Hari sudah malam ketika Nathan tiba di rumahnya. Dia heran karena lampu-lampu di rumahnya masih belum dinyalakan Reina. Dia kemudian masuk dan mengunci kembali semua pintu rumahnya dan menyalakan semua lampu. Nathan mengira kalau Reina belum pulang ke rumah dan kemudian dia menuju kamarnya diatas. Sebelum masuk kamar, Nathan berhenti sejenak dan ia berbalik membuka kamar Reina.
Nathan menyalakan lampu kamar Reina dan ia melihat Reina sedang tertidur diatas tempat tidurnya. Kemudian Nathan menghampiri tubuh Reina dan ia memperhatikan wajah istrinya itu. Nathan menemukan sisa-sisa air mata diwajah Reina dan ia langsung berpikir ada apa yang mengganggu istrinya sehingga Reina menangis. Nathan membelai wajah istrinya lembut dan karena belaiannya, Reina terbangun dan tersenyum melihat Nathan. Reina berusaha menyembunyikan hatinya yang sakit dikarenakan foto itu. Foto itu telah ia simpan didalam lemarinya yang terkunci sehingga Nathan tidak tahu kalau dia memiliki foto Nathan dengan Requele.
"Kamu sudah pulang?", tanya Reina serak. Suaranya hampir habis karena tadi ia puas menangis.
" Kamu kenapa?", tanya Nathan lembut.
"Menangis karena apa?", tanyanya lagi.
"Engga kok. Aku Cuma tertidur aja abis cape banget tadi membersihkan rumahku", kata Reina. Kemudian Reina bangun dari tempat tidurnya dan Nathan memeluknya erat sekali.
"Rei, aku adalah Nathan suamimu yang telah mendampingimu selama setahun ini. Aku tau kamu, aku tau hatimu, jangan bohongi aku", ujar Nathan dalam sekali.
Reina terdiam menahan tangisnya, lalu ia melepaskan pelukan Nathan. Nathan menatapnya dalam-dalam. Kemudian Reina mengambil foto yang ada di dalam lacinya dan memberikan kepada Nathan sementara Nathan menerima foto itu dan ia tampak tenang sekali menerima foto tersebut.
"Ini yang buat kamu menangis Rei?", tanyanya lagi. Reina mengangguk pelan dan matanya menatap Nathan meminta penjelasan.
"Aku tau ini akan terjadi. Perempuan itu benar-benar melakukan kelicikan ini lagi", ujar Nathan geram.
"Pras terlalu bodoh sewaktu ia menikahi perempuan itu. Aku sudah memperingatkan Pras dan ia lebih memilih untuk menutup mulut perempuan itu dengan menikahinya karena Pras tidak mau videonya beredar dan akan mencemarkan nama baik om Ryan", dengan tenang Nathan menjelaskan.
Reina makin tidak mengerti kata-kata Nathan dan Nathan yang menyadarinya melanjutkan, "Requele melakukan cara ini sebelumnya terhadapku, dia memfoto aku saat aku tertidur di apartement dan ia masuk ke kamarku dan membuka pakaiannya serta tidur disampingku. Lihatlah posisinya, aku saat itu benar-benar pulas tertidur dikarenakan aku habis minum obat flu, kamu bisa lihat disamping tempat tidurku ada segelas minuman dan obat flu yang biasa aku minum. Sewaktu ia mengancamku, aku balik mengancamnya dengan cara akan melaporkannya ke polisi dengan tuduhan penipuan dan pencemaran nama baik karena aku bilang aku punya rekaman CCTV dikamarku dan Requele tau kalo aku juga memiliki pengacara tangguh yang siap membelaku. Selain itu aku menantangnya balik dengan mengajukan tes DNA terhadap janinnya dan ia waktu itu berusaha mengelak dengan alasan belum bisa diketahui tetapi aku bilang aku punya dokter di Singapura yang akan siap membantuku, padahal jujur aku tidak kenal dokter manapun di Singapura. Aku hanya mengertaknya balik dan ia percaya. Tapi Pras terlalu bodoh terjebak rayuan Requele, Requele menggunakan cara yang lebih licik terhadapnya dengan memberikan obat perangsang di minuman Pras dan membuatnya mabuk lalu memasang kamera dikamar apartement Pras. Ia sudah merencanakan semua karena ia harus mencari korban yang mau bertanggung jawab atas janin dalam perutnya yang entah anak siapa. Requele sudah punya kunci apartement kami makanya dia bisa keluar masuk apartement kami semau dia, itu salahnya Pras yang terlalu percaya semua omongan Requele".
Ia mengambil nafas panjang lalu menuju kamarnya dan kembali kepada Reina yang terduduk lemas diatas tempat tidur dengan document ditangannya.
"Kamu ingat sewaktu Requele melahirkan di Malaysia dimana aku hanya dengan mama pergi ke sana tanpa membawa kamu dengan Michel? Beruntung saat itu Michel sedang ujian sehingga aku benar-benar punya alasan untuk tidak membawamu karena aku ingin melakukan tes DNA atas anak Requele secara diam-diam dan ini hasilnya, Negatif. Anak itu bukan anakku. Aku tidak tahu apakah Pras telah melakukan tes itu atau tidak", ujar Nathan lagi sambil menyerahkan hasil tes DNA nya kepada Reina. Reina menerimanya dengan tangan gemetar dan membaca isi dari document itu dan memang hasilnya Negatif, anak Requele bukan anak Nathan.
"Pras bilang anak itu pun bukan anaknya", kata Reina lagi.
"Lalu kamu bagaimana? Aku tau hati kamu masih menyimpan Pras disana. Apakah kamu akan menerimanya kembali?", tanya Nathan walaupun ia menanyakan hal itu dengan hati yang pilu. Reina menatap suaminya tak percaya dengan kata-kata yang didengarnya. Ia bangkit dengan marah dari atas tempat tidurnya.
"Kamu kira aku perempuan apa? Aku sudah punya suami untuk apa aku mengharapkan suami orang", ujarnya tegas.
Nathan memeluk Reina erat, "Maafkan kata-kataku yang kurang ajar tadi ya".
Kemudian Nathan melepaskan pelukkannya dan menatap Reina dalam-dalam. Reina lalu mencium bibir Nathan lembut sekali dan Nathan amat kaget mendapatkan perlakuan itu dari Reina dan Reina kembali mencium Nathan dan kini Nathanpun balik mencumbu istrinya. Malam itu Reina menyerahkan seluruh jiwa dan raganya kepada Nathan dan ia telah meyakinkan dirinya bahwa dia memang telah secara pasti mencintai Nathan yang selalu mendampinginya dan selalu bersamanya. Ia benar-benar tidak ingin kehilangan Nathan yang begitu sabar menghadapinya dan benar-benar memegang janjinya selama ini untuk tidak menyentuhnya sebagai istri walaupun sebenarnya Nathan bisa memaksanya tetapi Nathan tidak pernah melakukannya.
— 結束 — 寫檢討