"Yang kau sebut barusan merupakan dua hal yang berbeda, Hendra," perempuan ini mengeluh, namun Mahendra tak bisa mengabaikan fakta.
"Apapun alasanmu. Kenyataannya, kau mengabaikan makanan itu dan membiarkannya begitu saja di luar sana, Aruna!" tukas Mahendra. "Jangan kau pikir karena aku tak bisa marah padamu, kau bisa bertindak sesuka hatimu!"
"Aku tak mengabaikan—" kalimat ini belum usai ketika Mahendra berusaha menarik selimutnya. Dan Aruna mempertahankan benda tebal tersebut, berharap tidak terlepas dan tetap membungkus tubuhnya secara menyeluruh.
"Sudah cukup! Berhenti bersikap kekanak-kanakan!" dia kian geram tatkala Aruna mengabaikan kehendaknya. "Kenapa kau seperti ini?!" keheranan, Mahendra memegang dagunya dan memberinya tatapan tajam.
"Aku ingin tidur. Itu saja," salah satu tangan Aruna keluar dari selimut dan berusaha melepas telapak tangan Mahendra dari cara pria tersebut memegang dagunya.