"Hei gadis, apakah kamu masih belum jelas dengan posisimu? Apakah aku harus mengingatkanmu tentang statusmu agar kamu tahu apa yang dapat kamu lakukan dan tidak bisa kamu lakukan?"
"Statusku? Apa statusku? Katakan padaku apa statusku!"
Kemarahannya yang sangat parah mendorongnya untuk membalasnya dengan agresif. Dia sepertinya menyadari arti di balik kata-katanya saat dia menarik lengan bajunya dengan kedua tangannya. Dengan suara gemetar, dia melanjutkan, "Apakah maksudmu aku... kekasihmu, perempuanmu dan milikmu? Apakah kamu mengarah pada ketiganya saat berbicara tentang sebuah status?"
Dia menatapnya dengan dingin dan tanpa ekspresi, seolah mengakui interogasinya.
Tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak.
"Mu Yazhe, kamu terlalu berlebihan! Kamu pikir aku ini siapa dan kamu perlakukan seperti apa diriku ini? Mainanmu dan milikmu? Seseorang yang siap sedia memanggilmu?!"