Reno sekarang sudah rapih ia sudah siap untuk kekantor. Ia menuruni anak tangga untuk sarapan terlebih dahulu.Di sana ada Lina yang tengah menunggunya.
" Selaalu cantik seperti biasa" batin Reno bergumam.Reno memang tidak menganggap Lina istrinya tapi ia sebagai lelaki mengakui bahwa isrti kontrak nya itu selalu tampil cantik didepannya entah tengah malam menyambutnya pulang atau melayaninya ketika pagi hari.
Lina memang memiliki rupa yang cantik. Rambutnya yang lurus, hidung yang sedikit mancung, matanya sedikit sipit seperti wanita cina dan kulit yang putih.Bodynya pun bak seperti model tinggi dan badan ideal itulah Lina.
Reno menarik kursi untuk ia makan. Lina dengan sigap menyiapkan makanan suaminya itu.Suasana dimeja makan sama seperti biasanya tak ada suara lain kecuali peralatan makan yang terdengar. Mereka tak pernah mengobrol walaupun sedang berhadapn seperti sekarang.
Kedua mahluk itu hanya makan dimeja yang sama tanpa ada yang berarti.Seperti mereka menerima status mereka masing masing.
Reno menyelesaikan sarapannya dengan tenang dan Lina merapikan meja makan dan mencuci piring kotor bekas mereka makan.
Sekarang Reno sedang menyeruput kopinya yang tentunya sudah disiapkan oleh Lina. Dia melirik arlojinya yang hampir menunjukan jam 09.00 pagi. Itu tandanya ia harus segera berangkat.
Jarak kantor dengan rumahnya sangatlah jauh. makannya ia jarang pulang kerumah,ia pulang hanya satu minggu sekali untuk mengunjungi isrtinya itu. Selama ia tidak pulang kerumahnya ia pulang ke apartemen yang jauh lebih dekat dengan kantornya.Tentunya tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Keinginan dari Lina sendiri lah yang ingin mempunyai rumah jauh dari orang tua nya ataupun mertuanya.Itu adalah syarat yang pertama Lina ajukan pada Reno selaku orang yang mengajaknya menikah secara kontrak.
Reno bergegas menuju garasi mobilnya sedangkan Lina mengikutinya dari belakang hanya untuk membukakan pintu gerbang untuk suaminya.
" Tinnn..." hanya suara klakson yang terdengar ketika mobil Reno melewati Lina . Tak ada ucapan selamat tinggal atau yang lainnya yang mengiringi perpisahan mereka pagi itu.
" sebaiknya aku bergegas nyuci lalu mandi" Lina bergegas menutup pintu gerbang dan dikuncinya. Ia akan mencuci baju jadi ia berjalan menuju kamar Reno mengingat pakaian kotornya belum ia ambil.
Lina meraih ember cucian dikamar mandi Reno diraihnya kemeja celana beserta daleman sang pemilik.Lina memeriksa setiap kantong yang berada di baju dan celana takutnya akan ada benda penting yang ikut tercuci olehnya.
Lina mendapat kertas disaku baju kemeja Reno lalu ia keluarkan dan ia periksa. Tertulis di kertas itu pembelian cincin emas seharga 10 juta. Mendapatkan itu Lina tidak kaget karna mengingat suaminya itu seorang playboy yang loyal terhadap pacarnya .
" wow beruntung sekali,siapapun yang menjadi istri sungguhanya nanti pasti akan sangat beruntung" gumam Lina menatapi kertas yang ia pegang.
Padahal jauh didalam lubuk hatinya ia merasa sedikit sedih. Reno sangat loyal dengan semua pacarnya sedangkan untuknya Reno memberikan perhiasan padanya hanya saat mereka menikah. Memang dia tidak berharap Reno bersikap begitu padanya tapi hal itu cukup membuatnya iri pada perempuan yang Reno cintai.
" Semoga suatu saat nanti jodohku selanjutnya adalah orang yang sangat mencintaiku" Lina menaruh kertas itu didalam meja laci bersatu dengan kertas yang lainnya. Yang hampir semuanya adalah kwitansi dari perhiasan.