下載應用程式
96% Kannoya Academy / Chapter 432: My motivation

章節 432: My motivation

"Aku dilahirkan di dalam cerita keluarga yang kompleks, yang bahkan aku tidak memahaminya. Ayah seorang pengguna sihir gelap dan ibu seorang pengguna sihir terang. Anutan ajaran kuno dianut oleh keluarga ibuku dan sebenarnya kedua orangtuaku kawin lari. Awalnya, nenek dan kakek dan keluarga ibu setuju, tetapi saat aku berusia sangat kecil, sekitar usia 6 tahun? Aku sudah sedikit lupa. Saat aku berusia 15 tahun, aku berusaha untuk melanggar peraturan dan membobol penjara ayahku, tetapi ia tidak di sana. Justru aku bertemu dengan seorang gadis berambut merah yang sekarang adalah anggota keluarga kita, Kannoya Academy. Tak kusangka gadis yang tadinya gila sekarang sudah menjadi pahlawan sehari-hari Kannoya Academy. Dan juga, tanpa disangka-sangka, kita semua memasuki universitas yang sama! Seolah-olah aku jadi lupa apa yang ingin kubicarakan, aku terlalu senang, Ehe...." pikir seorang gadis yang mempersiapkan diri untuk hari pertamanya pada universitas Hero.

"Dan juga... aku harus menceritakan tujuanku ya?" Pikir gadis itu sambil menguncir rambut lembutnya menjadi dua. Ia bercermin, lalu melihat bayangan dirinya,

"Rambutku sudah bertumbuh panjang ya..."

Lalu gadis itu mengubah kunciran rambutnya. Ia tersenyum manis,

"Memang terlihat berbeda tetapi.... lebih pendek meskipun tidak memotongnya, hihihi." Pikir gadis itu.

Lalu ia terdiam,

"Tujuannya apa ya....."

.

.

.

"Keluargaku? Biasa-biasa saja. Tidak ada yang spesial, hanya sebuah keluarga biasa. Aku tidak memiliki seorang adik, tetapi kakakku adalah guru di dalam Kannoya Academy dan ini adalah salah satu penyebab aku bersekolah di sana, sebenarnya niatku bersekolah di Kenichi Kitaro. Awalnya terpaksa, tetapi lama kelamaan aku sudah terbiasa, justru aku menikmati saat-saat di sana. Sungguh istimewa.... aku jadi ingin bertemu dengan yang lainnya lagi...." kata seorang gadis sambil menyisir rambut kekuningannya yang bergaris warna merah pada beberapa helai rambutnya bagaikan api.

"Hm... apakah aku harus memakai model rambutku biasanya.... atau model rambut Sun Hero ya? Sepertinya bagus, coba deh." Pikirnya.

Lalu ia menguncir rambutnya menjadi sebuah kunciran ponytail, tetapi ia membiarkan poninya tetap terurai. Poni yang menutupi salah satu matanya justru membuatnya terlihat keren.

"Tujuanku..... apa ya? Aku belum begitu memikirkannya.... sebenarnya aku hanya termotivasi oleh ayahku dan ibuku dan idolaku.... aku benar-benar masih kekanak-kanakan...." pikirnya.

.

.

.

"Apakah aku bisa menjadi seorang pahlawan? Habisnya.... aku yang terlemah." Pikir seorang gadis sambil mengepang rambut kemerahannya. Lalu ia melihat pada dirinya.

"Hm... kalau model rambutku sama seperti saat aku berusia 2 tahun.... bosan kah? Sepertinya iya.... selama 16 tahun aku memakai model rambut yang sama. Aku ubah sedikit deh." Pikirnya. Lalu ia mulai membongkar kepangannya. Ia hanya mengepang di samping kepala sebelah kanannya dan sisanya ia biarkan terurai.

"Aneh tidak ya....." pikirnya.

Lalu ia mulai berpikir lagi,

"Tujuanku..... sebenarnya simpel...."

.

.

.

.

.

Di gerbang universitas,

"HOEEEEEEEEEE! ALVINAAAAAAAAA! AKU BELUM MEMIKIRKANNYAAAAAAAAAA! HOEEEEEEEE BAGAIMANA INI!" Tangis Kurosa pada pagi hari.

"Kurosa?! Mengagetkan saja.... dan juga, rambutmu..." kata Alvina sambil menunjuk rambutnya yang berbeda dari biasanya.

"Oh, benar. Rambutku kepanjangan, jadi aku biarkan sebagian rambutku tersangkut begini." Kata Kurosa sambil melihat ke arah rambutnya.

"Eeeh... sangkutkan...." bisik Alvina kebingungan.

"Dan juga, rambutmu....." kejut Kurosa.

"Benar.... sepertinya begini lebih bagus." Kata Alvina sambil menyentuh rambutnya yang ia kuncir menjadi ponytail itu.

"Teman-teman! Hoosh.... hosh.... apakah aku terlambat?!"

"Toshiko! Kamu di sini juga!" Kejut Kurosa sambil memeluk Toshiko.

Lalu,

"HOEE?! TOSHIKO?! RAMBUTMU?!" Kejut Kurosa.

"Benar, memakai hairstyle yang sama selama 16 tahun tidak baik kan?" Kata Toshiko.

"APAAAAAA?! 16 TAHUN?! HOOEEEEEE?!" Kurosa sangat terkejut.

"Ehehe... habis kata ibu model rambut itu manis..." kata Toshiko malu-malu.

"Ooo begitu...." jawab Alvina dengan tenang.

.

.

Tak lama, mereka bertiga melihat sosok temannya yang tidak asing.

"OH! YUKINA---" Kurosa memanggil dari jauh, lalu,

"HOEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE?!"

"? Ada apa?" Tanya Yukina dari jauh.

"Y-Y-Y-Y-Y-Y-Y-YUKINA?!" Kejut Toshiko.

Yukina memiringkan kepalanya ke samping kiri dengan ekspresi bingung.

"R-RAMBUTMU?! APA YANG TERJADI?! HOOOEEEEE?!" Kejut Kurosa.

Benar, rambut Yukina yang dahulu menutupi punggungnya, sekarang hanya bisa menutupi kedua bahunya saja.

"Oh, rambutku? Aku hanya memotongnya. Kata ibuku rambutku sudah terlalu panjang, jadi memotong rambutku sepertinya bukan ide yang buruk." Jawab Yukina dengan kalem.

"Woof!"

"Eh, Yui-" kejut Kurosa yang hendak membelai Yui. Tetapi Kurosa menjadi semakin terkejut,

"Eh? Ini siapa?" Tanyanya.

"Ini Yui. Rupanya dia membuntutiku ke sekolah lagi." Jawab Yukina.

"HOE?! YUI?! BENARKAH?! YUI TIDAK SEBESAR INI!" Kejut Kurosa.

"Benar, ia bertumbuh besar dan sekarang rambutnya sangat lebat." Jawab Yukina.

Alvina berlutut dan membelai Yui,

"Aku ingin kamu memakan pakaian Alfred lagi." Bisik Alvina sambil tertawa.

"Woof woof!" Yui mengibaskan ekornya.

"Yui, pulanglah." Kata Yukina dengan lembut.

"Woof woof." Yui berlari kembali ke arah rumah.

"Eh, omong-omong... rumah Yukina jauh dari universitas, lalu bagaimana kamu dan Yui kemari?" Tanya Toshiko.

"Tidak terlalu jauh kok, tiba-tiba kedua orangtuaku memutuskan untuk pindah ke rumah yang lebih dekat dengan universitas ini dan Kannoya Academy." Jawab Yukina.

"Ooooh?! Benarkah?! Kalau begitu aku bisa mampir setiap hari untuk camilan!" Kata Kurosa bahagia. Lalu Alvina menepuk kepalanya,

"Pikiranmu hanya makanan saja..." keluh Alvina.

Lalu, Kurosa melihat ke arah jam yang menempel di depan universitas.

"HOE?! SUDAH JAM SEGINI?! KITA BISA TERLAMBAT! AYO ALVINA, TOSHIKO, YUKINA!" Kata Kurosa sambil menarik tangan Alvina, Toshiko, dan Yukina.

Tetapi saat mereka bertiga berlari, Yukina berhenti. Mereka semua kebingungan.

"Yukina?" Tanya Alvina.

Yukina tersenyum,

"Kalian tidak tahu ya..." kata Yukina.

.

.

.

.

"HOE?! KAMU MEMASUKI JURUSAN PERGURUAN?! BUKAN KEPAHLAWANAN?!" Kejut Kurosa.

"Benar.." jawab Yukina.

"K-Kenapa, Yukina? Sifatmu dan kekuatanmu sangat cocok sebagai pahlawan lho... apalagi saat di Bali itu..." kata Toshiko.

Yukina tersenyum dan melihat ke arah lantai. Angin berhembus dengan lembut, daun-daun mulai berguguran. Cahaya sinar matahari memantul dari kedua mata Yukina yang sedikit berair.

"Apakah menjadi seorang guru..... bukanlah sama saja dengan menjadi seorang pahlawan?" Tanya Yukina.

Kurosa, Alvina, dan Toshiko terkejut setelah mendengar perkataan Yukina.

Lalu Yukina menatap ke arah langit,

"Meskipun memang banyak guru yang dibenci ataupun memang guru itu salah mengajar, tetapi tujuan para guru semuanya seharusnya sama, yaitu....."

Yukina mengangkat tangannya ke langit sambil menutupi sinar matahari yang menyilaukan pada pagi hari itu.

"..... mereka mengajar agar murid-murid dapat menggapai mimpi mereka, apapun itu. Bukankah itu sangat heroik? Menjadi sebuah jembatan bagi banyak siswa agar mereka dapat menggapai mimpi mereka? Dengan begitu, aku memasuki jurusan perguruan dan berusaha untuk mengajar murid-murid sebaik mungkin." Kata Yukina.

Kurosa, Alvina, dan Toshiko merasa tersentuh dengan kata-kata Yukina.

Lalu mata Kurosa berkaca-kaca, dan ia menangis,

"HOEEEEEEEEEEEEEEEEEE! AKU MENYESAL KARENA TELAH MEMBENCI GURUKU!"

"E-Eh?!" Kejut Yukina. Lalu Kurosa memeluk Yukina erat-erat.

"Tapi, Kurosa, apakah gurumu Yukina?" Tanya Alvina iseng, tapi justru malah diambil serius,

"Oh ya, betul juga, aku tarik kata-kata ku tadi."

"EEEEEH?!" Yukina terkejut.

"Tapi... sepertinya... menjadi guru adalah suatu hal yang berat lho, Yukina." Kata Toshiko khawatir.

Yukina tersenyum,

"Aku siap kok. Jembatan bagi para murid, itu artinya guru harus siap untuk diinjak oleh para murid agar mereka dapat menggapai mimpi mereka."

"HOE?! APA?! KAMU AKAN DIINJAK-INJAK?!" Kejut Kurosa. Yukina tertawa kecil.

"Tidak secara realistis sih.... maksud dari kataku adalah, aku harus siap menderita sebagai guru demi murid-muridku nantinya." Jawab Yukina.

"Tapi, jangan terlalu baik lho!" Kata Alvina.

"Memarahi murid itu juga derita seorang guru." Jawab Yukina.

"Eeh... aku jadi.... takut sekarang..." kata Kurosa yang mulai gemetar.

"Hei, kita sudah berbincang lebih dari 5 menit lho, katanya kalian akan terlambat." Kata Yukina dengan santai.

"OH IYA!" Kurosa terkejut, lalu ia segera menggeret Alvina dan Toshiko sambil berteriak,

"SAMPAI JUMPA LAGI YUKINA-SENSEI!"

"Yukina..... sensei?" Kejut Yukina yang masih berdiri di tempat.

Yukina memikirkan panggilan itu, lalu tersenyum,

"Benar juga, aku akan dipanggil sensei (guru) nantinya..."

Lalu Yukina berjalan ke arah gedung lainnya, gedung yang berbeda dari gedung yang dimasuki oleh Alvina, Kurosa, dan Toshiko.

.

.

"KUROSAAAA! MASIH ADA 1 SETENGAH JAM LAGI! ADUH KAMU SALAH LIHAT!" Kata Alvina dengan kesal setelah melihat jam pada ponselnya.

"HOE?! BENARKAH?!" Kejut Kurosa.

"Astagaa...." keluh Alvina. Lalu Toshiko hanya tertawa melihat mereka.

.

.

"EEEEH? APAKAH KALIAN SUDAH MEMIKIRKAN ALASAN UNTUK MENJADI SEORANG PAHLAWAN?! KAN SEPERTINYA SAAT PERKENALAN AKAN DIBICARAKAN?!" Kejut Kurosa secara tiba-tiba lagi.

"OH YA!" Kejut Alvina.

"Ehh? Kalian belum memikirkannya?" Tanya Toshiko.

"BENAR! JANGAN BILANG KAU SUDAH, TOSHIKOOO!" Tangis Kurosa.

"Well, alasanku sederhana dan egois sih...." kata Toshiko sambil menunduk karena malu.

"Eh?" Kejut Alvina.

"Kenapa?" Tanya Kurosa.

"Alasanku menjadi seorang pahlawan adalah..... aku ingin agar bisa melindungi adik-adikku dan keluargaku... dan jika bisa aku juga ingin melindungi keluarga orang lain." Jawab Toshiko.

Alvina dan Kurosa terdiam, lalu menjawab,

"Egois dari mana?"

"H-H-Habisnya... perkataanku seolah-olah seperti... seperti..... ciiiuuuut... seperti seolah-olah aku satu-satunya pahlawan yang hanya bisa melindungi semua orang." Jawab Toshiko malu-malu.

"Hoe?! Itu tidak benar!" Kata Kurosa sambil memegang kedua bahu Toshiko. Toshiko melihat ke arah Kurosa, Kurosa menatap Toshiko dengan serius.

"Saat mendengar alasanmu itu....." kata Kurosa secara perlahan.

Toshiko menelan ludahnya karena sedikit takut.

"..... aku kagum." Sambung Kurosa.

"Eh?" Kejut Toshiko.

"Benar! Aku kagum! Perkataanmu berarti kamu ingin berjuang untuk melindungi semua orang dan kamu tidak memikirkan peringkat ataupun penghargaan.... kamu.... sudah tertular oleh Yukina!" Jawab Kurosa.

"T-Terimakasih, tetapi bagian tertular dengan Yukina.... eh..... itu-" kata Toshiko sedikit kebingungan.

"Benar! Yukina tidak pernah memikirkan penghargaan ataupun peringkat, bahkan ia tidak menjadi pahlawan demi orang lain! Itulah..... itulah..... pahlawan sejati!" Kata Kurosa.

"Benar juga...." jawab Toshiko sambil melepaskan genggaman tangan Kurosa dari bahunya secara perlahan.

"..... pahlawan tidak harus seseorang dengan kekuatan super yang menyelamatkan orang lain maupun kota..... itu bisa jadi siapapun....." kata Toshiko sedikit terharu.

"Benar.... itulah yang Yukina berusaha untuk katakan kepada kita tadi....." jawab Alvina.

"Baiklah, terimakasih, teman-teman." Kata Toshiko senang.

.

.

"Lalu, apa alasanmu, Kurosa-" Toshiko bertanya kepada Kurosa, tetapi ia tiba-tiba berteriak,

"HOEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!"

"E-Eh...." kejut Toshiko.

"Dia pasti belum memikirkannya...." jawab Alvina. Lalu Kurosa membalas,

"KAMU JUGA KAN?!"

"Yah..... begitulah...." jawab Alvina.

"Memikirkannya? Tetapi, setahuku alasan selalu muncul sendiri tanpa dipikirkan kok...." jawab Toshiko.

"Eh?" Kejut Kurosa.

"Benar. Alasanmu tidak harus indah, tetapi yang penting kamu berpegang pada keyakinanmu dan harapan itu. Alasanku menjadi pahlawan juga adalah harapanku ke depannya. Itu yang kutahu..." jawab Toshiko.

Alvina dan Kurosa terdiam.

"Apa ya alasanku..."


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C432
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄