Ini mungkin adalah makan malam keluarga pertama mereka di luar, semenjak kepulangan semua anggota keluarga mereka di rumah. Tapi entah bagaimana, Monica bisa merasakan firasat yang buruk setelah malam ini.
Veronika telah memesan sebuah tempat di salah satu restoran yang menjadi tempat biasanya mereka berkumpul. Sehingga tanpa menunggu lama mereka telah duduk di salah satu ruangan VIP yang ada di lantai atas.
"Aku senang kita semua berkumpul di sini malam ini," tutur Veronika dengan penuh perasaan senang. Menanggapi situasi yang menyenangkan setiap kali seluruh anggota keluarganya bisa berkumpul. Terutama malam ini.
Kenapa?
Karena malam ini adalah kali pertamanya, Veronika akan memperkenalkan calon laki-laki pilihannya pada Monica. Laki-laki yang selama beberapa hari ini sudah ia rahasiakan untuk moment yang sangat ditunggu-tunggunya ini.
Veronika bahkan sangat yakin, putrinya, Monica pasti akan langsung menyukai pilihan ini. Tak peduli seberapa hebat dan berkompetennya dua laki-laki lain pilihan suami dan ayah mertuanya, Veronika yakin laki-laki pilihannya jauh tidak kalah hebat dari mereka.
Karena itu, ketika Monica mencoba melakukan beberapa protes padanya, Veronika dengan senang menanggapinya.
"Mom, apa perlu kita mengadakan dinner yang begitu meriah seperti ini? Dengan menghadirkan Kakek dan juga Daddy di acara perjamuan makan kita dengan calon Mommy? Bukankah seharusnya kita bertemu dengannya bertiga saja??" tanya Monica dengan segala ketidaksukaannya.
Bukannnya ia tidak senang harus makan bersama dengan kedua keluarganya yang lain. Hanya saja sekarang ini bukankah mereka seharusnya melakukan pertemuan rahasia saja karena calon yang dipilihkan Mommy pasti tidak akan disetujui oleh Kakek dan juga Daddy.
Tapi apa yang baru saja dilakukan Mommy malam ini?
Mengundang semua anggota keluarganya untuk hadir di sebuah perjamuan makan malam yang Monica pikir akan berlangsung sangat singkat karena ia memang bermaksud untuk mengakhiri itu dengan cepat, dan menghadapkannya pada situasi yang membuatnya bingung ini?
Bahkan Daddy dan juga Kakek sampai bersedia untuk ikut? Padahal Monica pikir mereka pasti tidak akan pernah mau ikut secara sukarela.
"Ini karena Mommy ingin sekalian memperkenalkan calon Mommy pada mereka. Dan karena mereka setuju, yaa.. sekalian saja!" balas Veronika tanpa terbebani.
Monica menatapnya tak kuasa.
"Lagipula, ini tidak hanya akan menjadi pertemuan mereka yang pertama dengan calonmu yang berasal dari Mommy. Mereka juga telah mengundang semua calon mereka kemari. Apa kau tahu itu, honey?" Veronika melemparkan pertanyaannya yang santai.
Monica terkejut.
"Apa?" Ia menatap semua orang bergantian.
"Apa yang baru saja dikatakan Mommy? Apa itu benar?" tanya Monica.
Daddy memberi jawaban lebih dulu.
"Ya. Dan Daddy sudah menghubungi Dr. Haikal untuk datang. Kebetulan jadwalnya kosong malam ini," imbuh Bramasta. Membuat Monica terbelalak tak percaya.
Lalu kini gantian Monica menatap Kakeknya, Hendra.
Hendra berdeham sekali sebelum berbicara.
"Jika kau ingin tahu apa calon Kakek juga datang atau tidak. Ya. Dia dalam perjalanan menuju kemari," sebut Hendra.
Monica melancarkan protesnya.
"Kenapa kalian baru memberitahukannya sekarang?" Monica terpancing amarah, "Apa kalian ingin membuatku malu dan terlihat konyol? Memiliki 3 orang calon saja sudah membuatku terlihat bodoh. Sekarang kalian juga ingin mempertemukan aku dengan mereka semua, secara bersamaan?? Hoh Yang benar saja?!"
Monica menatap ketiganya dengan perasaan amat tidak senang. Harus berapa kali lagi mereka membuat Monica terus frustasi karena tidak kuasa menghadapi mereka?
Veronika menapik ucapan Monica dengan cepat.
"Monicku, kau tidak mungkin terlihat bodoh. Kau adalah putriku yang paling cantik, dan yang paling pintar. Jadi, tidak mungkin ada orang lain yang beranggapan bahwa kau itu bodoh. Tidak mungkin!" tegas Veronika yang sama sekali tidak memberikan penghiburan apapun untuk putrinya.
Monica menatapnya.
"Aku bukannya mengatakan aku akan terlihat bodoh secara akademi atau semacamnya, Mom. Hanya saja, aku akan terlihat sangat bodoh seperti..." Monica bingung sendiri ingin mengatakan apa.
"Lupakan! Bukan hal itu yang penting sekarang karena aku tahu tidak ada anak bodoh di mata Mommy karena aku satu-satunya putrimu. Tapi, perlukah kalian terus memojokkanku seperti ini??" tanyanya frustasi.
Semua orang terlihat bingung.
"Honey, kapan Daddy pernah memojokkanmu?" tanya Daddy tidak setuju.
"Baru saja setelah Daddy pulang!" jawab Monica cepat dan juga sengit.
"Kalian semua memojokkanku dengan ide gila kalian. Dan kalian masih mengatakan bahwa kalian tidak pernah memojokkanku? Kau bahkan memaksaku, Dad!! Sesuatu yang belum pernah kau lakukan! Tapi selalu dilakukan Kakek padaku! Kau melakukannya!!"
Monica menatap sinis Kakeknya. Ia tahu semua masalahnya ini berawal dari Kakek. Jika Kakek tidak pernah mencetuskan ide gila soal perjodohan, Daddy dan juga Mommy tidak akan mungkin berani untuk mengikuti jejaknya.
Mereka akan selalu mendengarkan apapun yang Monica katakan. Sekalipun itu tidak pernah mereka setujui. Dan lihat keadaannya sekarang?!
Setelah mereka mencetuskan ide gila itu, kini mereka ingin mempermalukannya di depan banyak orang? Di depan semua laki-laki yang akan menjadi calonnya??
Oh, Tuhan!! Di mana semua akal sehat seluruh anggota keluarganya ini?? Dan sampai kapan ini semua akan berakhir??!! Belum memulainya saja, Monica sudah merasa sangat-sangat lelah!!
"Kalian serius mereka benar-benar akan datang?" tanya Monica akhirnya tidak kuasa.
"Jika ya. Batalkan itu segera! Aku hanya ingin bertemu dengan calon Mommy saat ini. Jika Daddy dan Kakek ingin ikut bergabung, silahkan! Tapi tolong minta yang lain untuk tidak hadir!!" pinta Monica pada Bramasta dan juga Hendra tanpa peduli mereka akan memarahinya ataupun tidak.
Keduanya langsung menolak.
"Itu tidak mungkin karena mereka sedang dalam perjalanan menuju kemari," jelas Daddy.
Monica menatap Hendra.
"Bukankah calon Kakek itu orang yang sibuk?" tanya Monica padanya, "Aku yakin dia pasti tidak bisa ikut hadir," tambah Monica.
Hendra bersikap tenang.
"Kau salah. Sebaliknya, dia bahkan bersedia meluangkan waktunya untukmu. Sudah Kakek bilang, calon Kakek sedang dalam perjalanan menuju kemari."
Monica langsung terdiam.
"Ya, kami memang baru menghubunginya tak lama. Tapi aku rasa mereka akan segera sampai. Kau tunggu saja. Itu tidak akan lama," seru Daddy yang langsung membuat Monica mencelos.
Memangnya siapa yang menunggu siapa? Apa Monica pernah mengatakan ia menunggu mereka untuk datang??
"Oke, daripada kita berlama-lama. Lebih baik Mommy langsung perkenalkan calon Mommy pada kalian. Kevin, masuklah!" Veronika memanggil seseorang dari luar. Memperkenalkan calonnya dan berujar dengan ceria.
"Perkenalkan dia adalah aktor dan model yang paling berbakat musim ini. Kevin Sanjaya!!"
Semua orang sontak menatap pria yang baru saja hadir. Sementara Monica, ia merasakan nama yang tidak asing di telinganya.
Kevin.. sanjaya?? Aktor sekaligus model??!
Bukankah itu...
Di tengah gemuruh pemikirannya tentang nama yang terasa tidak asing, seorang pria menarik tangan Monica secara mendadak dan mencium pelan tangan Monica untuk memberi salam.
***