Aruna ingin melompat rasanya tatkala melihat lily berpakaian rapi dengan rok sedikit di bawah lutut dan ID card yang menggantung sempurna pada lehernya. Gadis tersebut juga mengenakan hem yang sama sempurnanya sebagai atasan. Perempuan hamil dengan manik berbinar masih ingat bagaimana sahabatnya selalu punya mimpi akan menjadi salah satu top leader perusahan dibawah naungan Djoyo Makmur grup —dulu sekali, bahkan ketika tak ada satupun yang tahu dunia akan berputar menjadi demikian.
Lily melirik Aruna dengan hati-hati, berbeda dengan perempuan hamil tersebut. Dia bergerak ringan dan berakhir dengan menculik sahabatnya. Menyeretnya ke ruangan lain, menepi di salah satu sisi rumah keluarga ayah Lesmana, "Kamu-" dia tersenyum, "-terlihat beberapa tahun lebih dewasa," binar netra coklat semakin terang.
"Hehe" gadis itu hanya tertawa dan tawanya menghilang menyadari seseorang datang.