下載應用程式
56.31% Kannoya Academy / Chapter 253: It's you

章節 253: It's you

Denzel masih tidak terkendalikan. Ia terus mengejam Techno dan menghajarnya berkali-kali. Bahkan sebagian besar tulang Techno patah.

.

.

.

.

.

.

Sementara itu,

"Aku.... benci.... Denzel.... hiiks...."

Seorang datang kepada Junko.

"Eh? Bukannya kamu adalah ms. Bloody?" Kejut seorang gadis yang sangat pendek.

"Aah... masa itu sudah berlalu, aku bukan ms. Bloody lagi." Jawab Junko.

"Ooh begitu, siapa namamu? Eh..."

"Aku Junko, ada apa?" Tanya Junko.

"Sepertinya aku pernah melihatmu di sekolah Kazumi Kyoko."

"Ya.. benar... aku memang bersekolah di sana..." jawab Junko.

"Hm... hebat juga ya Kannoya Academy, mereka bisa membujuk para pemerintah untuk memberi kesempatan kedua pada setiap penjahat sepertimu." Kata gadis itu.

"Ya...." jawab Junko sedih.

Gadis itu melihat Junko dengan seksama, ia kebingungan.

"Setauku... kamu selalu bersama dengan Denzel. Dan seharusnya kamu tidak sediam ini, ada apa?" Tanya gadis itu.

"Ah...." kejut Junko.

Junko mengingat semua perkataan Haruka padanya.

"T-Tidak.... tidak apa-apa.... aku tidak apa-apa..." jawab Junko.

"Benarkah? Nah, kalau begitu, ayo tersenyum! Hihi, UwU" kata gadis itu.

Tetapi Junko tidak tersenyum.

"Sepertinya memang sesuatu terjadi padamu." Kata gadis itu.

Junko hanya diam saja.

"Oh, namaku adalah Takusan, artinya banyak. Hehe, memang aku suka membuat semua hal menjadi berlebihan atau kekurangan sih, hehehe..." kata gadis itu.

"Begitu... berarti kamu hebat ya..." kata Junko.

"Hehehe, mungkin, tapi tidak sehebat kamu." Jawab Takusan.

Junko diam saja.

"Ok, Junko, bolehkah kamu menceritakan apa yang terjadi padamu?" Tanya Takusan.

"....."

"Aku ada pertanyaan." Kata Junko.

"Eeeh, apa itu?" Tanya Takusan.

"Apakah.... Denzel membenciku?" Tanya Junko.

.

.

.

"Tentu saja tidak!" Kata Takusan.

"Eh? Benarkah begitu? Habisnya..." kata Junko.

"Habisnyaa?" Tanya Takusan.

"Sepertinya... aku bukan tipe nya." Kata Junko.

Takusan berpikir sebentar,

"Benar sih... sepertinya kamu bukan tipenya..." jawab Takusan. Junko menunduk.

"Tetapi... cinta tidak memandang tipe. Memang ada beberapa cinta yang memandang tipe sih, tetapi hati lebih penting daripada tipe." Sambung Takusan.

"Benarkah?" Tanya Junko.

"Iya, coba bayangkan. Denzel dengan sifat Yukina. Atau, Denzel dengan sifat Kurosa." Kata Takusan.

Junko tertawa,

"Rasanya aneh.... Denzel tidak suka makan banyak-banyak seperti Kurosa, Denzel juga tidak suka mengurangi stamina hingga 5." Kata Junko.

"Baguslah! Berarti kamu mencintai sifatnya! Dan juga penampilannya mungkin sedikit..." kata Takusan.

"Benar..." pikir Junko. Pikiran Junko kembali pada saat awal ia bertemu dengan Denzel.

.

.

"Mio ya?"

"Ya..."

.

.

Junko tersenyum, ia memegang dadanya.

Takusan pun juga tersenyum.

"Dan... jika Denzel membenci sifatmu, pasti dia akan mengatakan padamu untuk berhenti dan jangan mendekatinya lagi. Tetapi, apakah ia pernah bilang seperti itu?" Tanya Takusan.

"Pernah." Jawab Junko.

Takusan terkejut.

"Kukira Denzel tidak kasar.. Denzel bodoh!" Kata Takusan dalam hati.

"Eehm... seperti apa ia mengatakannya?" Tanya Takusan yang sedikit ragu.

"Saat aku memeluknya, ia menjadi malu-malu dan berkata untuk berhenti." Jawab Junko.

Takusan tertawa lega.

"Oooh begitu... dia hanya malu kok, tidak apa-apa Junko." Kata Takusan.

"Begitu?" Tanya Junko.

"Ya... sepertinya dia di dalam masalah sekarang, Junko. Karena aku melihat menara bercahaya itu, aku jadi khawatir. Aku memiliki perasaan yang hampa, ternyata itu karena aku melihat Denzel tanpamu! Oleh sebab itu aku mencarimu ke mana-mana!" Kata Takusan.

"Kamu tahu kalau kami sering bersama?" Tanya Junko.

"Aku hanya melihatnya sesekali, tetapi Asuka selalu menceritakan tentang kalian." Jawab Takusan.

.

.

"Ayo! Kita selamatkan Denzel!" Kata Takusan sambil menarik tangan Junko.

"Eh... Eh..." kejut Junko.

.

.

.

.

Butterfly berterbangan ke mana-mana. Ia mencari semuanya, siapa yang memerlukan bantuannya. Lalu ia melihat Techno dan Denzel.

Butterfly berusaha untuk menghentikan Denzel.

Butterfly berusaha untuk mengubah sihir yang menguasai Denzel menjadi madu, tetapi itu tidak berhasil. Justru Denzel berpaling dari Techno kepada Butterfly.

"Bukannya kamu adalah murid Kannoya Academy?" Tanya Butterfly.

Denzel hanya diam saja, lalu memukul Butterfly. Butterfly terjatuh.

"Aneh... aku tidak merasakan pergerakannya!" Pikir Butterfly.

Baru saja Butterfly berdiri, Denzel sudah memukulnya lagi, Butterfly terjatuh lagi.

Butterfly tahu bahwa ia harus berpikir cepat. Butterfly segera terbang. Denzel berusaha mengejarnya dengan tembakan-tembakan lazernya.

Tetapi, pandangan Denzel berpaling pada seorang lelaki.

"Huh?!" Tanya Denzel geram.

"Huh?!" Tanya Rheinalth sang raja dingin.

"Huh?!" Kejut Butterfly.

"Kembalikan... Junko!" Kata Denzel geram.

"Begitu? Aku saja kurang tahu dia siapa. Mungkin dia anak yang kurang berguna." Kata Rheinalth.

"Ara ara... apa yang terjadi pada kalian?" Tanya Butterfly khawatir.

"Apa katamu?!" Tanya Denzel geram sambil berusaha untuk memukul Rheinalth.

Rheinalth menciptakan gunungan es yang sangat besar dan kuat.

"Hey... sadarlah... kalian ini teman!" Kata Butterfly.

Mereka tidak menghiraukan Butterfly.

Denzel memukul lantai itu dengan sangat keras. Lantai itu hancur.

"Water flood." Kata Rheinalth.

Air membanjiri tempat itu. Air itu menghambat Denzel.

"Frozen." Kata Rheinalth.

Banjir itu pun membeku. Es Rheinalth sangatlah kuat. Tetapi Denzel bisa lepas dari banjir beku itu.

Denzel menerjang ke arah Rheinalth. Denzel memukul lantai itu, banjir beku itu hancur.

Denzel berusaha untuk memukul Rheinalth.

"Ice barrier." Kata Rheinalth.

Pelindung es dan air yang sangat kuat muncul. Tetapi pelindung itu hanya melindungi badan Rheinalth dari kepala hingga pinggang.

Denzel menendang Rheinalth dengan sangat keras.

Rheinalth hendak bangun, tetapi Denzel sudah berada di depannya dan siap untuk menghajarnya. Rheinalth mengarahkan tangannya kepada Denzel,

"Water crash!"

Air muncul dari tangan Rheinalth. Denzel terdorong mundur.

"Begitu?" Tanya Rheinalth.

Pakaian Rheinalth berubah. Baju Rheinalth tadinya berwarna biru muda dan putih, sekarang berubah menjadi warna lautan.

"Apa itu?" Pikir Butterfly.

"Water crash!" Kata Rheinalth.

Air mendorong Denzel mundur lagi.

"Kau pikir begini saja bisa?" Tanya Denzel geram.

Denzel memukul lantai, Rheinalth pun kehilangan keseimbangan.

Denzel melompat ke arah Rheinalth.

"Hentikan..." kata Butterfly.

Denzel dan Rheinalth berkelahi.

Butterfly mengingat akan moment Pesta cuti pahlawan bersama, di mana Denzel dan Rheinalth menari bersama di panggung.

.

.

Butterfly meminum sedikit madu, tubuhnya berubah menjadi warna-warni.

"HENTIKAN KALIAN!" Teriak Butterfly.

Butterfly merentangkan kedua tangannya pada mereka. Tubuh Denzel dan Rheinalth pun tertahan.

Tetapi baru saja sebentar, Butterfly mulai kesakitan.

"Uuurgh...."

"Memang aku belum pernah memakai sihir force.... inikah sebabnya aku kesakitan?" Pikir Butterfly.

Tenaga Denzel dan Rheinalth sangatlah kuat. Mereka mulai melawan sihir force yang dipakai oleh Butterfly.

"J-Jangan..." kata Butterfly.

Lengan Butterfly mulai mengeluarkan darah.

"Tahan... tahan..." pikir Butterfly.

.

.

.

.

"Rheinalth benar-benar membekukannya ya?" Kata Ermin saat melihat anak itu.

Seorang gadis berlari ke arah Ermin.

"Ermin dari kelas A?" Tanya gadis itu.

"Bagaimana kamu dapat mengetahuiku?" Tanya Ermin.

"Huuuh... tentu saja, kamu adalah wakil ketua. Dan juga maaf, namaku adalah Sally, dari kelas B." Kata gadis itu.

"Ooh... salam kenal." Kata Ermin.

"Kita harus cari yang lain." Kata Sally.

Lalu mereka pergi.

.

.

.

"HRRRRRAAAAAAAAAGHHHHHH!" Teriak Denzel melawan sihir Butterfly.

"HAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" Teriak Rheinalth melawan sihir Butterfly.

"Aku... tak bisa menahannya lagi..." pikir Butterfly.

Kepala Butterfly mulai berdarah.

.

Sebuah sinar kehijauan tiba-tiba muncul, menahan Denzel dan Rheinalth.

"Huh?" Kejut Butterfly.

Seorang gadis dengan rambut hijau muncul.

"Pahlawan Butterfly, biarlah aku yang menangani mereka." Kata gadis itu.

"Amiko... baiklah... aku percayakan padamu." Kata Butterfly.

Lalu Butterfly pergi meninggalkan mereka.

.

"Hei! Denzel, Rheinalth!" Teriak Amiko pada mereka.

Denzel dan Rheinalth masih berusaha untuk melawan.

Tangan Amiko mulai berdarah.

"Sekuat itu?!" Pikir Amiko.

Amiko mencoba untuk menahan mereka berdua.

"Kalian, sadarlah! Sadarlah!" Teriak Amiko.

Tetapi mereka tidak menghiraukan hal itu.

Luka di tangan Amiko bertambah. Beberapa bagian tubuh Amiko juga terluka.

"Susahnya menahan mereka... mereka sudah berkembang!" Pikir Amiko.

Akhirnya, tanpa sengaja, Amiko melepaskan sihirnya.

Rheinalth dan Denzel bertarung lagi.

Amiko terjatuh di atas lantai.

"Maaf...." pikir Amiko.

"Amiko... biar aku coba!" Kata Tenji.

Tenji berusaha mendekat, tetapi ia tidak dapat.

"Terlalu susah." Kata Tenji.

.

.

"Berani-berani nya kamu bilang Junko tak berguna! PASTI KAMU SUDAH BUTA!" Teriak Denzel.

"Begitu ya? Bukannya kamu yang sudah buta? Aku saja tidak mengingatnya. Bahkan aku juga sedikit lupa mengapa kita bertarung." Jawab Rheinalth tenang.

.

.

.

.

.

"Bagaimana ini.." tanya Amiko lemas.

"Bahkan kekuatanku.... rasanya... menghentikan mereka... lebih berat... daripada mengangkat satu kota...." kata Amiko lemas.

"Semengerikan itu?" Tanya Aino.

"Coba siapapun yang bisa.... tolong hentikan mereka berdua.." kata Amiko.

"Baiklah, akan kucoba." Jawab Aino.

Aino membuat sebuah lobang menghisap yang kuat. Tetapi mereka pun tidak tertarik sedikit pun.

"Kuat sekali!" Kejut Aino.

"Bagaimana ini?" Pikir Amiko.

.

.

.

"Denzel!"

"Rheinalth!"

.

.

.

Denzel dan Rheinalth pun mematung secara tiba-tiba.

"Siapa itu?" Tanya Amiko yang mulai tak sadar diri.

"Itu mereka!" Kata Aino.

Junko segera berlari kepada Denzel dan Ermin segera berlari pada Rheinalth.

"T-Tak mungkin...." kata Denzel.

Junko memegang kedua lengan Denzel. Denzel tak dapat menahan air matanya, tetapi pada mata kirinya, tangisan darah yang keluar. Tubuh Denzel mulai melemah, mesin-mesin yang menutupi tubuh Denzel mulai menghilang. Denzel menjadi lemas dan terjatuh pada pelukan Junko.

"Ermin... ini..." kata Rheinalth sambil menangis.

"Ya.... aku disini." Kata Ermin sambil tersenyum.

Pakaian Rheinalth pun kembali pada wujud semula. Rheinalth menjadi lemas dan terjatuh pada pangkuan Ermin.

"Waah... syukurlah kita tepat waktu! Eeeh... tidak... kita terlambat!" Kata Takusan panik.

"Yah... setindaknya mimpimu terkabul. Melihat pasangan yang berbahagia." Kata Sally.

"Bagaimana kamu tahu mimpiku?!" Kejut Takusan.

"Hehehe.. kita kan teman, meskipun kau di kelas C dan aku di kelas B." Jawab Sally.

.

.

"Syukurlah semuanya baik-baik saja."


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C253
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄