Kepulangan Reno yang selalu tepat waktu dalam sebulan ini,bukan berarti tak menimbulkan masalah,apalagi menyangkut masalah perempuan.
Sudah seminggu ini kediaman mereka selalu kedatangan tamu tak diundang,membuat Lina pusing meladeninya.
Karna hampir setiap hari akan datang perempuan berbeda yang menanyakan keberadaan suaminya itu.Dan yang membuat Lina semakin kesal tidak semua perempuan yang datang mencari Reno bersikap sopan padanya.
Ada yang mengintrogasinya seakan akan Lina lah yang jadi tersangka atas ketiada kabar nya Reno,ada yang mengecapnya dengan pelakor,bahkan ada yang menyebutnya jalang karna tak terima jika Reno tinggal bersama dengan Lina.
Padahal Lina selalu beralasan jika dia itu sepupunya,saudaranya bahkan Lina mengaku sebagai adiknya Reno,Dia tak berani memberitahu status dia yang sebenarnya sebagai istri Reno,karna dia takut tindakan tanpa persetujuan Reno akan menimbulkan masalah.
Cekrek...
Suara pintu terbuka dari luar menandakan kepulangan Reno yang tengah ditunggu oleh dua wanita cantik didalam rumahnya,satu istrinya dan yang satu wanita yang mengaku pacarnya.
"Kamu kemana aja sih,aku kangen tau."wanita yang mengaku pacar Reno langsung menghampiri Reno dan memeluk Reno yang baru melangkahkan kaki beberapa langkah kedalam rumahnya.
"Kamu ngapain disini.."ucap Reno dengan nada tidak sukanya.
"Aku dari tadi disini nungguin kamu pulang lah,abisnya kamu sekarang sulit untuk dihubungi jadi aku kesini."sang wanita masih bergelayut manja ditubuh Reno.
"Kalo mau pacaran jangan disini donk kak,mending ajak aja ketoko kue disebrang jalan sana yang enak banget kuenya,ka Rani pasti suka deh."Lina menghampiri pasangan yang itu yang tengah bermesraan tak jauh dari pintu.
"Ikut aku..."Reno langsung menarik tangan Rani keluar rumahnya,begitu Lina menyelesaikan kata katanya.Entah mengapa ada rasa tak suka ketika Lina bersikap biasa saja.
Lina menghela nafas kasar begitu kedua insan itu menghilang dari hadapannya,dia tak habis pikir suaminya ini mempunyai banyak pacar.
"Sungguh beruntung aku menikahinya secara kontrak,jika tidak ukhhh bisa mati berdiri aku menghadapi lelaki macam itu."Lina seakan meralat pernyataan nya sendiri karna pernah memuja sang suami sebagai suami sempurna jika terikat pernikahan yang sesungguhnya.
Tiga puluh menit berlalu,Lina sekarang sedang sibuk didapurnya tengah memasak untuk dirinya sendiri karna ia pikir suaminya pasti tak akan pulang cepat,jadi dia memasak nasi goreng seporsi hanya untuk dirinya.
"Masak apa.."sebuah tanya dari arah belakang Lina yang tengah sibuk dengan wajannya membuatnya teekejut.
"Lho kok udah pulang.."Tanya Lina begitu ia mendapati Reno tepat berada dibelakangnya.
"Ya aku pulang memangnya aku bilang kalo aku gak pulang malam ini..."jawab Reno ketus dia mengambil duduk disalah satu bangku meja makan.
"Jadi kamu menelponku puluhan kali hanya karna Tari.."sambung Reno,dia masih ingat betul bagaimana dia tidak bisa mengacuhkan telpon panggilan yang terus terusan masuk atas namanya.Dia pikir ada sesuatu yang mendesak.
"Hanya kaka bilang,ini sudah seminggu ka,entah ada berapa cewek yang kesini nyariin kaka dengan alasan yang sama.Makannya kalo punya pacar tuh secukupnya aja."omel Lina pada Reno dengan tak mengalihkan pandangnnya pada sang wajan.
"Semestinya diumur kaka ini,kakak sudah harus memikirkan hubungan yang serius bukan hanya untuk kesenangan semata.Cari cewek yang bagusan cakepan dikit ke tingkah dan sikapnya,bukan hanya nyari yang cakep luarnya aja."sambung Lina lagi seraya membawa nasi goreng yang sudah jadi kemeja makan.Reno tak bisa berkata kata mendengar omongan yang keluar dari mulut Lina yang memang betul adanya.
"Kok cuma sepiring.."protes Reno begitu melihat nasi goreng yang dibuat istrinya hanya satu piring.Dia mencoba mengalihkan pembicaraan yang tak ingin ia bahas.
"Siapa suruh gak makan diluar,kalo perlu minta masakin aja sama pacar pacar kaka."Lina ketus menanggapi Reno yang tak menggubris ucapan seriusnya.
"Cemburu nih.."ucap Reno yang berhasil membuat Lina menyemburkan semua makanan yang ada dimulutnya.
"Haha,Kepedean banget sih.Denger ya kak Reno aku marah bukan karna cemburu ingat itu baik baik.Aku marah karna kaka sudah melanggar kontrak yang udah kita setujui.Kaka gak lupakan dilarang membawa pacar atau gebetan kerumah setanpa ijin dari pihak kedua."
'Lagi lagi kontrak"ucap batin Reno yang tak percaya jika Lina benar benar menjalankan semua yang ada dikontrak pernikahan itu.
Padahal dulu dia membuat kontrak itu tanpa berpikir panjang,dia sengaja membuat kontrak yang memberatkan Lina karna sengaja ingin menekannya.
"Memang siapa yang membawa mereka kesini Lina,mereka aja yang datang sendiri kesini memang aku yang suruh." Reno membela diri.
"Biasanya juga kekantor kan,suruh aja mereka kekantor."Lina ingat bagaimana Sinta yang masuk dengan mudahnya memasuki kantor Reno.
"Sekarang gak bisa,karna Leo yang tidak mengijinkan mereka untuk masuk."jawab Reno jujur.
Memang setelah kejadian dihari dia meninggalkan Lina sendirian dikantor,Leo tak memberi ijin siapa pun untuk masuk tanpa seijinnya.
Lina tak menanggapi apa yang diucapkan Reno,yang ia tau sekarang ia lapar.Jadi dia hanya fokus akan perutnya yang meminta untuk di isi.
"Bagi donk..."Reno merebut piring nasi goreng Lina untuk ia makan.
"Akkhh ka aku masih pengen."protes Lina tak terima.
"Aku lapar Lina,karna aku gak bisa masak seharusnya kamu ngalah donk sama yang gak bisa masak."Reno memasukan nasi goreng kemulutnya dengan cepat,seolah olah dia takut Lina akan merebutnya kembali.
"Menyebalkan.."Lina memalingkan muka dari Reno,mencoba memberitahu suaminya jika dia sedang marah.