'Sudah cukup menahan diri,' sebuah keteguhan tersusun.
Dia yang menemukan keteguhan hati menarik tubuh istrinya, mendekatkan punggung perempuan tersebut pada dadanya. Menikmati tiap detail sentuhan yang bisa ia ciptakan dengan lumuran sabun dan busa. Membuat gosokan menggunakan Ibu jari dan telunjuk pada salah satu daun telinga istrinya. Mahendra suka mendapati perempuan itu kegelian, memiringkan kepalanya beberapa kali, wajahnya semu merah bak buah apel.
Lelaki ini melakukan hal tersebut demi menyuapi kepura-puraannya terkait dirinya yang seolah tak tahu bahwa istrinya berjuang keras menjauhkan pandangannya dari telapak tangan koyak.
"aku punya syarat, sebelum kita menemui opa Wiryo," Hendra tak tahan juga pada
"dokter Martin," kalimatnya belum usai tatkala perempuannya menyahut.