Bryan kemudian menatap ponselnya dengan bingung juga heran. Ketika serangkaian percakapan cukup panjangnya telah berakhir dengan sangat singkat.
Padahal sepertinya mereka baru saja melakukan beberapa percakapan singkat. Namun karena Monica mendadak kesal dan tidak berselera kembali untuk membujuk seluruh calon tunangannya. Monica terpaksa menghentikan percakapan grupnya dengan sesuka hati.
Bryan bisa memperkirakan suasana hatinya saat ini. Kesal dan seolah ingin melempar atau memukul sesuatu, tentu ingin sekali dilakukan Monica saat ini.
Namun Bryan sama sekali tidak merasa bosan dengan obrolan panjang mereka di grup chat. Sebaliknya, dia justru malah menikmatinya dan tidak pernah bosan untuk mengirimkan beberapa stiker atau koment atau emoticon.
Seolah bukan dirinya. Padahal dulu Bryan tidak pernah menyukai hal tersebut. Dia tidak pernah menikmati satupun obrolan singkat atau panjang yang dilakukan kenalannya atau teman terdekatnya.