下載應用程式
43.18% Pernikahan Pura-Pura / Chapter 19: 19. Aku Punya Senjata Rahasia

章節 19: 19. Aku Punya Senjata Rahasia

Malam ini kamar Chloe terang benderang, dia berbaring di atas tempat tidur terus menatap langit-langit, tidak berani bergerak maupun menutup mata, matanya melirik jam di kamarnya tiap lima menit, sambil berharap jam segera berputar dan berganti ke pagi hari, tapi semakin sering dia melirik jam rasanya waktu semakin lama berganti.

Sekali lagi Chloe melirik jam baru jam 22.00, rasanya Chloe semakin frustasi, keringat dingin membanjiri tubuhnya. Semua macam doa dia gumamkan tapi rasa takutnya tidak berkurang, dia merasa ada seseorang yang menatapnya membuatnya semakin merinding.

Akhirnya dia tidak tahan, sebelum dia kencing di celana karna takut dia menyambar bantalnya dan berlari keluar kamar.

Chloe berdiri di depan kamar Marco dan mengetuk pintu kamar dengan panik. 'Aish...kenapa lama sekali dia membuka pintu, apa dia sudah tidur dari tadi ?' gumam Chloe.

Tok tok tok

Sekali lagi dia mengetuk pintu kamar, tiba-tiba ada yang berbisik di telinganya memanggil namanya

"Chloeee....."

"aarrrhhhhggggggg...ampun...ampun...jangan ganggu saya" Chloe berbalik, punggungnya menempel di pintu kamar Marco, matanya terpejam, bantal yang di tangannya dia peluk dengan erat

"aku mau memakanmu....."kata suara itu mendekat

"jangan....dagingku tidak enak....."

Chloe bisa merasakan hembusan angin eh nafas yang mendekat dan sebuah tangan menekan pundaknya

"wwaaaaa.....tolong....Marcooooo.....tolong aku...."

"ha.....ha.....ha...tidak ada yang bisa menolongmu.....aku akan menangkapmu dan menjadikanmu budakku ha.....ha.....ha....." Suara itu makin nyata di depan wajahnya tapi eh.....kenapa suaranya laki-laki ? bukannya kuntilanak itu perempuan ?. Pelan-pelan Chloe membuka matanya dan wajah Marco ada tepat di depannya

"Waaa.....sialan...brengsek.....bajingan" mulut kecil Chloe mengeluarkan semua umpatan sambil memukulkan bantal ke badan Marco

Buk buk buk

"Ha...ha...ha....ha....." tawa Marco yang telah dia tahan sejak tadi akhirnya pecah, dia tidak menghindar dari pukulan Chloe, dia hanya tertawa terpingkal-pingkal, rasanya menyenangkan sekali tertawa seperti ini.

Chloe mendorong Marco dengan pipi mengembung lalu masuk ke kamarnya dan menutup pintu, namun satu detik kemudian dia keluar lagi. Pipinya sudah tidak mengembhng lagi, ekpresi kesal yang sebelumnya telah berubah menjadi ekspresi anak anjing yang meminta belas kasihan.

"apa ?" tanya Marco setelah berhasil menghentikan tawanya.

"enn...malam ini aku boleh tidur di kamarmu ?" Marco menatapnya dengan senyum licik

"yakin ?" Chloe mengangguk cepat.

🍒🍒🍒🍒🍒

Marco tersenyum sambil berbalik membuka pintu kamar, Chloe mengekor di belakang. Kamar Marco tampak elegan dengan dinding berwarna abu-abu, tempat tidurnya berwarna hitam putih dekat tempat tidur ada sofa berwarna putih yang tampak nyaman. Semua perabotannya tampak elegan di dominasi warna hitam, putih dan abu-abu.

"kamarmu menyeramkan" kata Chloe sambil mengamati setiap sudut kamar

"jadi ?" Marco mengangkat sebelah alisnya

"gak apa dari pada tidur sendiri" jawab Chloe pasrah

Chloe menatap sofa di dekat tempat tidur, dia berlari dan melompat ke atasnya

"aku tidur di sofa" katanya sambil menepuk bantalnya

"yakin ?"

"yup, sofanya empuk"

"gak takut kalau nanti kamu di datangi sama kunti ?"

mendengar itu keraguan tampak di matanya

"kalo di tempat tidur, paling tidak aku bisa menjagamu saat dia mau menculikmu"

Chloe menatap tempat tidur, lalu menatap Marco. Tatapannya tinggal di badan Marco seakan mengukur kekuatannya. Kemudian dia turun dari sofa dan melompat ke tempat tidur.

Marco masuk ke kamar mandi, saat dia keluar Chloe sudah berbaring di tempat tidur terbungkus dalam selimut mirip kepompong hanya kepalanya yang terlihat.

Marco berjalan ke sisi lain tempat tidur dan naik lalu bersiap mematikan lampu

"jangan matikan" cegah Chloe, Marco mengangkat sebelah alisnya "biarkan menyala" Marco menurut, dia merebahkan diri. Chloe mengambil guling yang ada di antara mereka dan meletakkanya di sebelahnya lalu dia memiringkan badannya menghadap suaminya, menarik guling di belakangnya menempel tepat di pungungnya. Marco mengamati setiap gerakannya dengan alis menyatu

"kalau ada ruang kosong di punggungku aku akan merinding, kalau aku menghadap ke arah luar aku takut setan muncul dari kolong tempat tidur"

Mendengar penjelasannya Marco tidak dapat menahan senyumnya.

"ternyata ada yang kamu takuti"

"tentu saja aku kan manusia"

Marco berbaring menghadap Chloe, kini mereka berhadapan

"jadi kamu takut apa saja ?" tanyanya, Chloe menatapnya

"pertama tentu aku takut sama Tuhan, kedua aku takut sama ibu, ketiga aku takut setan"

"kamu tidak takut sama penjahat ?"

"tidak ! karena mereka nyata, kalau setan kan gak keliatan, gak punya raga, gak bisa di prediksi"

Selama Chloe berbicara Marco terus menatap bibirnya, dia bisa merasakan nafasnya yang hangat

"kamu tidak takut padaku ?"

"tidak !" jawab Chloe mantap "karena aku punya senjata rahasia untuk melawanmu"

"apa itu ?"

"rahasia, kalau aku kasih tau bukan rahasia lagi"

Marco diam, matanya masih terpaku di bibir Chloe, dalam benaknya dia terus bertanya bagaimana rasanya bibir mungil di depannya ini. Saat memikirkan itu suhu tubuhnya mulai naik.

Hampir setengah jam mereka tetap diam, Marco akhirnya mengalihkan matanya dari bibir mungil itu dan dia melihat mata Chloe sudah tertutup nafasnya teratur. Mungkin karna dia capek lari sepanjang sore makanya setelah mereka ngobrol dalam waktu singkat dia sudah terlelap.

Marco mematikan lampu di samping tempat tidur dan mulai memejamkan mata tangannya memeluk pinggang ramping Chloe.

Satu jam berlalu meski matanya tertutup tapi bibir mungil Chloe terus ada di dakam pikirannya akhirnya dia membuka matanya. Jari tangannya yang panjang dan ramping sedikit kapalan membelai bibir Chloe.

Marco tidak tau sejak kapan dia mulai memilki perasaan ini, setiap kali melihat perempuan ini dia ingin memeluknya, setiap kali dia berbicara pandangannya akan terpaku pada bibir kecilnya, dan saat bersentuhan dengannya sekalipun tanpa sengaja suhu badannya akan memanas dan mengusik bagian tubuhnya yang lain. Selama ini sejak dia beranjak dewasa dia selalu berhasil menekan keinginan ini, dia mengendalikan kebutuhan biologisnya dengan mengalihkan pikirannya ke pekerjaan, tapi sejak bersama Chloe semakin dia menatao Chloe dia semakin sulit menahan kebutuhannya, meski dia sudah mengalihkannya pikirannya namun bayangan Chloe selalu muncul di pelupuk matanya. Apa sebenarnya yang menarik dari Chloe. Dia bukan perempuan tercantik yang pernah dia temui, namun setiap kali dia melihat Chloe mengembungkan pipinya dan mengerucutkan bibirnya rasanya dia ingin melahap bibir mungil itu. Dia ingin menjadikan perempuan ini miliknya seutuhnya.

Seperti kejadian pagi tadi di halaman rumah sakit, dia merasa sangat marah saat Chloe berusaha mengejar mantan tunangannya, apa yang istimewa dari mantannya yang membuatnya tidak bisa melupakannya ? tiap kali pertanyaan ini muncul dalam benaknya dia makin frustasi. Mungkin dia memang telah jatuh cinta pada Chloe.

Marco tidak bisa menahan lagi, pelan-pelan dia menundukkan kepalanya dan menempelkan bibirnya pada bibir Chloe, sebenarnya dia hanya ingin mengecup pelan bibir mungil itu tapi setelah menempelkan bibirnya dia merasa tiap puas, dia menginginkan lebih. Bibir Marco mulai terbuka dan mengisap bibir Chloe dan setelah beberapa saat dia merasa bahwa itu masih tidak cukup, dengan lidahnya dia memaksa membuka bibir mungil itu. Chloe yang mungkin merasa tidak nyaman dia mengerucutkan bibirnya seakan mau protes, entah apa yang dia impikan, Marco takut Chloe akan bangun dan memergokinya mencuri ciuman dari istrinya saat tidur, namun setelah menunggu beberapa saat bibir mungil itu menjadi rileks, hal itu membuat Marco makin semangat melanjutkan ciumannya, bahkan dengan ragu-ragu Chloe membalas ciuman itu, napas Marco semakin cepat dia makin berani mencium lebih dalam, lidah menjelajahi mulut Chloe. Marco menarik pinggang Chloe dan menekan tubuh mungil itu, mereka mulai kehabisan napas karena ciuman yang panas itu. Tangan Marco yang ada di pinggang Chloe mulai menyusup di balik kaos dan membelai punggung Chloe dengan lembut. Saat tangannya bersentuhan dengan kulit Chloe dia merasa makin terbakar. Mulutnya meninggalkan bibir Chloe turun ke lehernya menyesap kulit putih yang terasa manis, kepala Marco terasa pusing aroma tubuh Chloe membuatnya ingin menjelajahi seluruh tubuhnya, saat menundukkan kepalanya untuk mencium tulang selangkanya tiba-tiba badannya terdorong dan sebuah lutut menghantam kejantanannya yang sudah menegang, membuatnya berbalik dan mengerang kesakitan. Dalam kesakitannya dia mendengar Chloe mengigau

"mbak kunti jangan culik aku...." lalu dia menendang lagi, tapi kali ini dia hanya menendang ruang kosong.

Marco menggerutu di dalam hatinya, perempuan ini benar-benar sesuatu, setelah menendang kejantanannya dia masih memikirkan setan di dalam tidurnya, untung kejantanannya tidak patah. Masih menggulung tubuhnya menahan sakit Marco menggerutu di dalam hati, hasratnya langsung hilang seperti balon tertiup angin.


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C19
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄