"Apa yang terjadi padanya?" pertanyaan Gibran tidak menjadikan pengamat kaca transparan yang di dalamnya menyajikan tubuh terbaring dengan separuh wajah lebam dan tangan dililit perban.
"Apakah aku harus menjelaskan sesuatu yang kakak sudah tahu??" keduanya mengumbar tatapan kosong.
.
.
Di bawah langit-langit lantai dua rumah sakit Salemba, dua orang lelaki seayah beda ibu pada akhirnya saling terbuka atas masalah pelik yang membelenggu mereka.
"Melihat ini, aku tidak tahu lagi jalan mana yang benar, yang harus ditempuh," Gesang sang adik di terpa gundah gulana "Tapi aku…"
"Aku akan menjaganya," Potong Gibran. Netra hitam legam sang kakak berpindah dari kaca membentang yang melukiskan ketidak sadaran Syakila, beralih kepada sang adik yang berada pada sisi kanannya, "Dengan caraku," Keberanian dan niat yang tersimpan lama sepertinya akan dia wujud kan