidak adil " ucap Laura dengan sinis .
" aku tak tau harus bicara apa pada kalian , pertemuan pertama kita setelah hampir 10 tahun ini harusnya menjadi pertemuan yang indah dan menyenangkan tapi kalian justru menuduhku yang tidak-tidak " sahut Viona dengan nada meninggi .
" tapi kenapa hanya kakak yang tidak dijual ibu ? " celetuk Laura .
" Laura !!! racun apa yang sudah merasuk di otakmu hah .. ibu tidak menjual kalian tidak menjual siapa-siapa karena bagi ibu kalian adalah anaknya . Ibu justru mencarikan kalian orang tua baru supaya kehidupan kalian jauh lebih baik " ucap Viona dengan nada terbata-bata karena menahan emosi .
Laura yang nampak tak percaya dengan kata-kata Viona hanya tersenyum tipis , ia hanya memutar bola matanya merespon perkataannya Viona .
" terserah kalian percaya atau tidak yang jelas ibu tidak menerima uang sepeserpun dari orang tua asuh kalian , ibu benar-benar mencarikan orang tua asuh tanpa meminta bayaran apapun .Aku tak bisa berkata-kata lagi Laura kau adikku Amber adikku kalian semua adikku pantaskah kalian bicara seperti itu tentang ibu dan menuduhku ?" tanya Viona sambil memegang tangan Laura .
Laura nampak sedikit terdiam mendengar perkataan Viona , sorot matanya mulai melembut ketika menatap Viona .
" akh tapi kenapa kakak jadi dokter ?!! kenapa hanya kakak yang punya pekerjaan terhormat sementara kami semua menjadi pelacur kak!!! ini tidak adil , dulu di panti asuhan hanya kakak yang sering diajak ibu pergi sementara kami hanya bisa menunggu dirumah dan berharap akan diajak juga suatu saat tapi nyatanya tidak kan !! Saat kami keluar dari panti dan tinggal di rumah orang tua baru kami dimana kakak ? dimana kalian ? kami kabur kak dari rumah orang tua baru kami karena merasa tidak nyaman. Tapi pada saat kami datang kepanti kami tak menemukan apapun yang kami temukan hanya sebuah restoran yang menggantikan panti !! kau dan ibu dulu bilang akan menghubungi kami saat kami sudah tinggal bersama orang tua baru kami tapi apa kak ?? kalian bohong kak ... " jerit Laura membabi buta .
" kalau ada orang yang patut disalahkan karena kami menjadi seperti ini orang itu adalah kau kak ... kau kak Vio !! kami membencimu !!! kau yang merebut semua kasih sayang ibu kau juga yang membuat kami sengsara ... aku membencimu Viona Angel , mulai sekarang aku tak akan memanggilmu kakak lagi ... aku membencimu Viona ..!!! " teriak Laura sambil terus menangis , ia kemudian pergi berlari meninggalkan Viona yang masih mematung di tempatnya .
Setelah Laura pergi Viona langsung jatuh bersimpuh di tanah , ia tak memperdulikan pakaiannya akan menjadi kotor atau tidak . Kedua kakinya sudah tak mampu menahan beban tubuhnya . Dalam memori Viona semua perkataan Laura terulang-ulang secara jelas , saat Viona sedang menangis ada tangan yang menyentuh pundaknya hingga membuat tangis Viona terhenti .
" ayo dok masuk " ucap suster Tina yang ternyata menyusul Viona .
" aku masih ingin sendiri sus " sahut Viona sambil berdiri dengan bantuan asistennya di ruang operasi itu .
" kalau dokter mau sendiri jangan disini , lagipula tempatnya kotor tak pantas dilihat para pasien dok " ucap suster Tina mencoba menenangkan Viona .
Viona mengangguk pelan lalu berjalan bersama dengan suster Tina , jas putihnya sudah dilepas karena kotor . Viona akhirnya menenangkan diri di ruang istirahat para dokter dengan perasaan yang benar-benar terluka , bayangannya selama ini sirna dengan kenyataan yang baru terjadi . Viona selalu membayangkan pertemuan indah dengan adik-adik asuhnya dipanti dulu , bahkan Viona ingin mengajak mereka pergi ke makam ibu Maria bersama tapi semua banyangan indah itu sirna sudah .
Karena semua calon karyawan Endurance Corporation pulang jadi acara medical check up pun dibatalkan , terlihat Fernando sedang mencari Viona karena ingin marah pada gadis itu tapi niatnya batal karena banyak suster yang memberla Viona . Mereka menceritakan kalau sepuluh gadis itu pergi dengan kemamuan sendiri tanpa ada orang yang memaksa atau meminta , para suster bahkan juga menceritakan secara detail kalau sepuluh gadis itu lah yang memulai masalah mereka memprovokasi dokter Viona dengan berkata-kata kasar . Mendengar itu akhirnya membuat Fernando membatalkan aksinya , ia kemudian pergi bersama staff lainnya . Saat bertemu dengan profesor Frank di ujung koridor Fernando menepuk pelan pundak sang adik dengan tersenyum dan dibalas senyuman juga oleh profesor Frank .
" dimana dokter Viona ? " tanya profesor Frank saat tiba di depan meja jaga para suster .
" ada diruang istirahat prof , sedang menenangkan diri " jawab para suster itu kompak .
" terima kasih , lanjutkan pekerjaan kalian . Saya mau bicara dengan dokter Viona " ucap Frank sambil berjalan ke arah ruang istirahat para dokter .
Melihat profesor Frank pergi para suster kemudian melanjutkan pekerjaannya masing dan tersisa dua orang suster yang duduk di meja penjagaan .
" pasti dokter Viona sangat malu dipermalukan seperti itu " bisik suster berbadan gemuk yang bernama Brenda .
" pastilah siapa yang tak malu kalau dipermalukan orang ditempat kerjanya sendiri , tapi aku salut pada dokter Viona kabarnya dia lulus kedokteran hanya dalam waktu 3,5 tahun dan sudah mulai bekerja dirumah sakit saat sedang menulis skripsi lho " sahut seorang suster berdarah asia yang bernama Lusi
" iya yang aku dengar seperti itu , dia hebat . Hanya saja orang-orang pasti tak akan menyangka kalau dia pernah tinggal dan besar di panti asuhan . Aura dokter Viona sangat berbeda , dia punya sesuatu didalam dirinya yang aku sulit diskripsikan " imbuh suster Lusi .
Suster Brenda pun mengangguk tanda menyetujui perkataan suster Lusi , sejak kedatangan Viona dirumah sakit mereka memang menjadi lebih ramai dari biasanya . Para pasien merasa mendapatkan pelayanan terbaik di ruang sakit Global Bross , mereka bahkan dengan spesifik meminta dokter Viona untuk merawat mereka sehingga membuat jadwal dokter Viona selalu penuh hampir setiap hari . Hal ini membuat pihak managemen senang karena penilaian masyarakat pada ruang sakit makin meningkat , secara tak langsung kedatangan dokter Viona membawa keberuntungan bagi rumah sakit .
tok
tok
" boleh aku masuk dokter ? " sapa profesor Frank didepan pintu masuk ruang istirahat yang terbuka .
" tentu prof " jawab Viona cepat sambil menyeka air matanya .
Profesor Frank nampak tersenyum melihat Viona memberikan ijin untuk masuk , ia kemudian duduk di kursi yang ada didepan Viona .
" kau belum cerita padaku dok " ucap profesor Frank lembut .
" cerita apa ? " tanya Viona bingung .
" siapa perempuan-perempuan tadi yang berkata kasar padamu dok " jawab profesor Frank dengan hati-hati .
Viona tertegun mendapatkan pertanyaan profesor Frank , ingin rasanya ia memeluk pria muda dihadapannya tapi Viona mencoba profesional di tempat kerja . Walau bagaimanapun mereka adalah atasan dan bawahan , Viona tak mau ada gosip yang tidak-tidak diantara mereka .
Dengan menarik nafas panjang akhirnya Viona bercerita secara detail mengenai adik-adik panti nya tadi , Viona juga mengatakan alasan mereka diadopsi . Mata Viona berkaca-kaca saat menceritakan masa lalunya , bayangan indah dimasa kecilnya terlintas kembali .
" bukan salahmu dok , merekalah yang memilih jalan hidupnya sendiri jadi kau tak ada hubungannya dengan mereka " ucap profesor Frank dengan lembut sambil menggenggam tangan Viona yang dingin .
" aku tak tau kalau akan terjadi seperti ini , aku benar-benar tak tau prof hiks " sahut Viona dengan terbata-bata .
" jangan menangis semua ini bukan salahmu , kau tak bisa mengatur akan apa yang akan terjadi jadi kau tak perlu menyesali apapun . Lebih baik kau istirahat dulu untuk menenangkan diri disini tak usah bekerja dan maafkan kalau tadi aku sempat berteriak padamu dok " ucap profesor Frank dengan tulus .
Viona menggeleng pelan lalu mengucapkan terima kasih pada atasannya itu , dengan perlahan Viona berjalan menuju ranjang khusus dokter istirahat ia ingin memejamkan mata sejenak . Melihat Viona mencoba tidur akhirnya membuat profesor Frank pergi , ia tak mau menggangu Viona .
" ternyata ini titik lemahmu vio , let's start begin " ucap profesor Frank dalam hati dengan menatap tajam ke arah Viona yang ada diatas ranjang sambil menutup pintu ruang istirahat .
Profesor Frank kemudian berjalan pergi meninggalkan Viona dengan hati berbunga-bunga , ia senang karena sudah mendapatkan kelemahan wanita incarannya . Beberapa suster yang berpapasan dengan profesor Frank nampak heran melihat profesor muda itu berjalan dengan tersenyum padahal ia terkenal orang yang serius dan jarang tersenyum .
Sementara diparkir mobil Fernando nampak berbicara dengan staff bagian humas dikantornya melalui ponsel , Fernando rupanya telah membatalkan untuk merekrut sepuluh karyawan baru yang tak lain adalah adik-adik Viona di panti asuhan . Fernando sudah tak membutuhkan mereka lagi , karena Viona sudah masuk ke dalam perangkapnya .
Dengan tersenyum penuh kemenangan Fernando mengirimkan pesan pada viona , ia kemudian meminta sopir untuk segera kembali kekantor karena urusannya sudah berhasil sesuai rencananya .
" kau akan segera jatuh dalam pelukanku vio ... " ucap Fernando dalam hati .
bersambung