"Sanaz, kamu tidak salah...kenapa kamu harus minta maaf. Kamu tenang ya." ucap Arion seraya mengambil tissue dan mengusap hidung Sanaz yang mengeluarkan darah segar.
"Arion bisakah aku meminta sesuatu padamu?" ucap Sanaz dengan tatapan memohon.
"Apa? kamu meminta apa dariku Sanaz? katakan padaku? aku akan menurutinya." ucap Arion dengan sungguh-sungguh.
"Mungkin waktuku sudah tidak lama lagi, bisakah kamu menemani aku hingga detik kematianku?" tanya Sanaz dengan tatapan sarat kerinduan.
"Ya Sanaz, aku akan menemanimu... apapun yang kamu inginkan aku akan memenuhinya." ucap Arion dengan tatapan penuh.
Secara kebetulan, Naoki yang sudah kembali ke kamar dan membuka pintu kamar secara pelan mendengar pertanyaan Sanaz dan jawaban Arion.
Sungguh hati Naoki terasa amat sakit. Dengan tubuh tak bergerak Naoki masih berusaha mendengar lanjutan ucapan Sanaz.
"Apakah kamu mau menikahiku di sisa akhir hidupku Arion?" tanya Sanaz seraya mengusap perlahan wajah Arion.