Sejak bertemu lagi dengan Andrew hari-hari Viona jadi lebih berwarna tiap hari ada saja hal konyol yang diceritakan oleh Andrew di telepon atau saat makan siang bersama ketika Andrew sedang tak banyak tugas. Sudah hampir dua bulan Viona bekerja dirumah sakit itu dan setiap hari ia diantar jemput oleh Andrew yang secara otomatis membuat Viona terpaksa memberitahukan pada Andrew dimana ia tinggal tapi dilain sisi Viona merasa aman karena ia bersama seorang polisi.
Saat sedang bersama dengan Andrew membuat Viona bisa melupakan tentang Fernando dan orang-orangnya, ia yakin Fernando tak akan mungkin mengganggunya ketika ia sedang bersama seorang polisi. Andrew menceritakan semua tentang perjalanan hidupnya bagaimana ia bisa menjadi seorang polisi dan harus mengubur cita-citanya menjadi seorang atlet porfesional demi sang kakak tercinta yang meninggal karena tertembak pistol penjahat saat sedang bekerja dan sejak itulah Andrew bertekad menjadi seorang polisi demi menumpas kejahatan.
" Vio, boleh aku tanya sesuatu," ucap Andrew saat akan menurunkan Viona di depan rumah sakit.
"Ya tentu saja apa yang ingin kau tau Andrew?" tanya Viona sambil merapikan jas putih kebanggannya itu sebelum turun.
"Kau tau semua ceritaku tapi kau tak memberitahukan padaku ceritamu, " jawab Andrew dengan serius matanya terlihat mengkilat ketika sedang serius.
"Apa yang ingin kau tau lagi ? bukankah kau sudah tau kalau aku seorang anak yang besar di panti asuhan," ucap Viona dengan tersenyum cantik lalu membuka pintu mobil Andrew kemudian berjalan ke arah rumah sakit sambil melambaikan tangan pada Andrew.
Di dalam mobil Andrew hanya menarik nafas panjang melihat Viona pergi ia ingin tau semua tentang Viona, karena setelah menyelidiki secara diam-diam akhirnya Andrew tau bahwa Viona ternyata dokter lulusan luar negri dan karena itulah Andrew penasaran bagaimana mungkin seorang anak yatim piatu bisa kuliah kedokteran di luar negeri yang tentunya membutuhkan biaya tidak sedikit apalagi kampus Viona termasuk dalam jejeran kampus bergengsi di dunia. Setelah memejamkan mata sejenak akhirnya Andrew memacu mobilnya meninggalkan rumah sakit untuk pergi kekantor polisi tempatnya bekerja. Dari balik kaca dilantai lima Viona bisa melihat kalau mobil Andrew sudah pergi, ia kemudian duduk lemas dikursinya dengan kelapa menunduk. Viona belum siap membagi kisah hidupnya dengan siapapun karena Viona benci sekali dikasihani atau meminta belas kasih pada orang lain, pertama kali ia meminta tolong pada orang lain justru membuatnya jatuh kedalam lubang hitam yang sulit ia tinggalkan.
Setelah berhasil menguasai dirinya akhirnya Viona bangkit dan mulai bekerja bersama dokter yang lain karena sudah jam tujuh pagi, Viona melakukkan pengecekan rutin tiap pagi pada tiap pasien bersama dengan tiga orang suster yang menemaninya. Karena Viona dibesarkan di panti asuhan tidak sulit baginya untuk bersosialisasi dengan orang lain begitupun saat ia harus berhadapan dengan bermacam-macam jenis karakter pasien yang kadang-kadang membuat dokter pusing dengan kelakuan ajaib mereka tiap hari. Setelah melakukan kunjungan rutin Viona akan melakukan meeting bersama dengan divisi bedah untuk membahas kondisi-kondisi istimewa yang berkaitan dengan pasien.
Saat tiba waktu makan siang Viona akan duduk membaur dengan para suster dan staff medis lainnya ia tak memilih duduk dekat para dokter saja karena bagi Viona tenaga medis semua sama ketika menolong pasien tak dibedakan apakah ia dokter atau perawat, karena ini lah banyak juga dokter wanita yang merasa risih dengan sikap Viona yang dianggap tak menjaga martabat dokter yang dianggap lebih tinggi derajatnya dari staff medis yang lain.
Drtttt
Ponsel Viona berdering didalam saku jas putihnya, Viona meletakkan sendok garpunya dan meraih ponselnya lalu membaca pesan singkat dari Andrew.
Andrew :
"Kau ada waktu malam ini Vio ? "
Viona :
"Seingatku tak jadwal oprasi jadi aku free, ada apa andrew? "
Andrew :
"Oh thank godness malam ini temani aku ke acara pertunangan orang penting ya , aku tak punya pasangan dan jika aku tak datang pasti aku akan jadi bahan ejekan teman-temanku lagi Vio," :(
Viona :
"Acara resmi ya ? oke sepulang kerja aku akan cari gaun dulu ya,"
Andrew :
"Jadi kau mau datang Vioooo??"
Viona :
"Karena kita teman jadi aku akan menemanimu kali ini :) "
Andrew :
"Baiklah aku jemput jam 7 malam diapartemenmu Vio,"
Viona :
"Noted "
Setelah membalas pesan terahirnya Viona kembali memasukan ponselnya kedalam saku sehingga membuat para suster yang ada dihadapannya menggodanya sedang berpacaran dan langsung disanggah oleh Viona, dengan menahan malu karena di goda oleh teman-temannya Viona menyelesaikan makan siangnya dengan cepat ia meninggalkan kantin dengan masih ada teriakan kecil dari arah meja makannya yang baru saja ia tinggalkan. Viona berjalan cepat sambil menahan tawanya karena tingkah konyol teman-temannya menuduh ia sedang berpacaran padahal selama ini ia belum pernah berpacaran sekalipun, dulu saat ada waktu senggang ketika kuliah sedang libur dan tak ada kegiatan di toko muffin Viona akan memilih pergi ke pusat pelatihan panah. Ia akan berlatih panah bersama dengan komunitas pecinta olah raga elegan itu dan salah satu hobinya ini tak ada yang mengetahuinya. Karena hobinya itulah Viona tak sempat merasakan jalinan asmara selama duduk di bangku kuliah bahkan sampai ia lulus dan menjadi dokter secara resmi.
Saat jam kerjanya sudah habis Viona langsung mengemasi barangnya lalu pulang tepat waktu tak seperti kebiasaannya selama ini karena Viona harus membeli satu buah gaun pesta karena setelah ia ingat-ingat Viona baru sadar kalau ia tak punya sehelaipun gaun pesta, karena sudah berjanji pada Andrew jadi mau tak mau Viona harus menepatinya. Dengan menaiki sebuah taksi Viona pergi ke sebuah mall besar dan langsung mencari gaun pesta ke beberapa butik mahal untuk mencari gaun yang ia cari setelah hampir dua jam akhirnya pilihan Viona jatuh pada satu halter dress berwana peach, halter dress adalah gaun yang tali penggatungnya tidak lewat bahu melainkan menggantung dan melingkar pada bagian leher penggunanya, sehingga jenis gaun ini dapat dipastikan backless dress dan karena itu juga Viona membeli satu buah selendang berbahan sutra yang ia akan padukan dengan gaun yang ia beli untuk menutupi bagian punggungnya yang sedikit terbuka itu.
Viona segera pulang kerumah karena hari sudah mulai senja pergi berbelanja mencari satu gaun saja membutuhkan waktu lebih dari satu jam dan karena ini juga Viona malas berlama-lama di mall karena ia pasti akan lupa waktu, setelah sampai dirumah Viona langsung mandi dan bersiap-siap untuk pergi. Viona memakai riasan super flawless dengan tambahan lipstik warna pink karena ia tak ingin terlihat menor di pesta itu. Setelah ia memakai dressnya Viona langsung berubah menjadi sosok lain ia nampak sangat berbeda dengan baju yang ia pakai, viona membuat rambut panjangnya terurai manja sehingga sedikit menyamarkan punggungnya yang terbuka. Jam 7 tepat Andrew datang dan langsung membeku ketika melihat Viona pertama kali saat ia membuka pintu apartemannya.
"Kau cantik sekali Vio," ucap Andrew di dalam mobil setelah lama terdiam karena kesulitan bicara ketika melihat sosok Viona yang berubah bagai seorang dewi.
"Semua wanita cantik Andrew," jawab Viona dengan tersenyum yang makin membuatnya terlihat sangat memesona.
Bersambung