Astro sama sekali tak mengajakku bicara walau sudah mengalihkan rute ke sebuah supermarket untuk berbelanja. Dia mengemudi, memarkir mobil, hingga membiarkanku memeluk lengannya selama kami belanja di supermarket dalam diam.
Aku merasa buruk dengan diriku sendiri karena dia mengabaikanku. Aku bahkan belum mengatakan apapun tentang rasa nyeri yang kurasakan, juga tentang betapa aku merasa bersalah karena belum bisa memberikannya bayi yang dia inginkan. Kami memang saling membantu memilih barang belanjaan, tapi hanya dengan isyarat tangan. Ini benar-benar terasa menyebalkan.
Aku menghempaskan tubuh di kursi sebelah kemudi dan membiarkan Astro yang membereskan belanjaan. Aku sempat memperhatikannya mengatur semua barang di bagasi dari spion tengah sebelum memejamkan mata. Tubuhku terasa lelah sekali. Mungkin aku akan langsung tidur jika sampai di rumah rahasia.