[...Aku ragu ketika kukatakan aku mengenal sosok yang terekam pada cermin. Kuusap sedikit kabut yang menutupinya hingga sosok itu terlihat lebih jelas. Istilah kepribadian mulai akrab dibenakku, tapi aku tak bisa mengklasifikasikan orang seperti apa dia. Perasaan yang selalu berubah-ubah, kadang sedih hingga ingin bunuh diri. Perasaan marah seperti lahar yang siap melahap dirinya sendiri dan apa pun yang disentuhnya. Kadang kegembiraan itu muncul dengan luar biasa di atas sesuatu yang mengerikan yang hanya dilihat olehnya. Meski semua perasaan diungkapkan dengan begitu ekstrim, tapi tetap saja dia tidak merasa puas. Ada ruang kosong di batinnya yang membuatnya percaya jantungnya yang berdenyut bukanlah hal berarti.