下載應用程式
10.71% Istri Kecil CEO Tampan & Dingin / Chapter 9: Bab 09

章節 9: Bab 09

"Iya mas.." kata David patuh.

"Ayo sekarang kamu minta maaf padanya dan kamu juga harus berjanji tidak akan mengulanginya kembali." pinta tuan Arjun Saputra.

"Sekarang?" tanya David.

"Iya sekarang, cepat." jawab tuan Arjun Saputra.

"Baik mas.." kata David patuh.

"Hallo kakak ipar yang baru saya David adik ipar kamu maaf ya soal yang tadi karena saya tidak mengetahui kalau kamu adalah istri dari kakakku juga." kata David meminta maaf pada Dinda.

"Em sepertinya enak nih aku kerjain sama seperti Nike dan Nurul ah.." kata Dinda dalam hati.

"Oke aku maafin, aw.. Suamiku.." kata Dinda yang berjabatan tangan dengan David.

"Iya sayang ada apa?" tanya tuan Arjun Saputra.

"Lihat dia sayang, dia begitu lagi." jawab Dinda.

"Maksudnya?"

"Tanganku sakit lagi huwa.."

"David.."

"Yes my brother is why?" tanya David.

"Do you repeat it?" tanya tuan Arjun Saputra juga.

"My brother's number I shook hands with him wasn't slow, what's wrong?"

"Are you serious and not lying?"

"Of course my brother I answered honestly and didn't lie with you." jawab David.

"He lied my husband, my hand was very painful Huwa.." kata Dinda.

"Hmm sepertinya aku di kerjain oleh kakak ipar baru ku." kata David dalam hati.

"Ya sudah aku mau kembali ke paviliun saja percuma aku di sini suamiku sepertinya lebih membela adiknya dari pada aku hem.." kata Dinda kesal dan kemudian pergi meninggalkan tuan Arjun Saputra dan David di paviliun tuan Arjun Saputra.

"Setan kecilku kenapa kamu pergi.." kata tuan Arjun Saputra dalam hati yang menginginkan Dinda tetap tinggal di paviliun miliknya.

"Ini semua gara-gara kamu David hem.." kata tuan Arjun Saputra yang marah pada adiknya, lalu pergi meninggalkan David.

"Aku lagi yang salah, tau ah emang kakakku bucin untuk ke dua kalinya dengan seorang perempuan, ah pusing saya memikirkan tentang percintaan lebih baik aku menemui ibuku saja." kata David yang juga pergi dari paviliun milik kakaknya.

Dinda pun pergi dan kembali ke paviliun nya sendiri, di tengah perjalanan Dinda mendengar suara desahan dari paviliun milik madunya yang lain yaitu Nurma. Kemudian Dinda pun pergi ke paviliun milik Nurma, Dinda melihat Nurma sedang melakukan sesuatu bersama dengan laki-laki lain.

Dinda yang melihat itu terkejut dan menginjak ranting kemudian terdengar oleh laki-laki yang sedang ada di paviliun milik Nurma.

"Lala.. Lala.. Lala.. Akhirnya aku bisa keluar dari paviliun itu senangnya hatiku." kata Dinda sambil bersenandung.

"Ah.. Ah.. Mas.." desahan keluar dari Nurma.

"Ha.. Suara apa tuh, sepertinya suara itu dari paviliun mbak Nurma coba lihat ah.." kata Dinda yang akan pergi ke paviliun milik Nurma.

"Ha.. Apa..!! Itu kan mbak Nurma. Apa yang dia lakukan dengan laki-laki itu, rasanya aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat ini." kata Dinda melihat adegan dewasa di depan matanya dengan berjalan mundur.

Krek.. Krek.. Krek.. Ranting di injak oleh Dinda yang berjalan mundur.

"Suara apa tuh?" tanya laki-laki asing di paviliun milik Nurma.

"Tidak tau mas, tunggu saya lihat dulu ya." jawab Nurma.

"Hei.. Siapa itu?" tanya Nurma.

"Duh ketahuan lagi, duh Dinda ceroboh sekali sih kamu lalu apa yang harus aku lakukan sekarang ini." keluh Dinda.

"Itu sepertinya kakak ipar sedang apa dia di sana sepertinya sedang mengalami masalah coba kesana saja deh.." kata David yang melihat Dinda di sekitar paviliun milik Nurma.

"Aw.." kata Dinda yang tergores sesuatu.

"Hai siapa di sana?" tanya Nurma lagi.

"Kucing.." jawab David membekap mulut Dinda.

"Oh kucing, eh sejak kapan kucing bisa ngomong sudahlah lebih baik aku kembali ke dalam paviliun saja." kata Nurma.

"Ih lepaskan aku, hem.. Kamu lagi." keluh Dinda yang di bekap mulutnya oleh David.

"Hehe.." David hanya tertawa.

"Haduh tangan kamu luka." kata David yang melihat tangan Dinda terluka.

"Ih apaan sih jangan pegang-pegang deh atau.." kata Dinda yang coba mengancam David.

"Atau apa kakak ipar?" tanya David.

"Ku bilang ke suamiku lagi." jawab Dinda.

"Tidak, jangan kakak ipar ku mohon jangan kamu bilang pada mas Arjun lagi ya, ku mohon.." kata David memohon pada Dinda.

"Baik.. Asalkan kamu minggir saya mau ke paviliun ku hem.." kata Dinda yang pergi meninggalkan David.

"Adik kecil itu sangat mengemaskan sekali pantas saja mas Arjun memperlakukannya berbeda dari ketiga istrinya bahkan dia juga bilang kalau istri barunya itu spesial." kata David yang kemudian pergi menemui ibunya.

----

Jeddderrr..

Suara petir menyambar dan lampu di kediaman tuan Arjun Saputra mati, Dinda yang sangat takut gelap memutuskan untuk keluar paviliun.

Tanpa Dinda sadari bahwa saat ini tuan Arjun Saputra sedang mengawasinya dalam keadaan kediamannya yang sangat gelap gulita itu di tambah petir yang terus saja menyambar juga turunnya air hujan yang sangat deras sekali.

"Duh Daniar dimana sih aku sangat membutuhkannya saat ini kenapa tidak ada, mana gelap, astaga petirnya." kata Dinda yang ketakutan.

"Setan kecil itu mau kemana ya?" tanya tuan Arjun Saputra dalam hati sambil terus mengawasi Dinda.

"Aduh.." Dinda menabrak seseorang yang ternyata dia adalah tuan Arjun Saputra sendiri.

"Apa yang kau lakukan di sini dan malam-malam seperti ini?" tanya tuan Arjun Saputra.

"S-siapa kau?" tanya Dinda juga.

"Aku ini orang yang kamu nikahi kemarin." jawab tuan Arjun Saputra.

"K-kau suamiku?"

"Ya iya lah.. Cepat katakan sedang apa kau di sini sendirian?"

"Saya takut dengan gelap dan juga petir om.." jawab Dinda.

"Baiklah sekarang aku antar dan aku temani kamu di paviliun kamu." kata tuan Arjun Saputra.

"T-tapi om.." sambung Dinda.

"Sudah ayo dan tidak ada kata tapi." kata tuan Arjun Saputra yang memaksa dan menggendong Dinda menuju ke paviliun nya.

"Om.. Jangan om.. Lepaskan Dinda om.." kata Dinda yang meminta untuk di lepaskan dari gendongan suaminya itu.

"Sudah diam.." pinta tuan Arjun Saputra.

"Om.."

Sesampainya di paviliun tuan Arjun Saputra tidur di samping Dinda dengan memeluknya. Keesokan harinya Dinda terbangun dan menatap tuan Arjun Saputra CEO dingin dan tampan itu.

Deg deg deg.. Jantung Dinda berdetak dengan cepat saat Dinda memandangi suaminya.

"Em sudah pagi, loh kok ada om Arjun Saputra di sini, eh tapi kalau ku perhatikan dia tampan juga ya." kata Dinda yang memandangi suaminya.

"Hoamm.."

"Aduh dia akan bangun dari tidurnya aku harus pura-pura tidur lagi agar si om ini gak sadar kalau aku sudah bangun." kata Dinda dalam hati.

"Sudah pagi kah, kamu tidur nyenyak ya buktinya pulas di pelukanku, tapi kenapa aku merasa semakin kesini aku semakin menyukai setan kecil sepertimu yang menyebalkan juga." kata tuan Arjun Saputra yang terbangun dari tidurnya.

"Apa..!! Si om om ini panggil aku setan kecil enak saja masa gadis kecil, imut dan cantik seperti diriku ini di sebut setan kecil sih.. Dasar kulkas dua pintu.." kata Dinda dalam hati yang masih berpura-pura tidur.

Lalu kemudian datanglah Daniar pelayan pribadi Dinda di kediaman tuan Arjun Saputra.

Tok.. Tok.. Tok.. Suara pintu di ketuk oleh Daniar.

"Ih siapa lagi yang datang mengganggu saja aku kan masih ingin memandangi setan kecilku ini ketika dia tertidur." keluh tuan Arjun Saputra.


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C9
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄