Setelah Mama memberitahukan tentang keadaan, Sean kepada Papa. Akhirnya Papa dengan segera masuk ke dalam ruangan Intensive Care Unit. Tubuh Papa bergetar sangat hebat, ketika melihat putranya bergerak walaupun cuma tangannya.
Papa memang lebih menyayangi Sean di bandingkan Selo. Karena menurut Papa Selo tidak penurut karena selalu lebih mementingkan kuliah di luar Negeri dan tidak kuliah di dalam Negeri. Sedangkan Sean dia selalu penurut kepada Papa, Sean juga masuk ke Universitas sesuai petunjuk Papa dan jurusan sesuai yang Papa anjurkan.
Sean juga sangat pintar di kelasnya, dan itu membuat Papa begitu bangga. Air mata Papa menetes secara tiba-tiba, tanpa bisa Papa bendung. Papa tidak menyadari bahwa kini Sean sedang menatap Papa dengan tajam.
Sean tadinya hendak tidur. Tetapi dia tidak bisa tidur karena rasa sakit di kepalanya. Papanya melihat tangan dan kaki Sean saja, tidak melihat ke arah wajah Sean yang kini sedang menatap Papa.