Dua hari berlalu, Tetsuya saat ini sedang sarapan di ruang makan di Hotel yang ia tempati, dengan seekor ikan goreng dan semangkuk sup miso hangat, Tetsuya menikmati sarapan paginya. Tubuhnya kembali segar setelah dua hari beristirahat.
Yang Tetsuya lakukan selama dua hari ini hanyalah latihan ringan, mengasah pedang, bermain dengan gagak kasugainya, dan berkeliling kota. Saat Tetsuya tengah sarapan, tiba-tiba seseorang pria datang kearahnya.
" Apa kau Tetsuya Yashuhiro-kun? " Tanya Pria yang berumur sekitar 20 tahunan itu. Tetsuya memandangi pria itu dan mengangguk.
" Um, Silahkan duduk. " Ucap Tetsuya, Pria itu dengan sopan duduk didean Tetsuya.
" Aku Yanagi Keiichiro, aku bertugas mengantarkan Seragam Pemburu Iblismu. " Ucapnya sambil mengeluarkan sebuah kotak yang dibalut dengan kain ungu. Pria itu dengan hati-hati membuka ikatan kain, dan tutup kotak kayu itu.
Didalamnya, Tetsuya dapat melihat sebuah baju hitam yang dilipat dengan rapih, baju itu memiliki kancing berwarna emas, dan lis putih di kerah dan saku dadanya. Tetsuya yang cukup terkesan kemudian menaruh sumpitnya dan mengambil pakaian itu dari kotak.
Ia memandanginya, dan dibelakang pakaian itu terdapat tulisan " Pemburu Iblis " berwarna putih.
" Tidak Buruk. " Ucap Tetsuya dengan wajah datar.
Yanagi hanya diam mendengar itu, dan saat ia merasa bahwa urusannya dengan Tetsuya telah selesai, Yanagi kemudian berdiri dari kursinya dan membungkuk kearah Tetsuya.
" Aku telah menuntaskan tugasku, jadi aku permisi dulu. " Ucap Yanagi.
" Um, Terima Kasih. " Ucap Tetsuya.
Mendengar itu Yanagi mengangguk, lalu tersenyum dan berkata kepada Tetsuya.
" Semoga kau sehat selalu. " Ucapnya, lalu berjalan pergi keluar dari ruang makan. Kembali sendiri, Tetsuya yang telah selesai menghabiskan makannya, berbalik dan melihat keluar sambil menyeruput Teh. Hotel yang ia tempati cukup bagus karena memiliki taman kecil didalamnya.
Lalu, suasana tenang dipecah oleh suara burung gagak yang mendekat kearah Tetsuya.
*Kuoaak*
Mendengar itu, Tetsuya melihat keatas dan melihat Gagak Kasugai miliknya. Gagak Kasugai itu telah Tetsuya beri nama Kuro, tentu saja diberi nama menurut warna bulunya. Kuro kemudian mendarat di tangan Tetsuya, dan berkata dengan suara yang aneh.
" TETSUYA-SAMA, MISI PERTAMAMU TELAH TIBA. "
Mendengar itu, tentu saja Tetsuya antusias, ini yang sudah ia tunggu-tunggu. Ia telah menunggu saat ini, dan berusaha mencari dalang dari munculnya Oni di dunia ini, dan membunuhnya menggunakan kedua tangannya sendiri. Orang yang diceritakan Shishio kepadanya.
" PERGILAH KE YOKOHAMA! DISANA, PARA NELAYAN PERLAHAN HILANG SECARA MISTERIUS!!! *Kuoakk* "
Mendengar itu Tetsuya berdiri dari tempatnya, sementara Kuro masih bertengger di tangannya. Tetsuya kemudian bergumam pelan.
" Yokohama, ya... "
Setelah diam sejenak, Tetsuya kemudian langsung berbalik dan berjalan menuju kamarnya untuk bersiap-siap pergi menjalankan misi pertamanya, di kota pelabuhan, Yokohama.
...
Yokohama sebuah kota padat penduduk yang berada di teluk Tokyo, Tokyo selatan, di Era Taisho saat ini, Yokohama telah menjadi salah satu pusat industri yang ada di Tokyo bahkan jepang. Karena secara Geografis dekat dengan perairan, mayoritas mata pencaharian dari penduduk di Yokohama adalah Nelayan ataupun Pedagang Ikan.
Hal itu didukung lagi dengan banyaknya orang asing yang datang ke jepang lewat Yokohama. Yang secara tidak langsung mengangkat standar Ekonomi di sana.
Walaupun begitu, dibalik gemerlapnya Yokohama sebagai kota Industri, di kota ini juga terdapat wilayah pemukiman kumuh terbesar di jepang, yang diberi nama Kojiki-Yato. Dan tindak kejahatan menjadi hal yang cukup lumrah ditemui di Yokohama
Distrik Lelang, adalah sebuah tempat yang cukup populer di Pelabuhan Yokohama. Menjadi sarana bagi para Nelayan untuk menjual ikan mereka yang dirasa cukup bagus dengan harga yang adil. Para Bangsawan ataupun orang terhormat juga banyak datang kesini untuk membeli Ikan berkualitas.
Salah satunya adalah Gadis Muda yang saat ini terlihat sedang berdiri dikelilingi oleh beberapa orang. Gadis Muda ini adalah anak perempuan dari Keluarga Bangsawan terkenal di Tokyo, Keluarga Hamabe, Hamabe Arisu.
Ia memiliki wajah yang cantik, rambut hitamnya yang indah disanggul sebagai mana layaknya perempuan dari keluarga terpandang. Pandangan matanya tajam dan terlihat cerdas. Arisu adalah gadis berusia 17 tahun yang sedang dalam fase menuju kedewasaan.
Menurut adat yang ada di keluarganya, Gadis yang akan menginjak usia 18 tahun, akan diberi beberapa tugas yang ditentukan oleh Kepala Keluarga untuk dilakukan, hal itu telah dilakukan di dalam keluarga Hamabe secara turun temurun.
Dan tugas yang diberikan kepadanya adalah...
" Membawakan sebuah ikan yang dapat Terbang jauh ya.... * Sigh * "
Wajah anggun Arisu menghilang saat dia menghela nafas lelah. Ia telah melaksanakan semua tugas yang diberikan ayahnya kecuali yang terakhir ini.
' Memangnya ikan seperti itu ada...? ' Pikir Arisu, ia menjerit dari pikirannya.
" DAN INILAH, BEBERAPA FLYING FISH RAKSASA YANG DITANGKAP DI SAMUDRA PASIFIK, MEMILIKI PANJANG 1,2 Meter DENGAN BERAT 28 Kg, TAWARAN DIMULAI DARI HARGA 0!!! "
Mendengar itu, kerumunan menjadi riuh, dan para penawar mulai mengajukan tawaran mereka. Pengawal Arisu yang melihat itu juga berbisik ke nona mudanya.
" Nona, ini pasti yang dimaksudkan tuan dengan Ikan Terbang, bukankah kita seharusnya menawarnya...? "
Mendengar itu Arisu berpikir.
' Flying Fish memang bisa terbang, tapi itu hanya beberapa meter dari permukaan air, jangankan terbang jauh, terbang tinggi saja mereka tidak bisa, apalagi tanpa air... '
Saat Arisu tengah berpikir, tiba-tiba seorang anak menabraknya, para Penjaga yang sedang mengamati kerumunan tidak menyadari itu.
* Buk *
Anak itu kemudian jatuh ke tanah dan terlihat kesakitan.
" Ouch! "
Melihat itu, para pengawal menyadari kesalahan mereka, namun mereka menyangkalnya dan memarahi anak itu.
" Hei Bocah, apa kau tidak memiliki mata, huh? " Ucap salah satu pengawal.
Melihat tingkah laku pengawalnya, Arisu tidak senang dan memarahinya.
" Hentikan itu! " Ucapnya dengan tenang, yang langsung membuat mereka diam.
Ia lalu, berlutut didepan anak itu, dan berkata sambil tersenyum.
" Apa kau tidak apa-apa? "
Dan saat Arisu melihat wajah anak itu, ia mengenalnya. Tapi sebelum Arisu bisa kembali berbicara, Anak itu tiba-tiba mengambil Kalung emas yang tergantung di leher Arisu dan langsung berdiri dan mencoba berlari.
Melihat itu, baik Arisu ataupun para pengawalnya kaget, mereka tahu bahwa tingkat kejahatan di Yokohama tinggi, tapi mereka tidak menyangka bahkan anak sekecil itu telah melakukan berbagai macam cara untuk mencuri.
Anak itu berlari dengan sekuat tenaga, namun tiba-tiba seseorang lewat didepannya dengan santai. Anak itu yang tidak sempat berhenti kemudian menabrak orang itu dengan keras dan terpental cukup jauh.
Orang itu yang sedang memakan Cumi Panggang hanya memiringkan kepalanya saat melihat anak itu jatuh menabraknya.
" Hmm? "
Sementara itu, Anak itu sangat kesakitan karena ia seperti baru saja menabrak besi, kepalanya pusing dan matanya berkunang-kunang. Hingga akhirnya ia merasakan kedua tangannya dicengkram oleh tangan yang adalah milik pengawal Arisu.
" Kau sekarang tidak dapat Lari, Nak. " Ucap salah satu pengawal, ia semakin kesal dan mencengkram tangan anak itu dengan sangat keras.
Walaupun Anak itu telah mencoba mencuri perhiasannya, tapi Arisu yang mengenal wajah anak itu berkata kepada pengawalnya.
" Kalian, jangan terlalu kasar padanya. " Ucap Arisu.
Orang-orang mulai berkerumun dan melingkari mereka saat melihat keributan, namun Arisu memerintahkan para pengawalnya untuk kembali menertibkan kerumunan orang.
Arisu kemudian berlutut didepan anak yang kedua tangannya dicengkram.
" Halo, apa kau masih mengenalku? " Ucap Arisu, namun anak itu hanya berkata.
" Bunuh aku! " Ucapnya.
Mendengar itu, Arisu menyadari bahwa anak yang ia kenal ini sepertinya telah melupakannya, ia lalu memutuskan untuk menyebutkan namanya.
" Apa kau telah merupakan Arisu-nee mu ini, Daichi?"
Wajah anak itu berubah saat wanita didepannya menyebutkan namanya, ia kemudian melirik wanita didepannya dan memperhatikan lebih seksama, sebelum berkata.
" Kau.... Arisu-nee? Benar-benar Arisu-Nee? "
Ucap anak itu dengan tergagap, mendengar itu, Arisu hanya mengangguk dan tersenyum. Melihat itu, air mata tidak dapat lagi terbendung dari anak itu, ia menangis dan langsung memeluk Arisu.
" Arisu-nee!!! "
Melihat itu, Arisu balas memeluk anak itu, walaupun pakaiannya kotor, tapi ia tidak peduli. Anak itu telah ia anggap sebagai adiknya sendiri, walaupun mereka berpisah 2 tahun lalu dan tidak pernah bertemu lagi.
" *Pat* *Pat* tenang Daichi, Arisu-nee disini, kau sekarang tidak perlu khawatir. " Ucap Arisu sambil mencoba menenangkan Daichi.
" A-arisu-nee, Yuuki... dia sedang sakit, tolong bawa dia bersamamu untuk berobat, kami tidak memiliki uang untuk melakukannya. " Ucap Daichi sambil mencoba menahan tangasinnya, mendengar itu Arisu kaget, Yuuki adalah adik dari Daichi, dan sebagaimana Daichi telah ia anggap sebagai adiknya, begitu pula dengn Yuuki.
" Yuuki-chan sedang sakit kau bilang? Memangnya dimana Nagi-Ojii san? "
Mendengar Arisu menyebutkan nama ayahnya, wajah Daichi berubah pucat dan muram. Tetapi ia mencoba menguatkan hatinya dan berkata sambil tergagap.
" A-ayah belum pulang dari laut sejak 3 Hari yang lalu dan tidak ada kabar darinya. "
Mendengar itu, Arisu kembli kaget.
" Apa!? 3 Hari? "
Daichi hanya mengangguk, kemudian Arisu bertanya kembali kepada Daichi.
" Daichi, coba ceritakan lebih lanjut kepada Nee-san tentang Nagi-Ojii san yang belum pulang dari laut sejak 3 hari yang lalu. "
Mendnegar itu, Daichi menelan ludah, dan berkata dengan ragu...
" Itu... "
Tapi sebelum ia bisa berbicara, suara seorang pemuda terdengar.
" Jika kalian tidak keberatan, bisakah aku juga ikut mendengarkan ceritanya. "
Mendengar suara itu, baik Arisu, Daichi, dan para pengawalanya, melihat keasal suara. Suara itu ternyata berasal dari pemuda yang ditabrak oleh Daichi tadi, pemuda itu memiliki rambut biru navy yang diikat menggunakan kain putih, ia menggunakan baju hitam dan Haori biru dengan motif putih. Syal putih terlilit di lehernya, dan ia terlihat sedang memakan Cumi Panggang dengan wajah datar.
Arisu dan yang lainnya hanya diam, sebelum pemuda itu kembali berbicara.
" Tidak keberatan, kan...? "
— 新章節待更 — 寫檢討