Hendra menautkan alisnya, membaca lebih lama dengan aura keseriusan. Aruna yang penasaran kembali mendekati tubuh Mahendra, ikut menamati sambil membacanya.
Presiden Direktur Utama Djoyo Makmur Group, pihak satu atas nama Wiryo dan pihak kedua atas nama Mahendra.
"Anda serius dengan keputusan yang anda buat?" Hendra masih enggan membuat goresan. Dia melirik kakeknya.
"Tidak ada pilihan lain untuk lelaki yang sudah tua, dan tak mampu berjalan," ungkapan Wiryo sejalan dengan dirinya memperhatikan Aruna.
Dan seketika Aruna canggung bukan main, walau dia sejujurnya belum mengerti kenapa dirinya ditatap seperti itu.
"Sejujurnya tanggung jawab sebesar ini tidak bisa hanya dipikul lelaki seorang diri," Wiryo masih mengamati Aruna. Dan Aruna kian paham arah pembicaraan Wiryo kemana.