下載應用程式
21.16% Lihatlah Aku Yang Mencintaimu / Chapter 29: Rasa gelisah menghampiri

章節 29: Rasa gelisah menghampiri

Saat gue menuju parkiran mobil, gue melihat James dan Khristal berbincang. Gue ga tahu apa yang dibicarakan mereka. Tapi mata gue meliat James memegang tangan Khristal. Gue ga ambil pusing dengan urusan mereka, akhirnya gue tetap jalan ambil mobil diparkiran.

Brakk..!!

Gue yakin Sera pasti kaget, tapi gue tetap bertingkah seperti biasa. Ntah kenapa hati gue panas meliat mereka tadi.

"Brengsek lo James, sepertinya lo beneran ingin mendapatkan Khristal ya? gue rela melepaskan dia bukan untuk lo. Lebih baik cowok lain asal jangan lo. Kita ini sahabatan, gimana mungkin gue akan tiap saat lihat kalian berdua." batinku.

Begitu gue menjalankan mobil, gue agak terkejut melihat apa yang terliat. Gue seperti melihat Khristal menunggu dihalte tidak ada sosok James.

Kemana James? gue pikir mereka akan sama pulang. Astaga... hujan malah deras lagi. Gimana tuh anak pulang ya? gue sebentar ngelirik Sera yang fokus dengan handphonenya.

"Seharusnya lo duduk disamping gue khris, bukan sera." hati gue berbicara.

Tapi mengingat kembali ucapan Khristal tadi yang berharap gue cepat pisah dari gue ngebuat gue kembali sesak lagi, seakan mau marah lagi. Gue seperti tertantang dengan ucapan Khristal.

Begitu mobil gue keluar dari gerbang kampus, sepertinya gue akan berpapasan dengan Khristal. Gue sengaja menurunkan pelan-pelan kaca mobil sampai full terbuka tepat dilampu merah.

Diluar kesadaran gue tanpa berpikir sedikit pun, gue mencium Sera tepatnya BIBIR nya, gue merasakan keterkejutan Sera, tapi gue semakin memperdalam ciumnya, gue terpaksa lakukan ini ingin meliat reaksi Khristal, gue memicing mata lihat arah dia. Good..... 👏 gue tau dia terkejut terliat dari dia yang langsung mundur selangkah dan mata nya melebar.

Untuk lebih membuat dia semakin marah dan benci sama gue, gue kembali cium Sera tapi kali ini dikeningnya dengan beraninya gue menatap secara intens mata Khristal dibarengi dengan senyum smirk jahat gue ke dia.

Gue berharap dia marah atau datangi gue tapi gue salah nyatanya Khristal masih bertahan berdiri disitu dengan tatapan yang sendu. Bunyi klakson dari belakang menyadari gue kalau ternyata rambu menandakan jalan. Dan gue pun pergi dari hadapan dia dengan hati yang gelisah.

****

Dari tadi gue mondar mandir diruang tamu, sesekali gw ngintip dari kaca jendela apa kah ada tanda-tanda tu anak datang. Ternyata belum ada juga, gue ngelirik jam dinding yang menunjukkan pukul 20.45 astaga..., ini udah malam banget tapi dia belum pulang juga, malah masih gerimis lagi awet amat sih hujannya.

Ada rasa gelisah menghampiri gue, kalau seperti ini gue jadi merasa bersalah banget sama dia. Seharusnya gue ajak pulang bareng kian. Dan itu kenapa dia ga pulang bareng James aja lihat kondisi hujan deras seperti tadi. Ya Tuhan, lindungi Khristal dimana pun dia berada doa gue mendadak sama Tuhan, kalau kek gini aja baru berdoa.

Sumpah, gue gelisah banget, gue takut terjadi apa-apa sama dia. Dia pulang naik apa sih? kok ga sampai-sampai gue pun memutuskan nunggu diteras aja, baru aja gue buka pintu udah kelihatan tanda dia datang berjalan kerumah. Gue pun buru-buru kembali masuk rumah tepatnya berlari keruang tamu berpura lagi nonton.

Gue terdiam sebentar tiba-tiba dada seakan sesak, dari tadi gue ga da mendengar suara kendaraan apa pun. Apakah dia jalan kaki pulang kerumah? gue tadi melihat baju dia masih basah. Ya bener, dia pasti pulang jalan kaki makanya sampainya juga lama banget.

"maaf kan gue khris.." ucap gue tanpa bersuara.

Suara bunyi pintu ngebuat gue langsung menghapus tetesan airmata gue. Gue kembali bertingkah seperti biasa. Gue merasa aroma asing diruangan ini, semua mendadak dingin, mendadak hening, mendadak sepi itu yang gue rasakan sekarang.

Derap kaki nya yang tadinya semakin mendekat keruang tamu, gue berharap dia menghampiri gue tapi gue salah lagi nyatanya derap kaki nya semakin menjauh, langkahnya menandakan bahwa dia lagi naik tangga tepatnya menuju kamarnya. Disitu lah gue merasa lemas, gue menyandarkan punggung kebantal sofa dengan mata terpejam. Tapi disatu sisi gue bersyukur karena dia udah pulang dengan selamat meski keadaannya sedikit berantakan.

Brukk!!

Akhirnya...,gue sampai juga kerumah dengan selamat. Hadeh..pegal ini kaki gue jalannya jauh juga ternyata. Lo sih sok-sok an sanggup jalan kaki. Ampun dah ga lagi deh jalan kaki. Perkiraan gue cuma sejam, ehh..tahunya lebih lama lagi malah masih gerimis lagi. Tapi ga apa kok gue menikmati angin malam, sejuk juga ternyata.

Begitu sampai rumah gue langsung buka pintu, gue kaget karena ada Dirles lagi nonton. Apa iya seserius itu dia nonton sampe ga tahu gue datang, apa emank dia sengaja? Huft, dia kek ga da rasa bersalah gitu ya sama gue. Masa dia ga hampiri gue ntah nanya keadaan gue kek.

Astagaa..!! hehehe gue lupa. Ya mana mungkin lah dia khawatir ama lo, nyatanya aja tadi dia berani cium Sera depan mata lo, udah gitu dia kan ninggalin lo hujan-hujan dijalan. Hehehe, gue cekikikan sendiri saking begonya. Jadinya gue memutuskan langsung kekamar bersih-bersih dulu. Habis itu gue kebawah, mau lihat isi kulkas, gue lapar soalnya.

****

Tapp... Tapp.. Tap...

Gue menoleh kebelakang, rupanya Khristal turun kebawah, tepatnya kearah dapur. Gue yakin pasti tuh anak lapar, dia kan doyan makan. Ckckck, Khris..Khris.., ga berubah ya.

Sepertinya ngelihat dia mood gue jadi kembali baik deh udah tenang ngeliat dia dirumah lagi. Gue sebenarnya mau menghampiri dia hanya sekedar sapa aja tapi gengsi gue tuh tinggi amat yaelah..

Sumpah, gue beneran laper amat dah. Enaknya makan indomie lah apa lagi diluar masih gerimis . Astagaa hujannya ya ampun belum berhenti juga. Gue pun langsung cuss masak 2 indomie dengan semangatnya. Hemmm....harumnya ya ampun. Masak indomie? gue jagonya.., hahaha sombong amat sih lo Khris, indomie doank aja yaelah.

Baru aja gue buka mulut, pandangan gue tertuju kedepan ngeliat punggung Dirles. Tetiba gue baru tersadar sesuatu. Gue lihat meja kosong ga ada apa-apa. Ya ampunn.., pasti tuh anak belum makan malam lagi. Waktu masak indomie gue ngelihat keranjang sampah isinya kosong, ga da bekas jajanan sama sekali. Hufhhh..., gue jadi ga tega lihat dia, gimana juga dia tetap suami gue. Gue masih istri yang harus bertanggung jawab sama suami.

Dengan keberanian penuh gue pun akhinya menghampiri dia dengan membawa mangkuk indomie yang belum tersentuh sama sekali, untung masak 2 tadi jadi ga terlalu sedikit.

"Ekhem..." lah, kek suara bocah khristal ucap gue dalam hati.

"Ekhem..ekhem." astaga semakin kuat euy, gue pun menoleh, beneran dia anjir, senang bukan main tapi bawa apaan tuh mangkuk.

"Napa lo?" njirr, Dirles kampret...

"Ck, ga ada baik-baiknya lo ya.."

"Ya..ya..ya.., serah lo deh. Ada apa manggil gue ekhem-ekhem?" Gue merasa sofa bergerak ternyata dia duduk disamping gue.

"Gue masak indomie untungnya gue masak 2 jadi ga terlalu sedikit."

"Lah, trus apa hubungannya lo cerita sama gue."

"Gue tahu lo belum makan malam kan? lo ga usah ngeles lagi. Gue udah lihat dapur bersih total sama sekali ga da bekas jajanan."

"Ga akh, gue ga lapar."

"Huft, ini kita bagi dua aja ya makannya. Sorry gue kelamaan pulang jadi ga sempat masak, sory ya Dir.." astaga Khris, ini bukan salah lo. Ingin sekali gue berkata tuh sama dia tapi masih aja gue gengsi.

"Gue gapapa kok, buktinya ga mati kan gue?" krikk amat dah ucapan gue.

"Tapi gue merasa bersalah, jadi gue tetap minta maaf sama lo Dir, gapapa ya malam ini lo makan masakan buatan gue, indomie lagi hehe."

ya Tuhan.., semakin ga tega gue ama khristal. Masih bisanya dia baik ama gue setelah kejadian tadi

"hemm,, maksa amat dah lo. Yoda kita makan sama-sama"

Baru aja gue ambil tu sendok, ehhh, sendoknya malah diambil tu anak. Gue pun mendadak kaget. Ternyata dia lagi mau suapin gue. Dengan senyum manis nya dia menawarkan indominya ke arah mulut gue.

"Aaaakkk..., buka mulutnya."

Dengan senang hati gue nerima suapan dia. Lalu kami makan bersamadengan sendok yang sama sampai habis. Tanpa ada percakapan lagi.

"Udah habis, gue kedapur dulu ya sekalian gue pamit langsung masuk kamar."

Sebenarnya gue belum puas, masih mau lebih lama lagi sama dia. Tapi dia mungkin udah ga betah lama dengan gue, makan bersama tadi dia hanya melakukan tanggung jawab sebagai istri.

"Iya..."

Begitu dia semakin jauh gue memanggi dia lagi. Dia pun menoleh kebelakang.

"Makasih ya, indomie nya enak." gue ngelihat dia hanya senyum aja. Lalu kembali melangkah.


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C29
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄