下載應用程式
58.06% SERENDIPITY (Jimin BTS) / Chapter 18: CHAPTER 18

章節 18: CHAPTER 18

Park Ji Min sangat bersemangat hari ini. Ia sudah menyiapkan baju ganti karena hari ini ia dan Seul Gi sudah janjian untuk latihan menari. Ia keluar kamar dan hendak bergabung dengan orang tuanya untuk sarapan bersama.

Jimin menghembuskan nafas perlahan karena jarang sekali Ayahnya berada diruang makan saat sarapan. Biasanya ia sudah dikantor atau malah tidak pulang kerumah.

Ayahnya sedang mengutak-atik handphone beserta laptopnya seperti biasa. Ia bahkan tidak melirik sedikitpun ke arah Jimin yang baru saja duduk. Ibunya sedang menyiapkan roti yang dioleskan selai untuk Jimin. Ibunya hafal kalau Jimin menyukai selain buah-buahan untuk sarapan dan segelas susu coklat.

Jimin menyantap rotinya dengan diam seperti biasanya. Hal ini sangat berbeda seperti dirumah Kang Seul Gi. Ia masih ingat bagaimana rumah kecil itu terasa hangat. Ia makan sarapan tidak seperti biasanya disana.

Ibunya tidak pernah berbicara ketika mereka sarapan bersama karena Jimin tahu bahwa Ayahnya tidak suka Ibunya berbicara banyak didepannya.

Namun ibunya Seul Gi bertanya ini itu dengannya saat ia sedang makan. Jimin harus menjawab walaupun mulutnya penuh ayam goreng saat itu namun Ibu Seul Gi tidak memprotes sedikitpun bahkan ia tersenyum banyak padanya.

Jimin melihat raut wajah ibunya. Seperti ada awan abu-abu besar disana. Tiba-tiba selera makannya hilang. Ia berdiri dan berpamitan dengan ibunya. Ayahnya menatapnya sekilas dan ia hanya memberikan anggukan lalu ia pergi meninggalkan ruang makan yang sangat dingin itu.

Jimin mengendarai mobilnya dan ia menyusuri jalan menuju rumah Kang Seul Gi. Ia hanya mengikuti kata hatinya.

Saat Jimin memarkirkan mobil, Doh Hyon dan Si Hyun sedang berjalan bersama hendak berangkat sekolah. Ia buru-buru keluar dari mobil dan berlari kecil menghampiri mereka.

"Hyung!", kata Doh Hyon penuh semangat. Si Hyun juga langsung memeluk Jimin.

"halooo, apa kabar kalian? mau berangkat sekolah ya?", tanya Jimin sembari mengangkat Si Hyun dan menggendongnya.

"iya oppa. Apa kau mau menjemput Onnie?", tanya Si Hyun.

Jimin berfikir, "tidak juga. Aku hanya ingin kemari".

"kenapa pagi-pagi?", Do Hyon sedikit bingung.

Jimin mengacak rambut Do Hyon, "banyak tanya. Apa kau sudah baikan dengan noonamu?".

"Ya, untung saja noona tidak memukulku lagi tadi malam".

"yasudah bagus kalau begitu. Ayo aku antar kalian ke sekolah".

"bagaimana dengan Onnie?".

"biarkan saja dia. dia bisa berangkat sendiri", Jimin dan dua anak itu berjalan ke arah mobil dan mereka masuk.

Ketika Jimin sudah mengantar Si Hyun beserta Do Hyon sampai di sekolah. Perasaannya begitu lega. Ia sangat senang berada didekat kedua anak itu. Jimin hanya sendiri dikeluarganya. Ia tidak memiliki adik ataupun kakak. Saudara sepupu juga tidak ada yang dekat dengannya. Dekat dengan kedua anak itu membuat Jimin merasa nyaman dan juga riang. Seandainya rumah besarnya dipenuhi dengan orang-orang yang membuatnya bahagia. Pasti ia bisa sarapan dengan riang tadi pagi.

Jimin melajukan mobilnya kembali menuju ke sekolahnya.

Jimin sampai tepat pada saat bel masuk dibunyikan. Wali kelasnya, Ibu Yoo Na sudah berada dikelas dan menggelar absen pagi seperti biasa.

"kenapa telat Park Ji Min?".

"maaf, saya harus mengantar adik-adik saya ke sekolah".

"bukannya kau anak tunggal?".

Jimin memutar matanya, ia lupa bahwa mereka bukanlah adiknya. Untung saja Seul Gi tidak menatapnya seperti anak perempuan yang lain. Jimin hanya tersenyum pada gurunya.

"poinmu Ibu tambahkan 5".

Bu Yoona pun pergi setelah selesai mengabsen. Jimin menghampiri Seul Gi yang sedang memainkan handphonenya.

"Seul Gi, apa kau tahu apa yang harus kita cover untuk lomba ini?", tanya Jimin, ia menyandarkan kepalanya dimeja Seul Gi dan duduk dengan lututnya.

Seul Gi mencoba berfikir, "aku tidak mengikuti tren apapun mengenai K-pop kita".

Jimin terkekeh, "baiklah. Ada yang ingin ku tunjukkan padamu nanti saat di ruang latihan".

"apa itu?".

"rahasia".

Seul Gi tersenyum saja melihat Jimin.

____

Sementara itu Do Hyon sedang belajar di kelas dengan sangat serius. Sudah satu minggu lebih ia terus mengikuti kelasnya hingga selesai. Ia juga memakai seragamnya dengan rapih.

"Kang Do Hyon, apa kau mengerti bagian ini?", tanya Natalie. Seorang anak perempuan keturunan asing. Ia terlihat seperti orang bule dan menjadi primadona di sekolah mereka.

Do Hyon memang mudah memahami pelajaran matematika setelah ia rajin mencari tahu dan memperhatikan penjelasan gurunya. Ia pun mengajarkan Natalie hingga Natalie paham.

Sebenarnya banyak yang bingung dengan perubahan Do Hyon yang begitu tiba-tiba. Do Hyon tidak memiliki teman dekat di kelas karena ia selalu bergabung dengan kakak kelas atau teman dari kelas lain yang terlihat berandalan. Namun sekarang ia lebih senang dikelas dan akan ke perpustkaan setelah selesai makan siang.

Do Hyon bertemu dengan Jo Hyuk di perpustakaan. Setelah menginap, Do Hyon sering mengajak Jo Hyuk yang kebetulan mau saja mengikuti Do Hyon. Ia memang teman yang baik ternyata dan bahkan Jo Hyuk juga tidak main ke warnet lagi karena tidak ada Do Hyon disana.

"Adikku bertanya namamu", bisik Jo Hyuk.

Do Hyon langsung menutup bukunya dan menatapnya, "apa kau serius?".

Jo Hyuk mengangguk, "ya tapi aku sudah mewanti-wantinya".

"maksudmu?".

"aku tidak mau kau patah hati karenanya dan kita malah bermusuhan".

Do Hyon menahan tawanya, "baiklah. Lagipula aku juga harus belajar".

"kenapa ia menanyaimu? apa kalian sebelumnya pernah bertemu?".

"waktu itu ia yang mengajariku caranya mencari buku namun bukan di perpustakan sekolah".

"wowwww kau sangat beruntung. Adikku itu perempuan yang sangat angkuh dan dia mau menolongmu adalah hal yang jarang ia lakukan pada laki-laki".

"Hahaha kau sangat berlebihan".

Jo Hyuk juga bingung namun begitulah adiknya. Apalagi adiknya tahu bahwa Do Hyon adalah temannya bermain warnet. Biasanya ia sangat cuek namun dari caranya bertanya dan ingin tahu siapa Do Hyon itu berbeda.

____

Seul Gi masuk kedalam ruang latihan. Jimin sudah siap. Ia mengenakan baju kaos putih dan juga celana hitam lengkap dengan sepatu.

Seul Gi hanya mengganti seragamnya dengan kaos dan tetep menggunakan roknya hanya saja ia sudah mengenakan celana pendek agar aman saat menari.

"apa oke kalau aku tetap memakai rok sekolah?".

"senyamanmu saja. Kemarilah".

Seul Gi duduk dan entah mengapa ia merasakan debaran jantungnya saat Jimin yang sudah agak berkeringat, sepertinya sudah pemanasan, duduk disampingnya dan menempelkan bahunya dengan bahu Seul Gi. Ia mendekatkan handphonenya kepada Seul Gi akan mereka menonton bersama.

Jimin memakaikan headset ditelinga Seul Gi yang hanya diam dan berusaha bersikap sewajar mungkin.

"Kau adalah orang pertama yang mengetahui ini".

Jimin menekan simbol play pada handphonenya. Seorang laki-laki ada disana. Ia menutup rapat wajahnya dengan masker dan juga menggunakan topi hitam. Pakaiannya serba hitam. Seul Gi tahu bahwa itu Jimin.

Lantunan lagu dan suara seorang lelaki yang sangat merdu memenuhi telinga Seul Gi. Gerakan Jimin sesuai sekali dengan irama dan tempo lagunya.

Badannya begitu lentur menari kesana kemari. Suaranya begitu indah. Lagu dan tarian ini membuat Seul Gi tidak berkedip sama sekali namun tariannya berhenti ditengah tengah lagu. Jimin hanya duduk disana.

"tutup matamu".

Seul Gi menutup matanya dan terdengar suara Jimin.

'just let me loveee youuu' ....

suaranya bernyanyi dan suara itu membuat jantung Seul Gi benar-benar lomba. Jimin tidak menyadari hal itu. Ia juga memejamkan matanya. Ia masih bingung bagaimana kelanjutan coreo seharusnya. Ia tidak tahu lagi.

Lagu pun selesai dan mereka membuka mata.

"wowwwww lagu itu sangat indah", Seul Gi memuji dengan matanya yang berbinar.

"hahaha kau terlalu berlebihan".

"aku serius".

Jimin berdiri dan mengambil laptop. "sudahlah, ayo kita pilih lagu dan segera latihan".

Seul Gi mengikuti perintah Jimin mereka kembali berdekatan untul berbagi layar laptop bersama. Mereka mencari perfomance yang harus mereka cover untuk mengikuti lomba. Namun sangat sulit menemukan duo lelaki dan perempuan dengan tarian.

Sudah satu jam lebih namun ia tidak menemukan yang sesuai.

"apa kau yakin kita hanya harus mengcover benar-benar persis? kita tidak akan bisa kalau begitu", ujar Seul Gi. Ia bersandar ditembok.

"berarti kita harus cari ide yang lain".

"aku punya ide. Bagaimana kalau kita mengcover boy group? aku akan berdandan seperti lelaki dan kita akan menunjukkan bahwa kita bisa bergantian mengcover idol sesuai tariannya".

"pasti itu akan sulit. Kita hanya berdua".

"Ayolah, tidak apa-apa. Kalau memang hasilnya sangat buruk. Inikan bisa jadi pengalaman kita. Dan mungkin kita harus mencari lomba lain yang tidak cover begitu".

Jimin berfikir sejenak, "baiklah. Tidak apa-apa. Kita harus bekerja keras mulai sekarang".

Seul Gi berdiri, "ayo", ia mengulurkan tangannya pada Jimin.

Mereka pun melakukan toss. Seul Gi membuka kedua telapak tangannya menghadap ke atas dan Jimin menepuknya lalu ia memberikan punggung tangannya, Jimin seperti meninju namun pelan lalu Seul Gi membuka lagi telapak tangannya dan saat Jimin membuka telapak tangannya, Seul Gi memasukkan jari-jarinya disela jari-jari Jimin dan mengenggamnya.

"kita pasti bisa!", ujar Seul Gi dengan sorot matanya yang berbinar.

Jimin tersenyum namun senyumnya pudar saat Seul Gi menyadari bahwa jari Jimin tidak seperti jari laki-laki pada umumnya. Bahkan dengan Seul Gi saja mereka tidak terlihat lebih besar.

"jangan macam-macam", ujar Jimin sembaru menyembunyikan jarinya.

Seul Gi tertawa karena ia tidaj biasa melihat jari laki-laki yang mini sepertinya milik Jimin. Ia terus-terusan ingin melihat lagi jari Jimin namun Jimin tidak memberikan.

Mereka pun memulai dengan mencari boy group yang pas dengan mereka. Lalu Jimin mengajarkan beberapa tehnik dasar tarian laki-laki dan mereka mulai latihan bersama.

Seul Gi tidak mudah menyerah walaupun ia merasa kesulitan karena ia tidak biasa melakukan gerakan patah-patah. Ia biasanya melakukan tarian perempuan yang gemulai dan juga sexy namun karena ini tarian laki-laki ia membutuhkan power dan juga tehnik-tehnik kaki yang berbeda dari biasanya.

"ayo kita istirahat dulu", ujar Jimin. Sudah satu jam mereka latihan dan Seul Gi tetap tidak ingin berhenti.

Jimin menarik tangan Seul Gi dan membuatnya duduk disampingnya. Ia memberikan botol minumnya dan menatap Seul Gi.

"minumlah".

Seul Gi entah mengapa tidak bisa menolak karena tatapan Jimin padahal ia membawa botol minumnya sendiri. Sembari minum pikiran Seul Gi sangat kacau. Mereka satu tempat minum dengan mulut yang.... tiba-tiba Seul Gi tersedak dan memuncratkan airnya ke wajah Jimin. Ia terkejut sembari terbatuk-batuk.

Jimin terkejut dan buru-buru mencari handuk di tasnya. Wajahnya basah dengan air dari mulut Seul Gi.

"waeeee? Kang Seul Giiiii", teriak Jimin gemas.

Seul Gi menutup mulutnya yang masih terbatuk-batuk. Ia menunduk dan batuknya sudah berhenti.

"maafkan aku".

***


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C18
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄