Nam Joon menatap Seul Gi yang baru masuk kedalam kelas. Ia menyesal semalam telah menariknya dengan kasar. Nam Joon menghampiri Seul Gi.
"Seul Gi, Bisa kita bicara?", tanya Nam Joon dengan nada suara yang sangat hati-hati.
Seul Gi mengangguk dan mengikuti Nam Joon. Lelaki itu membawanya agak jauh dari kelas.
"ada apa?".
"aku mau minta maaf soal semalam".
"iya aku sudah maafkan", Seul Gi ingin segera pergi dari tempat ini.
"tapi... bisakah kau memberikanku kesempatan?".
Seul Gi memijit keningnya, "Kim Nam Joon. Sudah berapa kali ku bilang, aku tidak dalam kondisi membutuhkan seorang pacar atau apapun itu".
Nam Joon sudah tau jawaban apa yang ia akan terima, "tapi mengapa kau memberikan anak baru itu kerenggangan untuk dekat denganmu".
"ku rasa itu bukan urusanmu untuk mengetahuinya", Seul Gi benar-benar marah saat ini. Saat ia berbalik Nam Joon menahannya dan ia dengan cepat melepaskan tangan Nam Joon lalu berjalan cepat meninggalkan lelaki keras kepala itu.
Seul Gi masuk ke dalam kelas tepat saat Jimin juga ingin masuk. Jimin merasa ada yang aneh dengan tatapan Seul Gi yang menusuk padanya. Mulai dari semalam setelah Seul Gi berbicara dengan Nam Joon tiba-tiba suasana hatinya berubah dan tidak banyak bicara pada Jimin. Begitu juga sekarang.
Jimin tidak ingin mengetahui ada apa dengan tatapannya. Perempuan memang susah ditebak.
Jimin yang tidak ingin banyak bicara mengambil inisiatif untuk mengirimkan pesan singkat pada Seul Gi.
(Apa ada masalah?)
beberapa menit kemudian.
(bukan urusanmu)
Jimin membelalak.
(kau mulai lagi)
(jangan menggangguku)
Jimin menaruh handphonenya dengan kesal. Dan tidak lama kemudian seorang guru pun datang ke dalam kelas. Jimin melihat Seul Gi tertidur dengan kepala diatas meja.
Istirahat pun dimulai. Jimin sangat semangat hari ini. Ia sudah mendapatkan kunci dari kepala sekolah. Dengan wajah ramahnya ia mendukung bahwa Jimin ingin menyulap ruangan itu.
Jimin mengetuk meja Seul Gi untuk membangunkan perempuan itu.
Seul Gi membuka matanya. Ia tidak merasa bahwa tertidur lelap sepanjang pelajaran. Park Ji Min menunjukkan sebuah kunci padanya. Seul Gi mengangkat kepalanya dengan malas. Bertengkar dengan seseorang membuat moodnya berantakan.
Jimin heran dengan perempuan didepannya. Rambutnya berantakan karena tidur sepanjang pelajaran. Tidak pernah menggunakan make up apapun. Bibirnya kering karena tidak minum. Ia berharap perempuan yang menari di club bukanlah Seul Gi yang berada didepannya.
Jimin menarik tangan Seul Gi yang mengikutinya. Seul Gi juga tidak tahu mengapa ia selalu menuruti lelaki ini.
Jimin membawa Seul Gi ke lorong dimana ruangan-ruangan kosong berada.
"Kau harus membantuku mulai sekarang", ujar Jimin.
"apa untungnya untukku?", Seul Gi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"untungnya, kau bisa seharian dengan Park Ji Min dan kau bisa menjadi partner untuk Park Ji Min dan kita bisa sukses bersama".
Seul Gi tertawa, rasanya ia ingin memukul kepala belakang Jimin. Jimin selalu berbicara seolah-olah mereka berdua berteman lama dan Seul Gi akan menuruti semua keinginannya.
"ku rasa kau selama ini salah sangka".
Jimin tidak mempedulikan omongan Seul Gi. Ia memberikan peralatan bersih-bersih pada Seul Gi dan membuka ruangan itu.
Jimin memasangkan masker pada Seul Gi yang terpaku karena terlalu tiba-tiba.
"selesai. ayo kita bersih-bersih", ucap Jimin.
Ruangan itu sangat kotor dan berantakan. Tapi dibenak Jimin, ia akan menyulapnya menjadi sebuah tempat latihan. Ia akan memesan kaca besar untuk ditaruh diseluruh dinding. Ia akan menggunakan semua tabungannya.
Seul Gi mulai membantu dengan rasa malas. Namun saat ia ingin berbalik, Ia melihat Jimin dari belakang. Lelaki itu sangat antusias mengangkat barang-barang sendirian. Ia juga sambil bernyanyi, menunjukkan bahwa ia menikmati ini. Seul Gi jadi merasa tidak tega untuk bersikeras meninggalkannya sendirian. Disini ia tidak memiliki teman seperti saat dicafe kemarin, hampir semua orang mengenalnya dan mengobrol dengan asik. Ia juga terlihat nyaman untuk berbicara. Tidak seperti disini. Jimin selalu melempar tatapan dingin ke orang-orang kecuali dirinya.
"kita tidak perlu menyelesaikannya hari ini. Kita bisa mencicilnya".
"Aku hanya akan membantu hari ini. Jangan geer".
Jimin melempar senyumnya, "itu bukan geer tapi percaya diri. percaya bahwa kau pasti akan menjadi partnerku".
Seul Gi tidak menjawab apapun. Ia membelakangi Jimin yang hanya bisa tersenyum. Ia tidak tahu bagaimana membujuk Seul Gi. Ia juga sebenarnya tidak pernah memiliki partner menari. Hanya saja, disini tidak ada yang terlihat suka menari sehingga saat melihat Seul Gi, Jimin berfikir untuk bekerja sama dengannya.
❤❤❤
Seul Gi masuk kedalam mini market. Ia berpapasan dengan seniornya dan merasa lega karena sepertinya bosnya tidak ada ditempat. Seul Gi masih malu karena kejadian semalam. Namun ia tetap harus meminta maaf jika Gong Yoo Ahjussi datang.
Seul Gi mulai dari membereskan makanan-makanan yang berantakan. Ia paling tidak suka melihat sesuatu yang tidak pada tempatnya.
Ketika ada pelanggan ia akan sedikit berlari untuk mencapai kasir. Melayani pelanggan tersebut dan kembali beres-beres.
Pintu mini market berbunyi lagi dan yang masuk adalah Kim Nam Joon. Seul Gi menghela nafas. Ia memadang wajah datarnya.
Saat itu hari sudah lumayan malam.
"tolong rokok yang itu satu", pinta Nam Joon.
Seul Gi tertawa mengejek, "mana ktpmu? kau belum punya ktp. jadi jangan macam-macam".
"bukan untukku tapi untuk sunbaeku yang ada diluar", Nam Joon merasa kesal kenapa ia harus masuk kedalam mini market ini dan kalah taruhan sehingga harus membeli rokok.
"suruh dia yang beli".
Tidak lama kemudian seseorang yang memang terlihat lebih tua dari Nam Joon masuk.
"kenapa lama sekali sih?".
"pinjam ktpmu".
Lelaki itu merogoh kantongnya namun tidak mendapat apa-apa.
"tidak ada. Aku lupa membawa dompet", lelaki itu berbalik melihat ke arah Seul Gi, "hei cepat berikan rokok untukku. Tidak usah banyak ribet jadi perempuan".
Seul Gi yang hendak mengambilkan rokok merasa tersinggung dengan omongan lelaki yang bertattoo itu.
"apa maksudmu? Aku hanya menjalankan tugasku karena kaminbisa kena hukuman jika menjual rokok pada anak dibawah umur", ujar Seul Gi.
Lelaki itu memiliki temperamen yang buruk, mendengar Seul Gi menjawab ia merasa terpancing dan menggebrak meja dengan keras. Nam Joon tahu bagaimana watak sunbaenya ini. Ia menariknya namun dia malah berontak dan ingin memukul Seul Gi namun Nam Joon yang sudah tidak tahan, dengan mudahnya ia mendorong sunbaenya. Amarahnya sudah tidak terbendung.
Seul Gi tidak mengerti adegan macam apa ini. Nam Joon sekarang sudah ada diatas lelaki itu dan memukulnya bertubi-tubi. Langsung beberapa anak laki-laki gerombolan mereka berdua masuk dan memisahkan mereka.
Nam Joon benar-benar tidak suka wanita yang ia sukai diperlakukan kasar. Ia tidak pernah melecehkan para seniornya tapi untuk urusan Seul Gi ia tidak akan tinggal diam.
Seul Gi benar-benar tidak mengerti mengapa ia harus berada ditengah-tengah situasi macam ini. Ia tidak tahu bagaimana pergaulan Nam Joon dan ia tidak menyangka Nam Joon berteman dengan berandal seperti lelaki itu.
Nam Joon melepaskan diri dari temannya dan beralih ke Seul Gi.
"apa kau baik-baik saja?".
Seul Gi menatapnya, "Lebih baik kau pergi. Aku tidak ingin menemuimu lagi. Atau sekarang aku akan menelfon polisi".
Nam Joon mundur selangkah, "Baiklah. Maaf", ia dan teman-temannya pun pergi meninggalkan mini market.
Seul Gi benar-benar shock. Ia langsung menelfon Gong Yoo ahjussi dan menjelaskan kejadian itu. Ia berkata akan mampir ke mini market dan mengecek cctv untuk melihat kejadiannya.
Setelah Gong Yoo melihat cctv, ia sedikit khawatir mempekerjakan Suzy di shift sore hingga malam. Namun, hanya ini yang bisa lakukan untuk membantu Oh Jin Shim. Wanita cantik yang ia sukai selama ini.
Gong Yoo bertemu dengan Oh Jin Shim di club. Pada saat itu Gong Yoo yang mengenal pemilik club sedang berkunjung dan sang pemilik memperkenalkannya dengan Oh Jin Shim. Mereka berdua menghabiskan waktu satu malam. Bercerita mengenai banyak hal dan jatuh mabuk berdua.
Pada saat itu Oh Jin Shim sudah tidak sadarkan diri didalam mobilnya. Ia mengenakan baju sexy dan Gong Yoo yang sudah tersadar benar-benar terkejut melihat seorang wanita cantik tertidur dimobilnya. Namun Gong Yoo malah merasa kasihan dengan Oh Jin Shim.
Perempuan cantik itu harus bekerja di club malam. Pasti ia bertemu dengan banyak orang-orang yang tidak baik. Namun ia bisa bertahan. Gong Yoo tidak menyentuhnya sedikitpun. Ia hanya menatapnya.
Saat Oh Jin Shim sadar, mereka sudah berada disebuah hotel berbintang. Namun dengan dua kamar. Oh Jin Shim tidak pernah bertemu dengan lelaki sepolos Gong Yoo. Ia tidak tertarik dengan setiap kata yang Gong Yoo keluarkan. Ia terlalu baik untuk menjadi seorang lelaki kaya. Oh Jin Shim tidak ingin terjebak olehnya karena Oh Jin Shim tidak ingin menjadi seperti ibunya yang sangat mempercayai ayahnya namun membuat Ibunya benar-benar tergila-gila pada Ayahnya bahkan setelah Ayahnya pergi meninggalkan ibunya hanya karena mencintai wanita yang jauh lebih terhormat menurut keluarga Ayahnya yang sangat kaya.
Oh Jin Shim hanya tinggal berdua dengan ibunya. Itu pula yang membuat dirinya sangat menyayangi Seul Gi. Mereka berdua memiliki kisah yang kurang lebih sama.
Mereka berdua juga tidak mempercayai cinta atau apapun itu. Mereka hanya akan hidup dengan damai. Oh Jin Shim hanya ingin berhubungan baik dengan siapapun itu termasuk Gong Yoo.
Gong Yoo Ahjussi melihat ke arah Seul Gi, "baiklah, kau tidak perlu khawatir. Mulai sekarang aku akan lebih sering ke toko saat shiftmu. Sebenarnya aku sangat khawatir namun aku tidak bisa mengeluarkanmu atau menemanimu secara terus menerus jadi kau benar-benar harus stand by handphone dan langsung menelfon polisijika hak ini terulang lagi. Mengerti?".
Seul Gi mengangguk, "oh ya Ahjussi.. aku mau minta maaf soal semalam".
Gong Yoo tersenyum, "tidak masalah. Wajar jika seorang pacar ingin melindungi kekasihnya".
Seul Gi menggeleng dengan kuat, "dia bukan pacarku Ahjussi".
"kau tidak perlu menyembunyikannya. Aku lebih berpengalaman daripadamu tahu".
Seul Gi mengeloyor keluar dari kasir, "kalau kau berpengalaman, harusnya kau bisa mendapatkan hati Oennie ku".
Gong Yoo hanya bisa pura-pura tidak mendengar celotehan Seul Gi.
❤❤❤